Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image HeryWibowo

Membersihkan Hati (Bagian Pertama)

Gaya Hidup | 2024-10-17 06:39:19

Manusia, dikaruniai hal yang luar biasa oleh Allah Subhanahu wa ta'ala, yaitu hati. Inilah salah satu keunggulan manusia, dibandingkan dengan mahluk lainnya, yaitu memiliki hati/qalbu yang memungkinkannya membedakan hal yang baik dan buruk. Oleh karena itu, jika hati manusia kotor, maka sikap dan perilaku manusia tersebut dikawatirkan juga terbawa kotor. Namun sebaliknya, jika hati bersih, maka besar kemungkinan qalbu ini akan membawa pikiran, sikap dan perilaku yang bersangkutan ke tujuan-tujuan yang Allah Subhanahu wa ta'ala ridhoi.

Maka, banyak para ahli agama, ulama dan para da'i yang mendalami masalah hati ini. Salah satunya adalah al-Ustadz Harry Santosa. Beliau menjelaskan bahwa tahapan tazkiyatunnafs (pembersihan hati) terdiri dari lima tahapan yaitu: (1) Tahap Mu'ahadah, (2) Tahap Muroqobah, (3) Tahap Muhasabah wa Mu'aqobah, (4) Tahap Mujahadah dan (5) Taufiqullah.

Berikut uraian tahap demi tahapnya

(1) Tahap Mu'ahadah = Remember the Purpose of Life & The Mission of Life. Apa maknanya? Yaitu mengingat dan menyadari kembali apa maksud (purpose) Allah Subhanahu wa ta'ala. Ya, ini kuncinya, yaitu berusaha semaksimal mungkin memikirkan maksud dan tujuan kita diciptakan. Serius dan bersungguh-sungguh mencari jawaban dari pertanyaan ini.

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyaat: 56).

Melalui penghayatan ini, maka manusia seyogianya berusaha melihat kembali apa yang telah dilakukannya. Apakah telah selaras dengan maksud penciptaan ini? Ataukah malah menjauhinya. Sudahkah hari demi hari berusaha mendekat kepada pencipta-Nya, atau justru menjauhinya.

Manusia hendaknya merenungi ragam peristiwa yang menimpanya, apakah telah semakin membuatnya bersyukur, ataukah justru membuatnya kufur terhadap nikmat. Hari-hari yang dilewatinya, apakah banyak berisi upaya untuk menangkap makna-makna kunci dalam kehidupan atau justru lewat begitu saja.

Mu'ahadah, sejatinya adalah tahapan menyadari kehadiran. Menyadari sepenuhnya apa makna, tujuan dan maksud, dihadirkannya dirinya di muka bumi ini. Banyak melakukan refleksi mendalam tentang alam semesta, serta perjalanan sejarah peradaban manusia. Berpikir tentang ragam kisah dalam kitab suci Al Qur'an tentang akhir kaum-kaum yang mengkhianati ataupun tidak mau bersyukur terhadap nikmat yang Allah Subhanahu wa ta'ala berikan. Merenung terhadap usaha keras yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam dalam berdakwah kepada umat manusia pada saat itu, untuk hanya beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, dan bertawakal hanya kepada-Nya.

Manusia diberikan kekuatan pikiran untuk terus mengoreksi hatinya, sudahkah hari ini lebih bersih dari kemarin? Atau jurstru sebaliknya, lebih hitam, pekat dan gelap. Sudahkah hari ini lebih sensitif terhadap desir-desir ajakan untuk beribadah atau sebaliknya? Apakah ada semacam setruman ketika melakukan kemaksiatan atau datar-datar saja. Apakah tergerak untuk segera melakukan sholat ketika adzan berkumandang, atau justru mengabaikannya. Individu dianugerahi al-fikr dan al-qalbu yang luar biasa, yang jika terus dibersihkan dan dioptimalkan, insya Allah akan memberikan kebaikan pada individu tersebut. Mari terus berupaya membersihkan hati dari segala keburukan, agar hati yang bersih tersebut terus memandu pikiran, sikap dan perilaku kita sehari-hari.

Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, (dalam https:rumaysho.com)

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image