Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fitri Dewi

Asbab Al Nuzul

Agama | 2024-10-31 17:21:02

Pendahuluan

Allah menurunkan Qur'an kepada Rasul kita Muhammad SAW untuk memberi petunjuk kepada manusia. Turunnya Qur'an merupakan peristiwa yang sekaligus menyatakan kedudukannya bagi penghuni langit dan bumi.

Al-Qur'an pertama kali pada malam Lailatul Qadar merupakan pemberitahuan kepada alam tingkat tinggi yang terdiri dari malaikat-malaikat akan kemuliaan umat Nabi Muhammad. Turunnya Al-Qur'an yang kedua kali secara bertahap, berbeda dengan kitab-kitab yang turun sebelumnya, sangat mengangetkan orang dan menimbulkan keraguan terhadapnya sebelum jelas bagi mereka rahasia hikmah Ilahi yang ada di balik itu. Oleh karena itu, wahyu pun turun berangsur-angsur untuk menguatkan hati Rasul dan mengikuti peristiwa serta kejadian-kejadian sampai Allah menyempurnakan agama ini dan mencukupkan nikmat-nya.

Definisi Asbab Al-Nuzul

Pengertian Nuzul secara bahasa berasal dari kata " nazala-yanzilu-nuzula" yang artinya turun, sedangkan secara istilah Nuzul Qur'an adalah penyampaian/ penetapan/ turunnya Al-Qur'an, baik ke Lauh Mahfus ke Bait Al 'Izah maupun kepada Rosul sendiri. Banyak para ulama yang memberikan definisi tentang Asbab Al-Nuzul.

Salah satu definisi yang cukup populer menyatakan bahwa Asbab Al-Nuzul dalah peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa turunnya ayat, baik sebelum atau sesudahnya, dimana kandungan ayat tersebut berkaitan (dapat dikaitkan) dengan peristiwa tersebut. Al-Nuzul ialah adanya satu atau beberapa kasus yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat. Sebenarnya jika yang dimaksud dengan Asbab Al-Nuzul itu adalah hal-hal yang menyebabkan turunnya sebuah ayat, maka semua ayat Al-Qur'an memiliki Asbab AL-Nuzul. Maka harus dibatasi, peristiwa mana, dan hal apakah yang layak disebut sebagai Asbab Al-Nuzul dan mana yang tidak. Karena terkadang seorang Sahabat mengaitkan sebuah kisah dengan sebuah ayat namun dengan maksud sebagai penafsiran dan bukannya sebagai Asbab AL-Nuzul.

Macam-macam Asbab Al-Nuzul

1. Ta'addud Al-Asbab Wa Al-Nazil Wahid

Beberapa sebab yang hanya melatar belakangi turunnya satu ayat / wahyu. Terkadang wahyu turununtuk menanggapi beberapa peristiwa atau sebab, misal turunnya QS. Al-Ikhlas : 1-4. Ayat-ayat yang terdapat pada QS Al-Ikhlas turun sebagai tanggapan terhadap orang-orang musyrik Makkah sebelum Nabi hijrah, dan tanggapan terhadap kaum Ahli Kitab yang ditemui di Madinah setlah hijrah.

2. Ta'addud An-Nazil Wa Al-Asbab Wahid

Satu sebab yang melatar belakangi turunya beberapa ayat, misal turunnya Q.S. Ad-Dukhan/ 44 : 10, 15, dan 16. Asbab An-Nuzul dari ayat-ayat tersebut adalah dalam suatu riwayat dikemukakan, ketika kaum Quraisy durhaka kepada Nabi SAW. Beliau berdoa supaya mereka mendapatkan kelaparan umum seperti kelaparan yang pernah terjadi pada zaman Nabi Yusuf. Alhasil merka menderita kekurangan sampai-sampai mereka pun makan tulang, sehingga turunlah Q.S. Ad-Dukhan /44;10. Kemudian mereka menghadap Nabi SAW untuk meminta bantuan. Maka Rasulullah SAW berdoa agar diturunkan hujan. Akhirnya hujanpun turun , maka turunlah ayat selanjutnya Q.S. Ad-Dukhan /44:15, namun setelah mereka memperoleh kemewahan mereka pun kembali kepada keadaan semula (sesat dan durhaka) maka turunlah ayat ini Q.S. Ad-Dukhan /44:16 dalam riwayat tersebut dikemukakan bahwa siksaan itu akan turun di waktu perang Badar.

