Tak Dianggap
Sastra | 2024-11-16 18:34:23Di penghujung kota London Inggris terdapat sebuah rumah sederhana yang ditinggali oleh keluarga yang beranggotakan 4 orang seorang ayah, ibu satu orang laki-laki dan satu orang perempuan. Di keluarga itu tidak ada yang namanya kebahagiaan tidak ada yang namanya canda tawa secara lepas, yang ada hanya penyiksaan, penderitaan yang selalu tercipta di setiap harinya. Orang-orang mengira keluarga itu adalah keluarga yang sangat bahagia, keluarga yang penuh dengan canda tawa, dan sejuta kebahagiaan. bahkan sebagian orang ingin menjadi bagian dari keluarga itu. Namun tidak dengan Fiona aura Katrina seorang gadis yang berumur 16 tahun yang merupakan anak dari keluarga itu. ia harus merasakan kesedihan,kebencian,penyiksaan penderitaan oleh orang-orang sekitarnya. Iya hanyalah seorang gadis yang tidak tahu di mana letak kesalahannya sehingga orang-orang itu berbuat semena-mena terhadapnya
Apakah Katrina akan bahagia? Atau
Apakah Katrina akan terus menerus merasakan penderitaan seumur hidup nya?
Katrina terkenal dengan sifat nya yang ceria dan riang gembira tetapi tidak ada yang menyangka jika dia memiliki Luka yang pahit.
setiap hari yang ia lakukan adalah mengadon kue untuk di jualnya berkeliling menggunakan sepeda kayuh nya. Hanya itu yang bisa ia lakukan sebab ia tidak di sekolahkan oleh orang tua nya, ia di tuntut untuk mencari uang dari kecil. berbeda dengan kakak nya yang selalu di sayang dan di sekolahkan di sekolah ternama yang ada di London , terkadang Katrina merasa iri terhadap Kakak nya. ia juga sangat amat ingin sekolah tetapi keadaan memaksanya untuk menjadi seperti ini. ia berangkat pagi untuk menjajakan dagangannya, mengelilingi setiap sudut kota London yang amat luas itu, ketika lelah, dia akan berhenti di pinggir jalan dan istirahat sejenak, setelahnya ia lanjut berkeliling lagi.
" kue,kue, kue," -ucap nya-
" di beli Bu, ka kue nya" -imbuh Katrina-
penghasilan nya tidak terlalu banyak sebab kue yang ia jual tidak berharga terlalu mahal
dan tidak semua kue nya laku habis terjual, terkadang masih sisa banyak. hari sudah mulai sore, Katrina melihat kedalam ranjang kue nya, ternyata hanya laku 15 kue dari 50 kue yang dia bawa.
" huh masa aku hari ini tidak makan lagi" -ucap nya dengan nada yang tidak bersemangat-
ia melihat genggaman uang di tangan nya yang hanya ada 15 ribu rupiah.
" ayah dan ibu Pasti akan marah lagi jika aku tidak membawa uang banyak" ucap nya lagi
ia Kemudian duduk di kursi sebuah taman, melihat ke arah langit dan merenung. pikirannya yang kini campur aduk bersamaan dengan perut nya yang bergemuruh menandakan meminta asupan serta tenggorokannya yang kering.
" ah aku benar benar lapar sekali"- keluh nya -
" tapi bagaimana jika aku pulang Hanya membawa uang 15 ribu rupiah dan kue yang masih tersisa banyak" -ucap nya lagi dengan suara yang sedikit rendah.-
tidak lama dia duduk dan berbicara sendiri, ia memutuskan untuk pulang sebab hari sudah mulai gelap. sesampainya ia dirumah dengan perasaan takut dan campur aduk, ia pun membuka pintu yang langsung di suguh kan dengan pemandangan yang mencekam.
