Senyum Manis Penerus Dakwah Nabi
Guru Menulis | 2024-10-12 16:46:30Landasan bergerak seorang muslim tidak lain yaitu pada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad saw. tentu bukan hal yang asing ketika penerapan landasan tersebut dalam kehidupan nyata tidak sama antara satu pribadi dengan pribadi yang lainnya, sehingga kerap kali orang yang baru mengenali atau bahkan tidak mengetahui sama sekali apa itu Islam, akan menemukan keberagaman cara pandang beberapa kelompok dalam menjalani setiap detik langkah hidupnya karena faktor wilayah, cuaca, bahkan budaya serta kebiasaan yang berjalan pada daerah tertentu.
Cerita bermula ketika saya memasuki wilayah baru, bertemu orang baru, dan menemukan conoh gaya hidup baru. Pada tahun 2024 tepatnya bulan Juni, saya ditakdirkan oleh Allah Swt Tuhan semesta alam untuk meneruskan perjalanan hidup sebagai guru atau kami mengistilahkannya dengan Muaddib di lingkungan pendidikan sekolah dasar yaitu Sekolah Adab Insan Mulia. Perjalanan tidak sebatas pindah tanpa adanya tujuan, namun alasan besar yang ada di benak saya saat itu adalah ingin lebih bisa memahami problematika-problematika yang ada dalam lingkungan pendidikan yang mana kita tahu bahwa saat ini sistem pendidikan disusupi hal-hal kecil yang menjurus kepada bagaimana para pelajar memiliki cara pandang serta cara hidup dunia barat melalui materi, cara, dan bahkan media ajarnya.
Cara pandang kita dalam hidup ini perlu disandingkan selalu dengan apa yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad saw. Sehingga apakah salah jika kita mempelajari dan mengambil pelajaran dari sumber yang belum tentu Islam? jawabannya adalah tidak salah, melainkan dianjurkan untuk kita dapat mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang ada di dunia sebagai bekal menempuh rumitnya kehidupan yang fana ini, adapun yang perlu diantisipasi dalam proses pembelajaran yaitu selalu mengutamakan pemahaman akan landasan syariat sebelum menerima setiap tetesan pengetahuan yang tersebar luas di semesta ini.
Sekolah Adab Insan Mulia memiliki cara pandang yang menarik bagi saya. Karena ketika kita membahas ilmu pengetahuan, materi selalu disandingkan dengan cerita inspiratif para Nabi, sahabat Rasulullah Muhammad saw, dan para penegak syariat Islam yang memiliki pemahaman yang baik terhadap landasan umat Islam. Sehingga para peserta didik atau biasa kami panggil murid di Sekolah Adab Insan Mulia terbiasa untuk dapat bercerita tentang kisah inspiratif yang mereka dapatkan selama menjalani proses pembelajaran. Hal ini menciptakan lingkungan belajar yang penuh dengan nilai-nilai Islami, menjadikan setiap ilmu yang dipelajari lebih bermakna dan terkait dengan kehidupan sehari-hari. Murid-murid diajak untuk merenungi setiap kejadian yang dialami oleh para tokoh Islam sebagai pelajaran yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan mereka.
Satu hal yang membuat saya terkesan adalah bagaimana proses pembelajaran di sekolah ini tidak hanya menekankan pada hafalan dan pemahaman teori semata, tetapi juga bagaimana para murid diajarkan untuk menghayati dan mengamalkan apa yang telah dipelajari. Sebagai contoh, ketika mempelajari tentang kejujuran, para murid tidak hanya diberikan definisi dan kisah tentang kejujuran, tetapi mereka juga diberi tantangan nyata untuk mempraktikkan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari yang salah satu program yang dimiliki oleh Sekolah Adab Insan Mulia yaitu Kantin Mandiri. Pendekatan seperti ini membuat nilai-nilai yang diajarkan tidak sekadar menjadi pengetahuan, tetapi menjadi bagian dari karakter mereka.
Pengalaman pertama saya mengajar olahraga selalu membawa kenangan yang berharga. Diantaranya yaitu keterampilan melompat, lempar tangkap bola, senam dan keterampilan renang dengan gaya yang diakui secara Internasional, saya berkesempatan untuk menyampaikan teknik-teknik dasar mulai dari posisi, kuda-kuda, rules dan safety guna keamanan dan kenyamanan dalam setiap aktifitas luar ruangan. Dalam penyampaian, saya mengajak para murid untuk memahami bagaimana memaksimalkan kemampuan tubuh yang diciptakan sempurna oleh Allah Swt, yang dengannya dapat kita gunakan untuk kemudahan kelangsungan hidup baik dari penguasaan fokus dalam mengerjakan suatu hal maupun kekuatan dan kecekatan yang dapat dimanfaatkan dengan baik. Saya menghubungkan materi dengan situasi sehari-hari yang mungkin mereka hadapi, seperti bagaimana mereka harus tangkas dalam menjalani kondisi-kondisi genting, bagaimana mereka kuat untuk dapat menjalani aktifitas sehari-hari di bawah kondisi cuaca maupun suasana yang ekstrim, dan bagaimana mereka dapat bersyukur kepada Allah Swt atas limpahan rahmat dan berkah atas latihan-latihan mereka selama ini.
