Pertumbuhan Manusia: Perkembangan Psikomotorik
Pendidikan dan Literasi | 2024-11-08 06:26:58Pertumbuhan merupakan perubahan fisik hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik pada anak yang sehat dan waktu normal. Perkembangan, sebaliknya, adalah proses perubahan dari potensi individu dalam kualitas kemampuan, sifat, dan ciri yang baru.
Secara fisiologis, “pertumbuhan” adalah perubahan yang terjadi akibat proses pematangan fungsi-fungsi fisik, yang merupakan bagian normal dari perkembangan individu yang sehat. Pertumbuhan melibatkan peningkatan ukuran dan struktur tubuh yang bersifat kuantitatif, seperti bertambahnya tinggi dan berat badan, atau membesarnya organ-organ tubuh. Pada intinya, pertumbuhan merujuk pada perubahan yang dapat diukur, yaitu pertambahan ukuran tubuh yang berlangsung secara berkesinambungan.
Di sisi lain, “perkembangan” mencakup perubahan progresif yang dipengaruhi oleh proses kematangan dan pengalaman individu. Perkembangan tidak hanya terkait dengan aspek fisik, tetapi juga aspek psikis dan sosial, seperti perkembangan kemampuan berpikir, emosional, dan sosial. Berbeda dengan pertumbuhan yang bersifat kuantitatif, perkembangan lebih mengacu pada perubahan kualitatif dalam kemampuan individu, yang terus terjadi sepanjang hidup.
Walaupun pertumbuhan dan perkembangan saling berkaitan, ada perbedaan penting di antara keduanya. Pertumbuhan lebih terkait dengan perubahan fisik yang bersifat kuantitatif, misalnya peningkatan tinggi badan atau berat badan, sementara perkembangan lebih mencakup aspek kualitatif, seperti kematangan emosional, sosial, dan kognitif.
Fase-fase pertumbuhan dan perkembangan prenatal dan anak-anak masa prenatal merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan awal dalam kehidupan manusia. Para ahli menyebutnya sebagai masa perubahan evolusi janin dalam kandungan. Kondisi janin dalam kandungan sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan hidupnya, yakni seberapa jauh ibunya memiliki taraf kesehatan, kebiasaan, dan perilaku yang baik atau tidak.
- Fase Germinal : Dimulai dari pembuahan hingga dua minggu pertama, di mana zigot terbentuk dan mulai membelah menjadi blastokista yang menempel pada dinding rahim.
-Fase Embrional : Berlangsung dari minggu kedua hingga kedelapan, selama fase ini organ-organ utama mulai terbentuk dan sistem penyokong bagi sel berkembang.
- Fase Fetal : Dari minggu kesembilan hingga kelahiran, di mana janin mengalami pertumbuhan yang pesat dan organ-organ yang telah terbentuk mulai berfungsi dengan baik. Pada fase ini, janin juga mulai melakukan gerakan yang dapat dirasakan oleh ibu. Faktor perkembangan remaja ini dapat dipengaruhi oleh waktu istirahat, nutrisi, genetik, dan hormonal. Suwarno (2000) mengatakan ada tiga tahap perkembangan remaja yaitu remaja awal (usia 10-13 tahun), remaja madya (usia 14-17 tahun), dan remaja akhir (usia 18-21 tahun).
1. Remaja awal (early adolescent) Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan - dorongan yang menyertai perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran yang baru, cepat tertarik pada lawan jenis, mudah terangsang secara erotic.
2. Remaja madya (middle adolescent) Pada tahap ini anak laki-laki suara berubah, BB dan TB bertambah, timbulnya jerawat, sedangkan pada anak perempuan perubahan fisik yang muncul sudah sangat matang ditambah dengan masa menstruasi yang semakin teratur. Mulai tertarik dengan hubungan romantis pada lawan jenis, lebih banyak perdebatan dengan orangtua yang disebabkan anak ingin belajar mandiri dan bahkan mulai menunjukkan kenakalan remaja.
3. Remaja akhir (late adolescent) Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal yaitu: minat yang makin mantap terhadap fungsi - fungsi intelektual, egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan dalam pengalaman - pengalaman baru, terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah lagi, egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain, tumbuh ”dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.