Dampak Penyalahgunaan Narkoba Terhadap Kesehatan Psikis Remaja
Gaya Hidup | 2024-11-12 21:00:46Remaja sebagai generasi muda saat ini banyak terlibat penyalahgunaan narkoba, baik sebagai pengguna maupun pengedar. Hal ini akan semakin parah jika dibiarkan dan akan berdampak kepada psikologis remaja.
Narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (narkoba) merupakan zat yang
berguna untuk keperluan dalam bidang pengobatan, kedokteran, ilmu pengetahuan
dan lain-lain. Sayangnya zat tersebut sering disalahgunakan hingga menimbulkan
ketagihan (addiction) dan akhirnya akan sampai pada ketergantungan (dependence)
yang berpengaruh buruk kepada fisik maupun psikis, bahkan pada pemakaian dengan
dosis berlebih atau yang dikenal dengan over dosis (OD) bisa mengakibatkan
kematian, namun sayang sekali walaupun sudah tahu zat tersebut sangat berbahaya
tetapi masih saja ada orang-orang yang menyalahgunakannya.
Penyalahgunaan narkoba adalah penyakit menjangkit dalam masyarakat dan
merupakan penyakit yang sulit untuk disembuhkan. Penyakit ini berulang kali
kambuh, yang saat ini belum ditemukan upaya penanggulangannya secara universal
dan memuaskan. Meskipun upaya pemberantasan narkoba telah marak digencarkan
dengan keluhan serta kekhawatiran masyarakat akan pemakaian narkoba yang telah
mendunia, Tetap saja masih banyak remaja hingga anak di bawah umur yang
terjerumus di luar pengawasan masyarakat di sekitarnya dan yang memprihatinkan
adalah bahwa tidak sedikit korban penyalahgunaan narkoba adalah remaja dan
dewasa muda. Banyak dari mereka yang menggunakan narkoba dengan alasan untuk
kesenangan batin, namun sayangnya tidak banyak yang mengetahui bahaya dari
narkoba itu sendiri dan justru mereka yang sedang dalam usiaproduktif yang
merupakan sumber daya manusia atau aset bangsa di kemudian hari.
Maraknya penyalahgunaan narkoba tidak hanya dikota-kota besar saja, tetapi
sudah sampai pada kota-kota kecil diseluruh wilayahRepublik Indonesia, mulai dari
tingkat sosial ekonomi menengah bawah sampai tingkat sosial ekonomi atas. Dari
data yang ada penyalahgunaan narkoba paling banyak berumur 15 tahun sampai
dengan 24 tahun. Tampaknya generasi muda adalah sasaran strategis perdagangan
gelap narkoba. Oleh karena itu kita semua perlu mewaspadai bahaya dan pengaruhnya terhadap ancaman kalangsungan pembinaan generasi muda. Sektor
kesehatan memegang peranan penting dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan
NAPZA.
Narkobaa yang disalahgunakan oleh individu dapat membawa efek-efek
negatif terhadap tubuh pemakai itu sendiri baik fisik, psikis, maupun sosial.
Karakteristik psikologis yang khas pada remaja merupakan faktor yang memudahkan
terjadinya tindakan penyalahgunaan zat. Namun demikian,untuk terjadinya hal
tersebut diduga karena ada faktor keluarga dan faktor lingkungan sosial, yang
memberikan pengaruh pada remaja serta yang memainkan peran penting yaitu faktor
lingkungan si pemakai narkoba. Faktor lingkungan tersebut memberikan pengaruh
pada remaja serta menyebabkan timbulnya motivasi untuk menyalahgunakan
narkoba. Dengan kata lain, timbulnya masalah penyalahgunaan narkoba disebabkan
oleh adanya interaksi remaja dengan keluarga dan lingkungan sosialnya.
Pengertian Penyalahgunaan Narkoba Narkoba ialah obat-obatan adiktif yang jika dimasukkan ke dalam tubuh baik diminum, dihirup atau disuntikkan dapat merusak kesehatan,tingkahlaku dan kehidupan pemakainya. Istilah Narkoba sesuai dengan Surat Edaran Badan Narkotika Nasional (BNN) No.S/03/SE/IV/2002, merupakan akronim dari Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya. Narkoba yaitu zat-zat alami maupun kimiawi yang jika dimasukkan ke dalam tubuh dapat mengubah pikiran, suasana hati, perasaan, dan perilaku seseorang.
