Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Revly Haiqal Bais

Perkembangan Konsep Diri, Moral, Emosi, Sikap, Nilai dan Kreatifitas

Pendidikan dan Literasi | 2024-10-26 19:06:01
Gambar. Perkembangan Konsep Diri, Moral, Emosi, Sikap, Nilai dan Kreatifitas

A. Perkembangan Konsep Diri

Ø Pengertian konsep diri

Konsep diri merupakan pandangan dan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri dan mencakup berbagai aspek seperti aspek fisik, psikologis, sosial, dan emosional. Pengertian konsep diri dijelaskan lebih detail di bawah ini’Definisi Umum: Konsep diri adalah gambaran keseluruhan yang dimiliki seseorang tentang dirinya.Hal ini termasuk menilai keyakinan, perasaan, karakteristik dan kemampuan individu

Ø Jenis-jenis dan aspek konsep diri

Diri Fisik: Persepsi individu terhadap kondisi fisiknya, termasuk penampilan dan kesehatan.

Diri Sosial: Bagaimana individu memandang perannya dalam interaksi sosial dan hubungan dengan orang lain.

Diri Emosional: Perasaan seseorang terhadap dirinya sendiri, seperti harga diri dan kepuasan hidup

Ø fungsi konsep diri

Membangun Hubungan Sosial yang Baik Citra diri yang baik dapat mempengaruhi hubungan seseorang dengan lingkungan sosialnya Menerima kelebihan dan kekurangan diri Konsep diri yang baik membuat individu bisa menerima kelebihan dan kekurangannya sendiri Mengarahkan Perilaku : Konsep diri berperan penting dalam menentukan dan mengendalikan perilaku individu.Orang Mengembangkan Kepribadian Citra diri merupakan bagian penting dalam perkembangan kepribadian seseorang. Orang dengan citra diri positif.

Konsep diri dan pengaruhnya terhadap tingkah laku

Ø Positif

Aktivitas Positif: Individu dengan konsep diri positif cenderung menampilkan tingkah laku sosial yang baik, seperti aktif, kerja keras, Menghormati Orang Lain: Mereka cenderung menghormati, menghargai, dan mengasihi orang lain.

Ø Negatif

Rendah Dirinya: Individu dengan konsep diri negative cenderung menampilkan tingkah laku yang buruk, Emosi Buruk: Mereka cenderung memiliki emosi dan tingkah laku yang lebih buruk dalam merespons tanggapan dari orang lain.

Ø Hubungan antara Konsep diri dan prestasi sekolah

Sebuah studi menemukan bahwa kontribusi konsep diri terhadap prestasi belajar siswa mencapai sekitar 38,44%, menunjukkan bahwa ini adalah faktor penting dalam pencapaian akademik. siswa dengan konsep diri yang tinggi memiliki semangat untuk bersaing dan lebih terbuka terhadap umpan balik, yang mendukung perkembangan akademis mereka.

Upaya orang tua dan guru dlm membentuk konsep diri dan implikasinya bagi Pendidikan, 1.Memberikan Dukungan Emosional, 2.Mendorong Kemandirian, 3.Menetapkan Harapan Realistis, 4.Memberikan Umpan Balik Positif.

B. Perkembangan Emosi

Emosi adalah respons psikologis dan fisiologis yang muncul sebagai reaksi terhadap stimulus tertentu. Secara sederhana, emosi dapat diartikan sebagai perasaan yang kuat yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu, dan sering kali disertai dengan perubahan fisik, seperti peningkatan denyut jantung atau pernapasan yang cepat.

Ø Karakteristik Perkembangan Emosi

Perkembangan emosi merupakan suatu keadaan yang lebih kompleks dimana pikiran dan perasaan ditandai dalam bentuk perubahan bilogis yang muncul akibat dari prilaku individu baik berupa perasaan, nafsu maupun suasana mental yang tidak terkontrol. Jean Piaget menekankan hubungan antara perkembangan kognitif dan emosional.

· Sensorimotor (0-2 tahun) Pada tahap ini, bayi memahami dunia melalui panca indera dan Tindakan fisiknya.

· Pra Operasional (2-7 tahun) Selama periode ini, anak-anak mulai menggunakan simbol dan bahasa. Mereka mengembangkan imajinasi dan berfokus pada diri mereka sendiri.

· OperasionalKonkret(7-11tahun) Anak-anak mulai mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang perasaan orang lain dan dapat mulai memahami perspektif orang lain.

· Operasional Formal(12 tahun dan seterusnya) Pada tahap ini, kemampuan berpikir abstrak dan logis berkembang.Individu dapat memahami dan mengekspresikan emosi dengan lebih kompleks. Mereka mampu memahami konsep seperti cinta, rasa bersalah, dan kebahagiaan dalam konteks yang lebih abstrak.

Ø Jenis jenis Emosi

Seorang psikolog asal Amerika Serikat, Paul Ekman, menyebutkan ada enam macam emosi dasar manusia.

