Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ari Santosa Pamungkas

Mengenalkan dan Menggali Minat Anak Bermain Badminton

Olahraga | 2022-02-11 19:20:59
Kredit foto: doki

Salah satu cabang olahraga yang populer di Indonesia setelah sepak bola, adalah badminton. Olah raga yang sering disebut tepok bulu, namplek, maupun bulu tangkis ini jamak ditemui di hampir semua daerah di Indonesia.

Sebagai gambaran bagaimana populernya badminton, coba Anda tengok di gedung Kelurahan terdekat, biasanya ada lapangan badminton di sana. Itu baru yang Indoor ya, ada banyak juga lapangan badminton yang dibangun di outdoor.

Bisa jadi, Anda akan berpikir bahwa lapangan badminton outdoor itu nggak nyaman. Ya itu pikiran yang tidak sepenuhnya salah sih, karena kadang garis batas lapangan pun terbuat dari bilah bambu panjang. Sisi uniknya, saat shuttlecock jatuh kena garis maka akan berbunyi cukup nyaring.

Lapangan outdoor tersebut terkesan apa adanya, tetapi Anda jangan lupa bahwa adanya lapangan badminton itu berarti bahwa animo alias minat masyarakat dalam bermain badminton sungguhlah tinggi.

Kemudian coba tengok di jalan perumahan, sering kali ada cukup banyak anak-anak yang bemain badminton. Mereka bermain tanpa net, tanpa garis, bahkan tanpa aturan yang jelas. Asal pukul pun sudah cukup untuk membuat sore hari menjadi ceria.

Hal unik saat anak-anak bermain badminton di gang kampung adalah saat shuttlecock nyangkut, kalau tidak di pohon ya di genteng tetangga.

Cara Menarik Minat Anak Agar Serius Bermain Badminton

Bagi Anda yang memang pehobi badminton, hampir pasti mengharapkan bahwa putra atau putri Anda bisa bermain badminton dengan lebih serius, di jalur latihan yang tepat bukan?

Sayangnya, sering kali impian Anda tersebut layu sebelum berkembang. Pasalnya, anak-anak saat ini sangat banyak yang sulit meletakan gawai mereka (smartphone misalnya), untuk beraktivitas fisik.

Dari sekian obrolan dengan para orang tua pehobi badminton, berikut langkah yang bisa Anda lakukan untuk menarik minat anak agar tertarik dengan badminton:

1. Ajak Menonton Pertandingan Badminton
Saya hobi banget nonton pertandingan badminton yang diselenggarakan oleh BWF, maupun major event seperti Sea Games, Asian Games, hingga Olimpiade. Biasanya, saya menonton menggunakan koneksi Internet Cepat dari IndiHome.

Ketika anak ikut menonton pertandingan live lewat jalur Internetnya Indonesia itu, selalu saya jelaskan mulai dari cara mendapatkan poin, gaya bermain si atlet, hingga memprediksi siapa yang akan menang.

Saya senang sekali ketika anak saya, ikutan teriak gemes ketika atlet Indonesia yang didukung malah melakukan kesalahan yang tidak perlu, misalnya saat poin kritis malah pukulan smash-nya nyangkut di net.

2. Beri Contoh Bermain Badminton
Saat anak kita bermain di gang dengan temannya, bolehlah sekali-kali kita bermain badminton melawan mereka, misalnya kita sendirian melawan 2-3 anak-anak. Tips bermain fun adalah, kita jangan pakai kekuatan penuh dan biarkan mereka menang ya. Ketika mereka menang, maka akan semakin bersemangat untuk tanding ulang dengan kita.

3. Naikkan Level Permainan Secara Bertahap Terdapat banyak jenis pukulan dalam badminton, sehingga kita tidak perlu memaksakan anak kita yang masih pemula untuk bisa segera menguasai aneka pukulan tersebut. Dimulai dari servis misalnya, kita perlu melihat si anak lebih minat melakukan backhand serve dibanding forehand serve. Sebagai awalan, kita cukup melatih backhand serve tersebut hingga si anak piawai. Ketika serve sudah cukup baik, saatnya kita melatih anak untuk melakukan pukulan lob maupun clear. Ketika yang dasar sudah bisa, maka selanjutnya sebaiknya kita masukan anak ke pelatihan badminton di daerah Anda.

4. Pilih Klub Badminton Terbaik untuk Anak
Memilih klub badminton untuk anak, bisa berbeda-beda pertimbangannya. Ada yang memang menggunakan pertimbangan biaya, ada yang menggunakan pertimbangan lokasi yang dekat rumah, hingga pertimbangan siapa pelatihnya. Kesemuanya bisa Anda pilah dan pilih sendiri yang sesuai dengan kondisi. Ingat, bahwa anak yang kita ikutkan di klub latihan badminton tidak selalu kita targetkan akan menjadi atlet profesional. Bisa jadi anak kita ikutkan latihan di klub badminton itu lebih untuk memperkaya skill si anak saja, agar lebih percaya diri di masa depannya.

5. Ikutkan Anak di Audisi Atlet Badminton Profesional
Untuk anak yang memiliki skill bermain badminton yang natural dan bersih, sangat berpotensi untuk dikembangkan di klub lokal daerah. Apabila sudah matang, tidak ada salahnya untuk diikutkan di seleksi atlet profesional, misalnya di IndiHome Gideon Badminton Academy khususnya untuk anak usia 16 tahun ke bawah.

Asik bukan, bisa mengenalkan badminton kepada anak-anak kita, sekaligus kita bisa mengembangkan skill anak hingga menjadi atlet profesional.

Kalaupun tidak bisa menjadi atlet badminton level nasional pun, anak yang hobi bermain badminton akan memiliki kebugaran fisik yang lebih baik di masa kini yang sangat berguna di masa mendatang.

Siapa tahu anak kita jadi langganan juara tanding level 17-an di kampung, kantor, tingkat RT, RW, kota, sampai di level nasional dan internasional.

Yuk, ambil raketmu dan mulai bermain. Eits, jangan lupa pemanasan yang cukup ya, biar otot kita tidak kaget sehingga terkena cidera.

~ Ari Santosa Pamungkas
Pehobi badminton dan juga blogger di arigetas.com

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image