Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image galuh rosmaniar

Eksistensi Perempuan Dalam Dunia Kerja, Benarkah Membawa Kesejahteraan Bagi Rumah Tangga?

Gaya Hidup | 2024-10-14 12:20:20

Saat ini, masyarakat Indonesia sedang mengalami krisis ekonomi yang mengakibatkan penurunan kesejahteraan. Hal itu menyebabkan banyak perempuan ikut terjun dalam usaha meningkatkan perekonomian keluarga.

Namun, ada beberapa permasalahan yang dianggap membatasi eksistensi perempuan. Bahwa perempuan sering mengalami diskriminasi pendidikan, pekerjaan dan layanan keuangan sehingga menghambat mereka mencapai potensi penuh. Perempuan sulit mengakses layanan keuangan baik tabungan, kredit maupun asuransi untuk pengelolaan ekonomi keluarga. Pendidikan yang tidak merata menjadi halangan bagi perempuan mencari peluang kerja. Permasalahan KDRT juga sempitnya akses ketrampilan, terutama bagi kalangan menengah ke bawah, menyulitkan singgungan dengan jaringan profesional yang dapat mendukung perkembangan karir perempuan.

Dari permasalahan-permasalahan diatas , menjadi dasar beberapa lembaga keuangan nasional mengadakan program-program pemberdayaan perempuan. Disaat kemampuan kepala keluarga dalam memenuhi kesejahteraan tidak memadai, perempuan diharapkan mampu berpartisipasi dalam peningkatan perekonomian keluarga dengan memiliki pendapatan. Karena wanita yang mandiri bisa menopang stabilitas ekonomi keluarga dan masyarakat. Bahkan, perempuan akan dipermudah untuk mengakses berbagai layanan keuangan sebagai topangan untuk mencapai kemandirian finansial. Dukungan penuh kepada pemahaman kesetaraan gender pun dilakukan demi mendorong kemandirian perempuan.

Benarkah eksistensi penuh perempuan dalam bidang ekonomi akan membawa kesejahteraan keluarga?

Saat perempuan memfokuskan diri dalam kegiatan ekonomi maka akan menimbulkan efek nyata dalam.hidupnya. peningkatan kesejahteraan ekonomi membuat ter-cover- nya kebutuhan dasar dengan lebih baik. Akses anak ke sekolah yang berkualitas, bimbingan belajar dan kegiatan ekstrakurikuler juga semakin terbuka. Perempuan yang mandiri akan menjadi contoh bagi anak dalam usaha mengejar pendidikan dan karier. Namun, itu hanya dampak dari kacamata material saja. Karena efek negatifnya juga bermunculan. Waktu berkualitas seorang ibu berkaitan dengan pengasuhan dan pendidikan anak didalam keluarga menjadi sangat berkurang sehingga akan berpengaruh pada hubungan ibu dan keluarga, juga terganggunya perkembangan emosional dan sosial anak. Akan terjadi pergeseran nilai dan norma karena terpaksa memprioritaskan pekerjaan daripada merawat keluarga sehingga rawan muncul konflik antara suami dan istri.

Bagaimana Islam menempatkan perempuan?

Hukum wanita bekerja itu mubah, dibolehkan. Dan tidak berefek pahala karena tugas utama pencari nafkah adalah laki-laki sebagai suami. Sehingga pekerjaan wanita diutamakan eksistensi aplikasi dari ketrampilan yang dimiliki, misalnya guru, dokter dan perawat, enterpreuner, dan lain-lain. Islam tidak melarang wanita untuk bekerja dan mengekangnya dengan hanya mewajibkannya duduk di rumah saja. Bahkan, Islam menganjurkan dan mewajibkan manusia untuk bekerja dan mencari rezeki yang halal dan baik. Hanya saja niat dari bekerja tidak boleh untuk mencari nafkah. Namun , ada beberapa syarat yang mengiringi perempuan dalam bekerja, yaitu mendapatkan izin dari suami atau wali,menutup aurat dengan sempurna dan tidak tabbaruj, serta tidak mengabaikan kewajiban utama sebagai istri dan ibu, yaitu melaksanakan kewajiban rumah tangga.

Selain itu, tidak diperkenankan ikhtilat atau campur baur dengan laki-laki nonmahra dan berinteraksi seperlunya dengan alasan syar'i. Pekerjaan yang dilakukan harus halal sesuai syariat.

Jika perempuan bersinggungan aktif dalam program yang diadakan lembaga-lembaga keuangan tadi,akan memungkinkan terjadinya efek negatif terutama karena mengambil sesuatu yang dilarang agama misalnya saja tabungan berbunga atau kredit dengan riba. Sedangkan kita tidak boleh menghidupi keluarga dengan sesuatu yang haram karena akan mempengaruhi jiwa raga ke arah yang buruk. Selain itu, Islam juga mengajarkan bahwa perempuan dipimpin laki-laki sebagai pencari nafka sehingga perempuan bisa memfokuskan diri mendidik anak-anaknya. Untuk mencapai hal ideal itu, peran negara menjadi sangat penting. Salahsatunya adalah pemenuhan kebutuhan dasar warganya secara layak dan pengadaan pekerjaan yang mendukung eksistensi laki-laki sebagai penopang keluarga. Dan hal tersebut hanya bisa tercapai jika ada penerapan hukum-hukum Islam oleh para pejabat negara sehingga tujuan sejahtera dapat tercapai.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image