1.Emosi Bahagia

Bahagia bisa diartikan sebagai kondisi emosional yang ditandai dengan perasaan enang, ceria, gembira, kepuasan, dan sejahtera

2.Emosi Sedih

Kesedihan dapat didefinisikan sebagai kondisi emosional yang ditandai dengan perasaan tidak bersemangat, tidak tertarik dalam mengerjakan hal apa pun, mood yang murung, kekecewaan, hingga perasaan berduka

3.Emosi

Takut Saat merasakan adanya indikasi bahaya, emosi takut umumnya muncul dan terjadilah respons yang disebut melawan atau lari. Takut merupakan emosi yang kuat dan berperan penting untuk bertahan hidup.

4. EmosiJijik

Perasaan ini dapat bersumber dari banyak hal, termasuk rasa, pemandangan, atau bau yang tidak menyenangkan. Seseorang juga dapat mengalami kejijikan moral saat melihat individu lain berperilaku yang mereka anggap tidak menyenangkan,tidak bermoral, atau jahat

5. Emosi Marah

Emosi marah yang tidak dikendalikan juga dapat memicu masalah psikologis dan berbahaya untuk tubuh. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk bisa mengontrol jenis emosi ini.

6. Emosi Terkejut

Terakhir, ada emosi terkejut. Seseorang menunjukkan emosi ini saat menghadapi momen atau hal yang tidak disangka.

Ø Perbedaan individu dalam perkembangan emosi

Dengan meningkatnya usia anak, semua emosi diekspresikan secara lebih lunak karena mereka telah mempelajari reaksi orang lain terhadap luapan emosi yang berlebihan, sekalipun emosi itu berupa kegembiraan atau emosi yang menyenangkan lainnya. Selain itu karena anak-anak mengekang sebagian ekspresi emosi mereka, emosi tersebut cenderung bertahan lebih lama daripada jika emosi itu diekspresikan secara lebih terbuka.

Oleh sebab itu, ekspresi emosional mereka menjadi berbeda-beda. Perbedaan itu sebagian disebabkan oleh keadaan fisik anak pada saat itu dan taraf kemampuan intelektualnya, dan sebagian lagi disebabkan oleh kondisi lingkungan. Anak yang sehat cenderung kurang emosional dibandingkandengananak yang kurang sehat.

Ø Pengertian Moral, Nilai dan Sikap

Moral, nilai dan sikap merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan satu sama lain.

· Moral adalah ajaran tentang baik buruknya perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Istilah moral berasal dari kata latin “mores” yang artinya tata cara dalam kehidupan, adat istiadat atau kebiasaan. Moral merupakan standar perilaku yang berlaku dalam masyarakat, dan memungkinkan orang untuk hidup secara kooperatif.

· Nilai merupakan dasar pertimbangan bagi individu untuk melakukan sesuatu. Nilai merupakan ukuran atas pentingnya sesuatu yang seseorang berikan.

· Sikap adalah respons terhadap suatu objek sebagai perwujudan dari sistem nilai dan moral. Sikap diekspresikan melalui kata-kata dan perilaku

Ø Karakteristik moral, nilai, dan sikap remaja

Perkembangan nilai, moral, dan sikap remaja merupakan proses yang kompleks, di mana mereka mulai berpikir lebih abstrak dan berfokus pada prinsip universal. Kemandirian dan kematangan moral menjadi penting, memungkinkan remaja untuk menilai situasi dengan lebih kognitif dan mengurangi egosentrisme. Lingkungan sosial, seperti orang tua dan guru, berperan signifikan dalam membentuk nilai-nilai ini melalui komunikasi dan partisipasi aktif dalam diskusi. Selain itu, penting untuk mengakui keunikan setiap remaja, mengingat kebutuhan dan minat mereka yang beragam, sehingga pengembangan moral dan nilai-nilai mereka dapat berjalan optimal.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Nilai, Moral Dan Sikap : 1.Lingkungan Sosial, 2.Kemampuan kognitif, 3. Keragaman Individual, 4.Pengalaman Awal, 5.Komunikasi dan Partisipasi, 6.Pendidikan dan Kurikulum.

Ø Perbedaan individu dalam dalam perkembangan moral,nilai, dan sikap

Perbedaan individu dalam perkembangan moral, nilai, dan sikap sangat dipengaruhi oleh berbagaifaktor, termasuk karakteristik pribadi, lingkungan sosial, dan pengalaman hidup. Setiap individu memiliki keunikan yang memengaruhi cara mereka memahami dan menerapkan nilai-nilai moral.

Misalnya, faktor genetik dan lingkungan keluarga dapat membentuk sikap dasar seseorang terhadap perilaku etis dan norma sosial. Selain itu, pengalaman pendidikan juga berperan penting dalam membentuk sikap dan nilai, di mana interaksi dengan guru dan teman sebaya dapat memperkuat atau mengubah pandangan individu. Tipe kepribadian juga mempengaruhi perkembangan moral; individu dengan kepribadian ekstrovert mungkin lebih terbuka terhadap pengalaman sosial yang membentuk nilai-nilai mereka dibandingkan dengan introvert.

