CERPEN BENALU
Sastra | 2024-10-25 10:06:49
" Baru beli token kemarin sekarang sudah habis" Gumam DesiPrag suara berisik dari dapurHem.... Desahan Desi"Sampai kapan mas semua ini berakhir" Keluh Desi pada suaminya"Sabar ya, maafkan mas yang belum bisa bahagiakan kamu""Harus sabar bagaimana lagi, apa kurang sabarku selama ini."
Rajuk Desi pada Yogi sang suami" Tak apalah kita kontrak meski satu petak kecil saja yang penting kita bisa mandiri. "Ya namaku Desi seorang ibu rumah tangga yang sudah tiga tahun ini hidup bersama mas Yogi. Tinggal satu atap bersama ibu mertua dan adik ipar. Enam bulan yang lalu adik iparku bernama Maya menikah dengan Tomi. Suamiku Mas Yuda, dia sangat baik tak pernah sekalip ia berkata kasar apalagi bertindak kasar.
Tapi kebaikannya itulah yang menjadi boomerang bagi rumah tangga kami. Ia tak pernah menolak apapun yang jadi keinginan keluarganya seolah itu perintah wajib yang harus ia jalankan. Aku tahu sampai kapanpun anak lelaki wajib berbakti pada ibunya tapi tentunya tidak melupakan kewajibannya pada istrinya. Ya seperti pagi ini, baru kemarin pagi ibu mertua minta uang seratus ribu buat beli token listrik tapi nyatanya apa hanya ia belikan token listrik dia puluh ribu padahal rumah ini sangat besar tentunya saja perabotan butuh listrik.
Pagi ini saat aku mau mencuci baju listrik padam, ya karena memang tokennya habis. Lantas kemana uang yang delapan puluh ribu ternyata ia berikan pada Maya untuk beli lauk suaminya. "Mbak, kamu ini hanya numpang di sini".Keluh Maya pada Desi" Oh ya, aku memang numpang di rumah ini tapi kalau aku tidak dinikahi kakakmu aku tak akan tinggal di rumah ini"" Satu lagi harusnya seorang istri itu ikut suami bukan suami yang ikut istri atau memang suamimu memang tak bisa hidupi kamu." Sejak mati Desi pada Maya.
Tentu saja Maya tak Terima dengan hinaan Desi seketika itu juga wajah Maya memerah. Ya memang sesekali aku harus tegas pada Maya. Ia hanya menjadi benalu bagi rumah tangga kami tak apalah dulu suamiku menanggung semua kebutuhan rumah ini apalagi ibu mertua seorang janda tapi sekarang Maya sudah menikah, makan pun harus suamiku yang nanggung. Benar memang terkadang ipar adalah maut. Maya menjadi benalu dalam rumah tangga kami. Karya : Fidia Astutik W, S. PdSmagrisda
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.