" dari mana saja kamu?!" -ucap sang ibu-
" dasar anak sialan kenapa kau baru pulang sekarang?!" -ujar sang ayah-
" habis keluyuran tu yah, Bu makanya baru pulang" -ucap kakak laki laki nya dengan tatapan sinis-
" a-aku tidak kemana-mana yah, Bu" -ucap Katrina dengan kepala yang menunduk-
" s-seharian ini aku sibuk berkeliling" -imbuh nya lagi-
" omong kosong, mana uang nya?!" - ibu-
" jangan bilang kue mu tidak laku" -ayah-
dengan kepala menunduk dan di serbu berbagai pertanyaan, Katrina pun memberanikan diri untuk maju dan memberikan uang nya serta meletakkan kue sisa jualan nya di atas meja.
" ini bu uang nya, hari ini tidak terlalu ramai jadi sedikit yang beli" - Katrina-
melihat jumlah nominal uang yang di berikan Katrina, ibunya pun langsung menghempaskan sisa kue nya tadi kelantai.
" apa-apaan kamu hanya membawa uang segini" - ibu
" kau ini bagaimana berjualan hah" - ayah-
sambil melempar sebuah buku yang sangat tebal kearah Katrina yang tepat mengenai kepalanya
" a-aku sdh berusaha yah,Bu tapi memang hanya itu yang aku dapat kan"- Katrina -
" alasan, aku tadi melihat mu bermain ditaman sambil makan ice cream" -tuduh Kakanya-
" dengar, mau berbohong lagi kau hah?!" - ayah -
" dasar anak sialan, tidak guna mengapa kau hidup" - ayah -
sebuah balok kayu mendarat di punggung kecil Katrina, naas nya Katrina tidak sempat menghindar dari pukulan itu dan terkena balok kayu serta tersimpuh di lantai. ia merasakan sakit sekali di punggung nya dan mencoba untuk menahan tangis serta rasa sakit itu , Katrina yang semakin tepojok pun mencoba membela dirinya.
" yah, Bu, kak, aku sudah bilang bahwa aku sudah berusaha sekuat mungkin tetapi hanya ini rezeki hari ini" jelas nya dengan suara Isak tangis yang mulai keluar dari mulut nya.
" aku akan mencoba lagi besok" - ucap Katrina lagi-
" berani sekali kamu menjawab anak sialan" -teriak sang ayah dengan amarah yang memuncak-
" ya Tuhan apalagi ini" - batik Katrina-
ayah Katrina yang emosi itu pun memukul kembali Katrina menggunakan balok kayu yang sama dengan amarah yang semakin menjadi-jadi.
" y- yah cukuppp " - teriak Katrina-
" Bu sakittt hiks hiks hiks" - Katrina
tanpa mendengar perkataan Katrina, ayahnya masih terus memukulinya
" sudah yah tinggalkan saja dia, dasar anak tidak guna" - ibu-
ayah, ibu serta Kakak nya pergi meninggalkan Katrina yang sendari tadi masih tersimpuh dilantai. pakaiannya kotor , rambut nya berantakan, serta badannya lebam-lebam, sungguh naas kejadian malam itu, tetapi Katrina sudah biasa dan sudah menjadi makanan sehari-hari baginya. ia mencoba untuk bangkit, mengapus air matanya dan melangkah berdiri, membereskan kue kue yang berantakan di lantai dan pergi ke kamar nya.
setelah membersihkan diri nya, Katrina melangkah ke arah dapur untuk mencari makanan sebab ia sendari Pagi belum makan. saat membuka tudung saji betapa terkejutnya ia hanya melihat semangkok kecil nasi putih,tidak ada ikan atau apapun di sana
" lagi - lagi nasi putih aku ingin sekali makan ikan" - ucap nya-
sudah berbulan-bulan yang ia makan hanya nasi putih, sebab keluarganya tidak menyisakan apapun. ia menoleh ke arah kue sisa yang di buang ibu nya kelantai tadi, kue itu sudah benar benar hancur bahkan sepertinya tidak layak di makan. tidak ada pilihan lain Katrina pun memakan nasi itu tanpa menggunakan lauk apapun. ia mencoba menikmati setiap kunyahan nya tetapi rasanya sama saja, tidak ada rasa nyaman di nasi itu, ia pun mencoba menghabiskan nya.
setelah makan ia tidak langsung istirahat tetapi membersihkan rumah, ya itu yang dia lakukan setiap hari ketika sehabis pulang bejualan kuenya. tidak hanya mencari uang Katrina juga seperti seorang babu di rumahnya. betapa lelah nya Katrina dengan semua ini, ia menghela nafas panjang setelah pekerjaan rumah nya selesai.
