Self-Esteem dan Self-Worth: Mengapa Keduanya Penting untuk Kebahagiaan Kita
Eduaksi | 2024-11-13 08:26:21Di era digital yang serba cepat ini, media sosial menjadi bagian besar dari kehidupan kita. Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan, kita dapat terhubung dan melihat gaya hidup orang lain dalam hitungan detik. Namun, di balik manfaatnya, paparan sosial media ini juga bisa membawa dampak negatif pada kepribadian kita. Tanpa disadari, kita kerap kali membandingkan diri sendiri dengan pencapaian orang lain, mungkin dalam bentuk materi, pencapaian karier, atau bahkan penampilan fisik. Kecenderungan ini dapat memengaruhi kesehatan mental kita, khususnya dalam hal harga diri (self-esteem) dan perasaan layak (self-worth).
Apa itu Self-Esteem dan Self-Worth?
Self-esteem adalah evaluasi pribadi yang mencakup bagaimana seseorang memandang diri sendiri secara keseluruhan, termasuk persepsi fisik, sosial, dan psikologisnya. Individu dengan self-esteem yang tinggi biasanya merasa percaya diri dan memiliki pandangan positif terhadap kemampuan serta karakteristiknya. Sebaliknya, rendahnya self-esteem dapat membuat seseorang terlalu kritis terhadap dirinya sendiri, hingga merasa tidak kompeten atau tidak berharga.
Di sisi lain, self-worth adalah keyakinan mendalam bahwa seseorang memiliki nilai intrinsik sebagai individu, terlepas dari pencapaian atau pengakuan eksternal. Self-worth yang sehat mendorong seseorang untuk memperlakukan dirinya dengan penghormatan dan penghargaan yang sama seperti yang diberikan kepada orang lain. Self-worth yang kuat memungkinkan seseorang merasa puas dan menerima diri sendiri, tanpa terlalu bergantung pada validasi eksternal.
Keduanya saling terkait dan memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan mental kita. Seseorang yang memiliki self-esteem dan self-worth yang sehat akan lebih mampu menghadapi tantangan hidup dengan pikiran yang positif, tidak mudah cemas, dan tidak merasa tertekan oleh ekspektasi orang lain.
Pengaruh Media Sosial Terhadap Self-Esteem dan Self-Worth
Penggunaan media sosial secara berlebihan dapat berkontribusi pada penurunan self-esteem dan self-worth, terutama ketika kita mulai terjebak dalam pola perbandingan sosial. Dalam dunia maya yang diisi dengan citra kesempurnaan, mudah bagi seseorang untuk merasa tidak cukup baik atau tidak sebanding dengan orang lain. Seseorang yang memiliki self-esteem yang rendah akan lebih mudah terpengaruh oleh tren atau pencapaian orang lain di media sosial. Mereka cenderung merasa kurang percaya diri dan bahkan kehilangan arah karena selalu merasa tertinggal dari standar yang mereka lihat secara daring.
Sementara itu, rendahnya self-worth dapat membuat seseorang merasa tidak berharga, terutama saat ia melihat pencapaian orang lain yang tampak lebih unggul. Rasa gagal dan ketidakpuasan yang terus-menerus ini bisa memicu stres, depresi, dan menghambat perkembangan pribadi.
Cara Mengelola Self-Esteem dan Self-Worth untuk Kebahagiaan yang Lebih Baik
Untuk membangun self-esteem dan self-worth yang positif di tengah derasnya arus media sosial, kita bisa mencoba beberapa langkah berikut:
1. Syukuri apa yang kita miliki
Rasa syukur membantu kita menghargai hal-hal kecil dalam hidup, mengurangi keinginan membandingkan diri, dan lebih fokus pada kualitas hidup kita sendiri.
2. Temukan dan kembangkan potensi diri
Mencari tahu bakat atau minat yang bisa diasah adalah cara yang efektif untuk meningkatkan kepercayaan diri. Dengan memahami apa yang kita kuasai, kita bisa lebih fokus pada pencapaian pribadi dan tidak merasa perlu untuk mengukur diri berdasarkan kesuksesan orang lain.
3. Kurangi kebiasaan membandingkan diri
Ingatlah bahwa setiap individu memiliki jalur hidupnya sendiri. Daripada membandingkan diri dengan orang lain, fokuslah pada perjalanan dan kemajuan pribadi.
4. Tetapkan tujuan pribadi dan konsisten mencapainya
Menetapkan tujuan membantu kita memiliki arah yang jelas. Dengan fokus pada pencapaian tujuan sendiri, kita dapat menikmati proses yang lebih memuaskan dan bermakna.
5. Jangan menyerah dan tetap berdoa
Di tengah segala tantangan, penting untuk tidak menyerah. Doa dan keyakinan pada diri sendiri membantu kita melewati masa-masa sulit dan membuat kita lebih tangguh dalam menghadapi kegagalan.
Kesimpulan: Membangun Kebahagiaan Melalui Penerimaan Diri
Pada akhirnya, kebahagiaan yang sejati dapat kita capai dengan menerima diri sendiri apa adanya. Alih-alih terjebak dalam ekspektasi sosial, lebih baik kita fokus pada pengembangan self-esteem dan self-worth yang sehat. Dengan mencintai dan menghargai diri sendiri, kita bisa hidup lebih bahagia dan memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.