CERPEN Nekat Harus Hebat
Sastra | 2024-10-25 10:06:50"APA YANG KAU LAKUKAN!? Hadeuh" geram ibuku
"Maafkan aku bu," mohonku kepada ibuku
"Yasudah, cepat kembali ke kamarmu. Pamanmu akan mengurus semuanya. JANGAN U-L-A-N-G-I LA-GI! Oke?" nasehat ibu kepadaku
"Sudahlah dik, jangan terlalu marah gitu. Ini bukan masalah besar. Aku bisa mengatasinya semudah membalik tangan" ucap paman
Aku tidak bisa menyalahkan ibuku yang marah. Aku, Noel, telah secara tidak sengaja melakukan hal tabu di hutan besar magis yang terlarang. Itu bisa membawa kehancuran, seharusnya. Tetapi dengan bantuan pamanku harusnya tidak ada yang terjadi. Apalagi dengan kehebatan pamanku yang seorang Jenderal Penyihir Kerajaan Britania, maka masalah ini akan selesai dengan sekali cob-
*DUM
Suara letupan terdengar menggelegar tak jauh dari sini. Asap hitam menyebar ke segala penjuru hutan. Bau asap hitam layaknya bau belerang itu mengganggu pandangan kami. Seketika sebuah angin kencang mengusir seluruh asap hitam itu, sepertinya itu sihir milik pamanku.
Aku yang masih lemah, melihat tempat asal ledakan sebelumnya. Fragmen-fragmen batu magis terlihat di sekitar area asal ledakan, berserakan dimana-mana. Tidak ada yang bisa dilihat sebelumnya, namun saat aku melihat lebih jelas, sebuah binatang, tidak, monster serigala raksasa keluar dari asal ledakan yang masih tertutupi asap hitam.
Monster serigala raksasa itu, memiliki sebuah fragmen magis di dahinya, memungkinkannya mengeluarkan sihir dahsyat layaknya manusia. Pamanku dan ibuku yang melihatnya langsung melindungiku, merapalkan suatu mantra yang tidak kutahu. Ibuku membawaku pergi dengan sihir anginnya. Pamanku mengeluarkan lingkaran sihir di udara yang sepertinya digunakan untuk menyerang monster itu
*Wooshhh
*DUM
Suara dentuman keras sihir angin kencang yang dilancarkan pamanku terlihat efektif. Namun tidak, serigala itu masih berdiri kokoh menatap kami mengintimidasi. Seraya melihat kerusakan di sekitarnya. Serigala itu dengan tenang berjalan perlahan ke arah kami. Aku yang dibawa pergi oleh sihir ibuku, segera melepaskan diri. Aku ingin melawan serigala itu, juga tanggung jawab atas kesalahan yang kulakukan.
Terlepasnya aku dari sihir ibuku, tanpa sepengetahuan nya, aku berlari kencang ke arah pamanku yang bertarung terus mencoba menyerang serigala raksasa. Serigala raksasa yang berjalan pelan dengan tatapan intimidasi yang ia keluarkan, akhirnya mengeluarkan serangan pertamanya. Tudung gelap menyelimuti area pertempuran mereka. Dengan cepat, ia berpindah ke sebelah paman ku dan mencakarnya. Lalu mengeluarkan sebuah tebasan api di udara menyerang pamanku.
Aku yang kebetulan berada di di dalam areanya, merasa kasihan kepada kakekku. Tanpa sadar, jiwaku yang nekat, yakin pada diri sendiri, mencoba untuk menyerang serigala itu.
Sebuah tebasan angin terhempas kepadanya. Tak berpengaruh. Serigala itu menghentikan serangannya kepada paman, dan melihatku. Keberanianku menurun, aku mulai tidak percaya diri menyadari seranganku tidak berguna melawannya. Hingga pada akhirnya, ibuku yang berada di luar area, merapalkan sebuah sihir kepadaku, yang entah bagaimana, membuat diriku terasa sangat kuat.
Tanpa berpikir dua kali, aku merapalkan mantra yang sama ke arah serigala itu sebelum ia menyerangku.
*SREK
Suara mengoyak terdengar dari serigala itu, melepas batu magis di dahinya. Terlepasnya batu magis itu, melemahkan serigala itu. Langsung, pamanku yang melihatnya, melancarkan sihir terkuat yang bisa ia kerahkan.
*DUM
Serigala itupun terhempas jauh, menghilangkan tudung gelap yang menutupi area. Mengakhiri pertempuran kamu di hutan magis terlarang.
Penulis : Mohammad Ilham Aswidiansyah
Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.