" huh aku harap besok lebih baik dari hari ini" - ucap nya sambil berdiri dan menuju ke kamarnya untuk istirahat-
pagi ini ia bangun karena terdengar suara gedoran di pintu kamar nya, Katrina sudah menduga itu siapa. ia pun bangkit dari ranjang nya dengan mata yang masih sayu dan badan yang sedikit lemas lalu berjalan membukakan pintu, saat pintu terbuka di lihat lah ibunya dengan raut wajah yang marah sambil berkata
" heh anak sialan sudah jam berapa ini hah, mengapa kau tidak bangun-bangun" - bentak ibunya-
" ini masih pagi Bu belum ada pukul 6 mengapa ibu membangunkan ku pagi sekali"- ujar Katrina-
" kurang ajar, apa kau tidak mau makan hah?!" - teriak ibunya-
" cepat berjualan atau kau tidak makan"- tambah nya dengan nada yang ngegas-
Katrina yang tidak mau memperpanjang masalah pun segera mengangguk dan berjalan kearah dapur untuk mengadon kue. badan nya terasa tidak enak pagi ini tetapi dia paksa agar bisa berjualan kue, jika tidak ia akan di siksa dan di marahi habis-habisan oleh orang tua nya.
setelah mengadon dan memanggang kue selesai, Katrina pun memasukkan kue-kue itu kedalam ranjang kue nya sendari melihat ke arah meja makan yang terdapat ayah,ibu, dan kakak nya dengan canda tawa memakan makanan lezat, tanpa ia sadari air mata nya pun mulai membasahi pipi mungil nya
" andai aku juga ada disitu, aku ingin merasakan kehangatan keluarga yang sesungguhnya" - batin nya-
ia pun mengusap air matanya dan segera bersiap untuk pergi berkeliling berjualan. setelah ia bersiap, Katrina pun melihat ke arah meja makan yang tidak ada siapapun di sana dan ia melihat sepotong kecil sandwich atau bisa dibilang sisa, tanpa berfikir panjang ia pun mengambil dan memakannya , dia berfikir setidaknya itu bisa mengganjal perutnya untuk satu hari ini, dan segera pergi berjualan.
setelah satu hari penuh ia berkeliling dan merasakan panas nya terik matahari di London, ia pun memutuskan untuk istirahat sebentar disebuah taman yang tak jauh dari gang rumah nya, Katrina menyandarkan sepeda nya di pohon dan duduk di kursi taman sambil memandang kearah sisi taman yang lain. dilihat nya anak-anak kecil bermain dengan ceria,anak-anak sekolah yang sedang bergurau,serta keluarga-keluarga Cemara yang piknik di sana.ya dia ingin sekali merasakan itu semua, ia tertuju pada satu keluarga yang beranggotakan 4 orang, memang mirip dengan keluarga nya tapi tidak dengan keharmonisan nya, anak-anak mereka yang merasakan kebahagiaan, kasih sayang, serta dukungan dari orang tua nya.
