Membangun Dialog yang Sehat di Era Digital
Edukasi | 2024-11-06 20:55:04Naysila renatania | 187241067Universitas Airlangga Di masa lalu, interaksi sosial terbatas pada ruang fisik dan saluran komunikasi yang lebih formal. Namun, dengan adanya internet dan media sosial, kita sekarang dapat berkomunikasi dengan siapa saja dan di mana saja. Hal ini menguntungkan karena memperluas wawasan kita, mempercepat penyebaran informasi, dan mempermudah pembentukan hubungan antar individu dan antarbudaya. Namun, kebebasan berkomunikasi memiliki sisi buruknya. Salah satunya adalah fakta bahwa ada ruang anonim di internet yang memungkinkan orang untuk mengungkapkan pendapat mereka tanpa memiliki dampak yang nyata; hal ini sering menyebabkan ujaran kebencian, hoaks, dan polarisasi yang merugikan. Media sosial seringkali menyebabkan perdebatan yang tidak sehat dan bahkan dapat memperburuk hubungan antar individu atau kelompok.
Mengapa Percakapan Yang Baik Itu Penting?
Salah satu pilar utama masyarakat yang inklusif dan demokratis adalah dialog yang sehat. Komunikasi yang baik memungkinkan kita untuk saling memahami, menghargai perbedaan, dan bekerja sama meskipun kita memiliki perspektif yang berbeda. Dialog yang sehat juga mencakup kemampuan untuk mendengarkan satu sama lain, bertukar pikiran dengan orang yang tidak setuju, dan menemukan solusi yang saling menguntungkan. Dalam dunia digital, berbicara dengan cara yang positif adalah penting untuk:Menghindari Polarisasi: Polarisasi terjadi ketika kelompok dengan perspektif berbeda semakin terpisah dan tidak lagi terbuka untuk berbicara satu sama lain. Media sosial seringkali meningkatkan polarisasi karena algoritma mereka cenderung menampilkan konten yang sesuai dengan preferensi atau pandangan kita daripada konten yang menantang pemikiran kita. Ini menyebabkan pemahaman kita menjadi lebih terbatas dan membuat kita lebih terjebak dalam silo informasi.
Langkah-langkah untuk Membangun Dialog Sehat di Era Digital:
Membangun dialog sehat di internet bukanlah hal yang mudah, tetapi tidak mustahil, Mengutamakan Etika Komunikasi, Setiap orang harus menyadari bahwa komunikasi yang efektif dimulai dari sikap dan etika dalam berbicara. Langkah pertama untuk menciptakan suasana yang kondusif adalah menghormati pendapat orang lain, menghindari ucapan yang kasar atau merendahkan, dan mengutamakan diskusi yang berbasis fakta. Kita harus mampu mengontrol diri kita sendiri dan menghindari terbawa emosi, terutama sampai menyebarkan kebencian.Informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan harus memajukan Kebenaran dan Fakta dalam dialog yang sehat. Literasi digital sangat penting agar kita dapat menghindari hoaks saat berbicara di platform digital.
Upaya bersama untuk menciptakan diskusi yang sehat di era teknologi saat ini memerlukan kesadaran, kedewasaan, dan tanggung jawab. Di tengah kebebasan yang diberikan oleh teknologi, kita harus tetap mempertahankan prinsip komunikasi yang konstruktif dan terbuka. Kita dapat menjadikan dunia digital sebagai tempat untuk berkembang dan menciptakan hubungan yang lebih baik dengan mengutamakan etika, mendengarkan dengan empati, dan menghargai perbedaan. Dialog sehat bukan hanya tentang berbicara; itu juga tentang membangun hubungan yang saling memahami untuk mengubah masyarakat kita menjadi lebih beradab dan lebih baik.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.