Faktor-Faktor penyebab Penyalahgunaan Narkoba Adapun beberapa faktor yang menjadi penyebab seseorang melakukan penyalahgunaan narkoba yaitu : 1. Internal (dari dalam dirinya) a. Ingin Tahu Karna perasaan dan dorongan yang kuat untuk mengetahui segala sesuatu yang di jumpainya atau yang diinginkannya. Kebutuhan generasi muda atau remaja dengan rasa ingin tahu itulah yang dimanfaatkan orang-orang tertentu untuk menawarkan narkoba. Apalagi jika dalamkelompok tersebut sudah ada pemakaiannya serta menceritakan nikmatnya memakai narkoba, maka rasa penasaran akan semakin besar. Karena didorong keingintahuan yang besar maka mereka akan mencoba. Padahal jika mereka telah mencoba memakai narkoba sekali saja maka mereka akan ketagihan.8 b. Ingin dianggap Hebat Perasaan ingin diakui, dianggap hebat, ingin menjadi pusat perhatian adalah sikap-sikap yang dimiliki generasi muda atau remaja.Jika ingin dianggap hebat dalam sisi yang positif sangat bagus. Tapi perasaan tersebut malah sebaliknya ingin dianggap hebat, dianggap jagoan, dianggap paling kuat, dan lain-lain dalam sisi yang negatif seperti mengkonsumsi narkoba, yang berefek dan berakibat sangat mengerikan bagi masa depan pemakainya.9 c. Rasa Setia KawanRasa setia kawan bagi remaja sangat dibanggakan, karena mereka sama-sama mencari identitas diri dan mereka merasa senasib dan sepenanggungan, mereka ikut merasakan apabila dalam satu kelompok ada yang terkena musibah maka yang lain akan ikut merasakan. Sifat setia kawan merupakan sifat yang positif, tetapi apabila sifat yang positif tersebut digunakan untuk hal-hal yang negatif akan berakibat sangat berbahaya.10 d. Rasa Frustasi, Kecewa, dan Kesal Kegagalan dalam meraih sesuatu merupakan cobaan dari Tuhan, tetapi apabila kita tidak kuat maka akan timbul rasa frustasi dan kecewa yang berlebihan, sehingga mereka akan lari dari kenyataan hidup. Hidup adalah perjuangan, dalam perjuangan pasti ada hambatan dan cobaan yang akan selalu menghadang. Apabila kita tidak dapat menyikapi setiap hambatan dengan baik maka akan balik menghambat sesuatu yang telah kita perjuangkan selama ini. Jika sesuatu yang kita perjuangkan tidak berhasil, pasti orang akan kecewa, tetapi seseorang yang tidak berjiwa besar tidak berpikir bahwa ini adalah pelajaran untuk sukses di kemudian hari, dia akan lari dari kenyataan hidup dan sesuatu yang dapat mengobati atas kegagalannya tersebut, maka mereka akan lari menjadi pengguna narkoba yang tujuan awalnya hanya menghilangkan rasa kecewa dan frustasi atas kegagalan tersebut.
2. Eksternal (dari luar dirinya) a. Keluarga Keluarga berperan utama dalam mempengaruhi anak dan remaja dalam proses perkembangan dan sosialisasinya. Anak dan remaja belajar pola-pola perilaku, berkomunikasi, belajar nilai-nilai dan sikap dari keluarga inti (nuclear family) dan keluarga besar (extended family). b. Orang LuarSebagian besar para pengguna narkoba berawal dari ajakan teman atau orang luar. Sedangkan bentuk pengaruh itu bervariasi, yaitu: 1). Tipu Daya Dalam kenyataannya, baik teman, kenalan, sahabat, maupun pacar banyak yang menipu. Tipuan itu sendiri juga bermacam-macam. Contoh mereka pengguna narkoba mengatakan bahwa narkoba itu vitamin, obat pintar, suplemen, dan lainnya atau mereka mengatakan narkoba itu sebenarnya tidak berbahaya kalau kita tahu rahasianya. 2). Bujuk Rayu Zaman sekarang ini wanita cantik juga dapat menjadi pengedar narkoba, tidak melulu preman-preman sangar. Mungkin para wanita cantik itu PSK atau memang khusus menjadi pengedar narkoba. Dengan profesi sebagai PSK, contohnya mereka dengan mudah untuk merayu korbannya dengan dalih agar saat berhubungan seksual lebih memuaskan. Menawarkan suplemen yang sebenarnya suplemen tadi adalah narkoba. Akhirnya korban menjadi pemakai narkoba. 3). Paksaan Tidak sedikit juga anak muda mengawali pemakaian narkoba dengan cara dipaksa oleh seseorang yang mengancamnya. Oleh karena itu ia terpaksa menggunakan narkoba dan menjadi pecandu.
Kesehatan Psikis 1. Pengertian Kesehatan Psikis Kesehatan Psikis (jiwa) adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan atau bagian integral dan merupakan unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh. Kesehatan psikis (jiwa) menurut UU nomor 23 tahun 1966 tentang kesehatan jiwa di defenisikan sebagai suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan secara selaras dengan keadaan orang lain. Senada dengan itu pakar lain mengemukakan bahwa kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi mental yang sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif, sebagai bagianyang utuh dan kualitas hidup seseorang dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia.26 Dengan kata lain, kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh semua orang, mempunyai perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunya sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. 2. Ciri-Ciri Orang yang Sehat Jiwa (Psikis) Ciri-Ciri orang yang sehat jiwa (psikis) menurut Departemen Kesehatan (2003) adalah: a. Merasa nyaman terhadap dirinya b. Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain c. Mampu memenuhi kebutuhan hidup d. Menetapkan tujuan hidup yang nyata untuk dirinya e. Mampu mengambil keputusan f. Mampu menerima tanggung jawab g. Mampu merancang masa depan h. Mampu menerima ide dan pengalaman baru i. Merasa puas dengan pekerjaannya
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.