" indah sekali keluarga itu"- batin nya dengan mata yang mulai berair-
" Tuhan mengapa hidup ku tidak adil, mengapa aku tidak seperti anak-anak lain,mengapa kau uji aku dengan cobaan seperti ini ya tuhan"- katanya sambil menangis dengan sesenggukan-
" sudah cukup penderitaan ini ya tuhan" - Katrina-
" aku hanya ingin hidup ku tenang, aku hanya ingin hidup ku bahagia, Bahakan sekalipun aku tidak memiliki uang" - Katrina -
" apa aku harus mati dulu agar bisa hidup ku tenang?" - katrina -
tidak berselang lama awan mendung sudah mulai berkumpul padahal hari itu belum terlalu sore, tanpa Katrina sadari turun lah hujan lebat yang membasahi apapun yang ada di sana, ia pun sadar dan ingin berlari berteduh tetapi di taman itu tidak terdapat naungan sedangkan orang orang sudah masuk dan bernaung di mobil mereka. tidak ada jalan lain Katrina pun mengambil sepeda nya dan mengayuh nya untuk pulang, sungguh lebat hujan sore itu, ia mencoba mengayuh sekuat tenaga nya tetapi hujan itu sangat deras dan menutupi jalan pulangnya, ia tidak bisa melihat apa apa di sana, tanpa berfikir panjang ia pun Singgah di sebuah pohon yang tidak terlalu besar yang setidak nya ia bisa melindungi diri nya terlebih dahulu. baju yang ia kenakan tidak cukup tebal, hanya kain biasa, ia pun menyandarkan sepeda kayuh nya lalu berjongkok dan merungkuk kedinginan. semua badannya basah, ia melipat tangan nya kedalam dan semakin merungkuk kan badanya sebab udara semakin dingin dan badannya sudah menggigil. angin yang lebat mulai bertiup ke arah dirinya, air-air mulai menggenang di sekitar nya, hujan yang tidak kunjung reda membuatnya semakin lebih kedinginan. setiap hembusan angin ia coba tahan agar tidak tumbang, perasaan nya campur aduk ia bertanya tanya
" apakah aku bisa pulang?"
" apakah hujan ini akan sampai malam?"
tak berselang lama hujan pun sudah mulai mereda tetapi tidak sepenuhnya berhenti, Katrina pun mulai bangkit dari jongkok nya dan memutuskan untuk pulang sekarang, ia takut akan semakin deras lagi nantinya.
sesampainya di depan rumah, ia pun mencoba membuka pintu dan ingin masuk tetapi tidak bisa, pintu itu terkunci dari dalam ia pun mencoba memanggil orang tuanya
" Buu, buka kan pintunya aku kedinginan"
" ayah buka kan pintu,aku sudah pulang"
" Kakak apa kau mendengar ku?"
tidak ada jawaban apa pun dari dalam ia pun mencoba lewat dari pintu belakang tetapi hasil nya sama saja semua pintu dan jendela sudah di kunci. katrina hanya bisa terdiam di depan teras rumah nya dan tersimpuh Kelantai sambil memeluk kakinya
" kenapa mereka semua jahat kepadaku, aku salah apa?"
" ini benar-benar dingin aku sudah tidak tahan lagi" -ucap nya dengan muka pucat dan seluruh badan yang bergetar-
tidak ada tenaga untuk mengeluarkan air mata yang ia lakukan adalah merenung dan melamun
tiba-tiba saja pintu terbuka yang melihat kan ayah Katrina yang membawa sebuah kastok baju, ia memandang tajam ke arah Katrina
" dari mana saja kamu anak tidak guna" - gertak nya
" jangan masuk sampai badan mu benar benar kering!" tambah nya lagi
" A-ayah, aku sungguh kedinginan biarkan aku masuk" - Katrina -
" aku sudah berhasil menjual semua kue hari ini jadi tolong jangan persulit lagi yah, aku hanya ingin masuk menghangat kan diri tidak meminta apapun" ucap nya sambil memelas
" ahhhhh aku tidak perduli, kering kan badan mu atau kau tidur di luar"- ucapnya sambil menghepas kan kastok nya ke arah Katrina -