Pendidikan di Sekolah Adab Insan Mulia mengajarkan bahwa belajar bukan hanya sekadar menguasai materi, tetapi juga membentuk karakter. Melalui pendekatan ini, murid-murid diajarkan untuk menjadi pribadi yang memiliki adab yang baik, yang memahami bahwa ilmu pengetahuan harus dilandasi dengan akhlak yang mulia. Inilah yang menurut saya menjadi nilai lebih dari sekolah ini dibandingkan lembaga pendidikan lainnya.
Tidak hanya murid, kami sebagai guru atau Muaddib juga terus belajar dan memperbaiki diri. Setiap hari, kami diingatkan untuk menelaah, mempelajari dan mentadabburi Al-Qur'an dan Sunnah agar dapat memberikan contoh yang baik bagi murid-murid. Kami berdiskusi tentang metode terbaik dalam menyampaikan materi, bagaimana mendidik dengan penuh kasih sayang, serta bagaimana memahami karakter setiap murid yang berbeda-beda. Semua ini dilakukan agar kami dapat menjadi pendidik yang tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menjadi teladan dalam mengamalkan nilai-nilai Islam.
Interaksi dengan rekan kerja dari latar belakang pendidikan dan pengalaman yang berbeda menjadi pembelajaran tersendiri bagi saya. Saya belajar bagaimana mereka mengatasi tantangan yang dihadapi dalam mendidik murid-murid, bagaimana mereka menghadirkan suasana belajar yang menyenangkan, serta bagaimana mereka selalu berusaha untuk menanamkan nilai-nilai Islam dalam setiap kesempatan. Semua pengalaman ini semakin memperkaya pemahaman saya tentang bagaimana seharusnya pendidikan berbasis Islam dijalankan.
Selain itu, Sekolah Adab Insan Mulia juga memberikan kesempatan kepada murid-murid untuk mengembangkan keterampilan lain di luar materi pelajaran, seperti kepanduan, sains dan keterampilan hidup lainnya. Namun, semua aktivitas tersebut tetap diselaraskan dengan nilai-nilai Islami.
Pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Islam yang diterapkan di sekolah ini mengingatkan saya akan pentingnya mempersiapkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki adab yang baik dan pemahaman agama yang kuat dan kokoh. Hal ini penting mengingat tantangan yang akan dihadapi oleh generasi mendatang semakin kompleks. Oleh karena itu, menanamkan nilai-nilai Islam sejak dini menjadi kunci untuk menciptakan generasi yang mampu menghadapi tantangan tersebut dengan landasan yang kokoh.
Pengalaman saya yang terhitung belum lama di Sekolah Adab Insan Mulia telah membuka mata saya tentang pentingnya pendekatan yang holistik dalam pendidikan, yaitu pendekatan yang tidak hanya menitikberatkan pada pencapaian akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter yang baik. Saya semakin menyadari bahwa ilmu pengetahuan dan nilai-nilai agama harus berjalan beriringan, menjadi satu kesatuan yang utuh dalam membentuk pribadi seorang Muslim.
Pendidikan sejatinya merupakan proses panjang yang tidak hanya bertujuan untuk mencetak manusia yang pandai, tetapi juga manusia yang memiliki adab, yang mengerti dan mengamalkan ajaran Islam dalam setiap aspek kehidupannya. Bukan hal yang mudah untuk dapat menanamkan adab yang sempurna kepada setiap murid yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda, jerih payah dan usaha para Muaddib tidak bisa saya bandingkan dengan usaha kecil saya yang belum ada apa-apanya. Akan tetapi, meskipun terlihat lelah di wajah mereka, terdengar keluhan dari kejauhan dan terasa sakit yang amat mendalam, dalam setiap pertemuan para Muaddib selalu terbuka, memberikan motivasi, saran serta membuka jalan kemashlahatan, dengan senyum dan wajah yang berseri mereka berjuang ambil peran untuk perbaikan peradaban di masa yang akan datang, begitulah saya mengistilahkan senyum manis penerus dakwah Nabi.
Semoga Allah Swt senantiasa memberikan kemudahan dan keberkahan dalam setiap langkah perjalanan ini, sehingga kita semua dapat menjadi insan yang berilmu dan juga beradab, serta mampu memberikan manfaat bagi umat dan bangsa.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.