Pesan Tersirat dan Nilai Kehidupan dalam Film di Ambang Kematian
Tontonan | 2024-10-27 14:15:36Di Ambang Kematian adalah sebuah film horor Indonesia yang dirilis pada tahun 2023, disutradarai oleh Azhar Kinoi Lubis dan naskahnya ditulis oleh Erwanto Alpha Dullah. Film ini merupakan adaptasi dari kisah nyata yang menjadi viral melalui thread di Twitter oleh @jeropoint, dan menceritakan pengalaman sebuah keluarga dari Tanggulangin, Sidoarjo. Berdurasi 97 menit, film ini dibuat khusus untuk penonton berusia 17 tahun ke atas.
Cerita berfokus pada Nadia, seorang wanita muda yang hidupnya berada di ambang kematian karena menjadi korban pesugihan, yang ternyata dilakukan oleh ayahnya sendiri. Ritual pesugihan ini menuntut pengorbanan nyawa setiap sepuluh tahun. Korban pertama jatuh pada tahun 2002, ketika ibunya meninggal dengan cara tragis. Sepuluh tahun kemudian, kakak laki-lakinya, Yoga, mengalami nasib yang sama.
Sinopsis
Film ini bermula di Sidoarjo, Jawa Timur pada tahun 2001. Nadia harus menghadapi penyakit aneh yang diderita ibunya, seperti kudis, halusinasi, dan termenung. Suatu hari, ibunya berpesan kepada Nadia untuk mengikuti aturan dan arahan ayahnya, Suyatno (Teuku Rifnu Wikana), agar selamat.
Setelah itu, ibunya tiba-tiba muntah darah dan meninggal dunia dengan cara mengenaskan pada tahun 2002. Sepuluh tahun kemudian, kakak Nadia yang bernama Yoga juga meninggal dunia dengan cara yang sama seperti ibunya.
Nadia dan Yoga mencurigai ayahnya melakukan pesugihan untuk mendapatkan kekayaan. Nadia dan Yoga sering mengalami teror mistis dari makhluk halus yang menyeramkan. Nadia memutuskan untuk menyelidiki semua yang terjadi pada keluarganya.
Pesan moral utama yang bisa diambil dari film ini adalah bahwa mengambil jalan pintas demi kekayaan atau kesuksesan dapat membawa bencana bagi diri sendiri dan orang-orang terdekat. Ambisi yang tidak terkendali dan keinginan akan kekayaan instan bisa menghancurkan hidup dan hubungan keluarga. Film ini juga menyentuh aspek lain, yaitu kritik sosial terhadap masih adanya praktik pesugihan di masyarakat, yang menampilkan bahwa keputusan-keputusan tidak bijak seperti ini berakhir pada penyesalan yang mendalam.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.