" brakkk" pintu itu kembali tertutup yang menandakan bahwa Katrina tidak di perbolehkan masuk. ia bingung harus dengan cara apa agar baju nya kering, tidak lama ia melihat sebuah handuk yang bergantung di atap teras. ya dia beruntung sebab dengan itulah dia bisa mengeringkan badan nya. setelah badan nya kering ia pun mengetuk pintu kembali dan berhasil masuk kedalam rumah. alahkah terkejutnya ketika ia mulai memasuki kamarnya yang kini sangat berantakan, vas bunga pecah, semua barang berhambur keluar dari tempat nya masing-masing. Katrina pun berlari menghampiri salah satu lemari kecil di samping tempat tidurnya,membukanya dan benar saja kalung pemberian nenek nya hilang,ia pun berlari keluar kamar mencari ayah dan ibunya nya yang kini duduk dikursi ruang tamu dengan meneliti kalung yang mereka pegang
" wah yah bisa kaya kita jika kalung ini di jual" - ujar sang ibu-
" ya benar, ayah akan membawa kalung ini ke toko emas besar yang ada di kota London"- jawab sang ayah-
" tidak itu kalung ku yah, bu berikan kepada ku"- sambung Katrina yang tiba tiba datang dari belakang mereka dan mencoba merebut kalung itu-
" kalian boleh menyiksaku tapi jangan kalian ambil kalung itu, itu kalung pemberian nenek yah, Bu"- sambung nya dengan nada yang tinggi
" kurang ajar kamu jadi anak berani nya kamu berbicara seperti ini di depan orang tua" - ibu-
" plakkk" yang kemudian menampar Pipi Katrina
ayah Katrina pun berdiri dan langsung mendorong Katrina ke dinding hingga jatuh dan tersungkur dilantai" brughhh"
" jangan coba coba kau melawan" ujar nya lagi
Katrina yang kini kesakitan akibat badan nya di hempaskan ke dinding mencoba untuk bangun dan berusaha kembali merebut kalung itu sebab kalung itu sangat berharga baginya
" kali ini aku tidak akan diam saja, cepat kembalikan Kalung itu padaku" ucap Katrina sambil memberontak
" sudah cukup kalian menyiksaku setiap hari"
" aku sudah lelah benar-benar lelah"
" sebenar nya aku ini anak kalian atau bukan?"
" aku salah apa hah?"
" mengapa kalian begitu tega dengan aku"
" semua permintaan kalian sudah aku turuti lalu apalagi yang kalian inginkan dari ku?"
" aku hanya ingin dianggap sebagai seorang anak tidak lebih, aku hanya ingin merasakan kasih sayang seperti kakak, apakah aku salah?"
" lalu buat apa aku di lahirkan jika ujung-ujungnya aku perlahan-lahan di matikan?"
ia pun masih mencoba untuk merebut kalung itu kembali,akhirnya ia bisa mendapatkan kalung itu walau kalung nya sudah putus, lalu ia masukkan ke dalam kantong dan ingin mencoba untuk pergi.belum sempat ia melangkahkan kaki nya ayah nya kembali mendorong ke sudut ruangan hingga mengakibatkan tangan Katrina berdarah.ibu Katrina datang dengan membawa sebuah balok kayu panjang yang berat dan memberikan itu kepada ayah Katrina.
" anak sialan berani nya kau,siapa yang melajari mu hah" - ucap sang ayah-
yang lalu memukul kan kayu itu kebadan Katrina dengan sadis dan bringas tanpa henti.
" haha rasakan itu anak sialan ku pikir ajal mu sudah tiba "- ucap sang ibu-
dengan nafsu yang menggebu-gebu dan membabi buta untuk mendapatkan kalung itu kembali,ayah Katrina masih terus memukulinya dan mencoba merebut kalung itu.balok kayu itu terus mendarat di badan Katrina yang menyebabkan darah terus bercucuran keluar.ia tidak bisa melawan,kali ini benar benar sakit sungguh ia merasakan sakit sekali,di pukulan terakhir ayah nya yang keras,kali ini membuat tangan kiri katrina Patah, ia merasakan begitu sakit sekali tangan nya, ini semua sudah keteraluan, Katrina hanya bisa menangis dan berteriak
" yah cukup sakittt"
" hiks,hiks,hiks sakit yahh"
" ibuuu tolong aku, sakit buuu"
" sudah yah sakittt"
" tangan ku patah yah cukupppp"