Alasan Penurunan Al-Qur'an secara Bertahap

Dalam Q.S. Al-Baqarah Ayat 185 dan Al-Qadr. Ayat pertama disebutkan bahwa Al-Qur'an diturunkan pada waktu peristiwa Lailatul Qadr. Al-Zarkasyi dalam Al-Burhan menyebutkan tiga pendapat mengenai hal ini. Pertama, maksud turunnya Al-Qur'an pada Al-Qadr itu adalah diturunkannya Al-Qur'an secara keseluruhan ke langit dunia pada peristiwa tersebut (pendapat terkuat dan merupakan pendapat mayoritas ulama). Kedua, bahwa Al-Qur'an itu diturunkan ke langit dunia dalam rentang waktu dua puluh tahun disetiap Lailatul Qadr (pendapat Muqatil, Al-Halimi, dan Mawardi). Dan ketiga , bahwa Al-Qur'an diturunkan pertama kali pada waktu Lailatul Qadr (pendapat Al-Sya'bi dan yang lainnya).

Tetapi dalam Al-Qur'an dan juga hadits riwayat Thabrani yang bersumber dari sahabat Al-Nawas ibn Sam'an terdapat keterangan bahwa yang membawa wahyu dari Allah itu adalah malaikat yang bernama Jibril. Namun, disini juga terdapat perbedaan pendapat mengenai tata cara pewahyuan dari Allah kepada Jibril. Ada tiga pendapat yang masyhur di kalangan ulama, yaitu:

Pertama, bahwa Jibril mengambil Al-Qur'an dari Allah secar sima'i dengan lafadz yang khusus tanpa adanya perantara (pendapat mayoritas ulama dari golongan Ahl-Sunnah yang dikuatkan oleh riwayat Al-Nawas ibn Sam'an). Maka Al-Qur'an itu adalah kalamullah bukan perkataan Jibril ataupun Nabi.

Kedua, Jibril Menghafalkan Al-Qur'an dari Lauh Mahfus (pendapat ini merupakan pendapat yang tidak bisa di pegang, karena adanya Al-Qur'an di Lauh Mahfusitu seperti perkara yang ghaib).

Ketiga, Jibril hanya mengambil maknanya saja dari Allah, dan lafadznya dari Jibril atau dari Nabi. Namun, pendapat ini lebih cocok untuk disandarkan kepada sunnah, bukan Al-Qur'an. Karena sunnah itu merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi melalui perantara JIbril secara maknawi, kemudian Nabi mengungkapkan makna tersebut dengan ungkapannya sendiri.

Perlu ditegaskan bahwa para ulama pun membedakan antara makna inzal dan tanzil. Ada yang berpendapat bahwal inzal itu bermakna menampakkan atau memperlihatkan. Sedangkan tanzil itu ada dua cara, yaitu dengan beralihnya Nabi ke dalam bentuk malaikat dan beralihnya Jibril ke bentuk manusia. Singkatnya inzal adalah proses pemberian wahyu dari Allah pada pada Jibril secara sekaligus dan diturunkan ke langit dunia, sedangkan tanzil adalah proses turunnya wahyu Jibril dari langit dunia kepada Nabi secara bertahap.

Kesimpulan

Dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 185 dan Al-Qadr ayat pertama disebutkan bahwa Al-Qur'an diturunkan pada bulan Ramadhan tepatnya pada waktu peristiwa Lailatul Qadr. Tetapi para ulama berselisih mengenai tata cara turunnya tersebut. Al-Zarkasyi dalam Al-Burhan menyebutkan tiga pendapat mengenai hal ini. Pertama, maksud turunnya Al-Qur'an pada Lailatul Qadr itu adalah diturunkannya Al-Qur'an secara keseluruhan ke langit dunia pada peristiwa tersebut. Ini adalah pendapat terkuat dan juga merupakan pendapat mayoritas ulama. Kedua, bahwa Al-Qur'an itu diturunkan ke langit dunia dalam rentang waktu dua puluh tahun di setiap Lailatul Qadr. Ini adalah pendapat dari Muqatil, Al-Halimi, dan Al-Mawardi. Dan ketiga bahwa Al-Qur'an diturunkan pertama kali pada waktu Lailatul Qadr. Ini adalah pendapatnya Al-Sya'bi dan yang lainnya, itu adalah diturunnya Al-Qur'an secara keseluruhan ke langit dunia pada peristiwa tersebut

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image