Ø Upaya pengembangan moral, nilai, dan sikap serta implikasinya bagi Pendidikan

Anak-anak di sekolah perlu diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang mendorong perkembangan moral. Contohnya, dalam kegiatan kelompok, mereka belajar untuk tidak melakukan hal yang merugikan orang lain karena ini tidak sesuai dengan nilai- nilai atau norma moral yang ada. Nilai-nilai ini dipelajari melalui pengalaman dan menjadi bagian dari pemahaman perilaku setiap orang. Pendidikan moral dan karakter di sekolah, seperti membangun iman dan menanamkan akhlak mulia, sangat penting untuk membentuk potensi anak agar bisa mengendalikan diri dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Namun, pendidikan karakter ini tidak hanya tugas sekolah, tetapi juga peran orang tua dan masyarakat sekitar untuk ikut serta dalam mendidik anak-anak dengan cara yang sama.

C. Pengertian Kreativitas dan contohnya

Kreativitas menurut Santrock (2002) yaitu kemampuan untuk memikirkan sesuatu dengan cara-cara yang baru dan tidak biasa serta melahirkan suatu solusi yang unik terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Mayesty (1990) menyatakan bahwa kreativitas adalah cara berpikir dan bertindak atau menciptakan sesuatu yang original dan bernilai/berguna bagi orang tersebut dan orang lain. Contohnya adalah Kreativitas melalui Imajinasi: Anak dapat menggunakan benda-benda sederhana seperti sapu untuk bermain seolah-olah itu adalah kuda, atau kursi yang dijadikan mobil. Aktivitas ini membantu anak mengembangkan imajinasi mereka dan menciptakan ide-ide baru tanpa batasan realitas sehari-hari.

Ø Tahap-tahap kreativitas

Wallas mengemukakan empat tahapan proses kreatif: persiapan (preparation), inkubasi (incubation), iluminasi (illumination), dan verifikasi (verification).Proses kreatif terdiri dari empat tahap. Pertama, tahap persiapan, di mana seseorang mengumpulkan informasi dan mencari berbagai solusi tanpa arah yang pasti. Kedua, tahap inkubasi, saat seseorang berhenti memikirkan masalah secara sadar, namun pikirannya terus bekerja di bawah sadar. Ketiga, tahap iluminasi, di mana ide-ide atau inspirasi baru muncul secara tiba-tiba. Terakhir, tahap verifikasi, di mana ide-ide tersebut dievaluasi dan diuji untuk melihat apakah bisa diterapkan dalam kenyataan. Keempat tahap ini saling berhubungan dan bertujuan untuk menghasilkan ide yang bisa diterima.

Ø Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya Kreativitas

a. Lingkungan Sosial

Lingkungan yang mendukung, memfasilitasi eksplorasi ide-ide baru, dan memberikan kesempatan untuk berekspresi secara bebas dapat merangsang kreativitas anak.

b.Dukungan Orang Tua

Dukungan, pujian, dan dorongan yang diberikan orang tua dapat meningkatkan rasa percaya diri anak dalam berekspresi secara kreatif.

c. Stimulasi dan Pengalaman

Pengalaman langsung dalam menciptakan sesuatu, menghadapi tantangan, dan menemukan solusi kreatif akan membantu meningkatkan kemampuan kreatif anak.

Ø Sikap orang tua yang menunjang dan tidak menunjang pengembangan kreativitas anak

a. Sikap orang tua yang menunjang pengembangan kreatifitas anak

Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk mengungcapkannya. Memberi waktu kepada anak untuk berpikir, merenung dan berkhayal. Membiarkan anak mengambil keputusan sendiri. Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicoba, dilakukan, dan apa yang dihasilkan.

b. Sikap orang tua tidak menunjang pengembangan kreativitas anak

Mengatakan kepada anak bahwa ia akan dihukum jika berbuat salah. Tidak membolehkan anak menjadi marah terhadap orang tua. Tidak boleh anak mempertanyakan keputusan orang tua. Tidak membolehkan anak bermain dengan yang berbeda dari keluarga anak, mempunyai pandangan dan nilai yang berbeda dari keluarga anak. Anak tidak boleh berisik.

Ø Upaya membantu mengembangkan kreativitas dan implikasinya dalam Pendidikan

Pengembangan kreativitas siswa sangat penting untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan inovatif. Metode pembelajaran aktif, seperti diskusi kelompok dan proyek kolaboratif, serta pendekatan inquiry, bisa mendorong keterlibatan siswa dan meningkatkan kreativitas. Namun, di beberapa sekolah, termasuk SMP Negeri 3 Rokan IV Koto, pengembangan kreativitas masih kurang optimal. Siswa yang kreatif biasanya memiliki prestasi lebih baik dan karakter yang lebih kuat, seperti percaya diri dan tanggung jawab. Oleh karena itu, guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung kebebasan siswa untuk bereksplorasi dan mengekspresikan ide-ide mereka.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image