teriak Katrina yang tak di gubris sama sekali oleh orang tua nya, tidak ada yang bisa menolong nya sebab jika Kaka nya adapun dia tetap tidak mau menolong nya. ia mencoba bangkit dan kabur berlari kearah pintu keluar sambil memegangi tangan nya yang patah, ia berlari keluar rumah sekuat tenaga tanpa melihat sekitar, ia benar benar sudah tidak kuat ini semua sudah keteraluan, ia tidak menyangka orang tua nya akan melakukan ini kepadanya. ia terus berlari tak tau arah menyusuri setiap jalan, air matanya terus mengalir tanpa henti.ia berfikir bahwa ia memang sudah seharusnya menghilang dan tidak ada di dunia sebab kehadirannya tak pernah di anggap. malam itu ia memutuskan untuk pergi ke pantai saja yang ada di seberang jalan raya yang ia lewati. Katrina pun menyeberangi jalan tanpa melihat kiri kanan karna di saat itu pikiran nya sudah campur aduk,semua badan nya sakit bahkan darahnya masih terus bercucuran keluar.tanpa ia sadari sebuah mobil hitam melaju dengan kecepatan tinggi dari arah kanan jalan,Katrina tidak melihat nya karena hari sudah malam dan gelap yang akhirnya menghantam Katrina.ia terlempar jauh sepanjang 10 meter dari tempat kejadian.mobil yang menabrak Katrina langsung tancap gas dan pergi dari tempat kejadian dapat diartikan bahwa ini tabrak lari. meskipun sudah malam ternyata masih banyak orang yang berlalu lalang disana, semua orang terkejut atas kejadian itu lalu berkerumun dan berkumpul di area tersebut mengelilingi badan Katrina yang kini bersimpuh darah dan tewas di tempat.salah satu orang mengenal Katrina karena ia sering membeli kue nya, ia pun langsung menelpon polisi serta kedua orang tua Katrina. tidak berselang lama mobil polisi datang bersamaan dengan ambulans, orang orang semakin ramai berkumpul dan mengelilingi area TKP. polisi segera mengamankan Katrina dan menyuruh orang orang untuk mundur menjauh dari area TKP . orang orang semakin bergemuruh dan bertanya tanya
"siapa gadis itu?"
"mengapa dia berjalan sendiri malam-malam begini?"
"dimana orang tua nya?"
"kasihan sekali dia"
" sepertinya aku kenal dia"
berbagai pertanyaan di lontarkan orang-orang di sekitar tempat itu. tidak lama orang tua dan kakak Katrina datang, ibu Katrina berlari ke arah badan Katrina yang kini di tutupi dengan sebuah kain ia menangis dan memeluk badan Katrina begitupun dengan ayah dan kakak nya.
ya benar semua sudah terlambat, nasi sudah menjadi bubur dan benar adanya bahwa penyesalan pasti ada di akhir. tanpa mereka sadari ini semua terjadi karena ulah mereka sendiri. mereka yang membuat Katrina pergi selamanya memang itu yang di inginkan Katrina sebab ia merasa bahwa ia tidak berguna dan sia sia saja hidup di dunia.
" katrinaaaa bangun nak"
" ibu minta maaf ya sayang"
" maaf kan ibu yang jahat kepadamu"
" ayo bangun, kembali lagi kerumah bersama kami semua sayang"
" nak maaf kan ayah ya, ayah tau ayah salah tolong jangan pergi nak"
" Katrina maaf kan ayah yang sudah membuat kamu menderita ayo bangun nak"
" adekk kenapa kamu pergi secepat ini"
" Adek maaf kan kaka yaa tolong jangan pergi"
" kakak minta maaf adek ayo bangun kita bermain
" Kakak menyesal dek, menyesal"
dengan bodoh nya mereka berbicara seperti itu bukan kah mereka yang membuat Katrina pergi selamanya? bukan kah itu yang di inginkan mereka? bukan kah mereka bilang bahwa Katrina anak tidak berguna?
Katrina pun di bawa pergi menggunakan mobil ambulans. besok pagi nya setelah pemakaman Katrina selesai semua orang perlahan-lahan pergi dari kuburan Katrina, hanya tersisa ayah,ibu,dan kakak Katrina yang kini menangis dan merasakan penyesalan yang sesungguhnya, mereka menyesal sedalam-dalamnya karena sudah melakukan ini semua terhadap Katrina.
katrina sudah tenang di sana, ia pergi dengan membawa semua luka pahit yang di deritanya. ia sudah merasakan kebahagiaan di atas sana dan tidak ada lagi yang menyakiti nya, biaralah keluarga nya menyesal tanpa henti memang benar adanya kehilangan dulu baru menyesal.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.