Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Endar Julian

Dikira Brand Luar Negeri, Ternyata 7 Brand Ini Asli Dari Indonesia

Bisnis | Thursday, 10 Feb 2022, 14:07 WIB
Sumber gambar: Traveloka - Diedit oleh Endar Julian

Brand Indonesia yang dikira brand luar masih bikin Anda salah kaprah? Jangan keliru lagi karena brand Indonesia tentu memiliki kualitas yang tidak kalah unggul. Itulah mengapa, semakin banyak produk yang layak diekspor. Penasaran? Langsung saja, berikut ini adalah daftarnya.

1. J.CO Donut and Coffee

Jangan terkejut karena Anda baru tahu kalau ini brand lokal. Sesuai namanya, brand ini memang memproduksi donat khas Amerika dengan aneka minuman, serta yoghurt. Anda yang sangat mengenal Johnny Andrean dengan bisnis salonnya, ternyata juga merupakan pemilik dari J.CO.

Alasan mengapa Johnny membuat bisnis ini adalah karena beliau menyukai donat khas Amerika. J.CO akhirnya berhasil didirikan pada tahun 2005 dan gerainya pun terus bertambah.

2. Excelso

Siapa sangka kalau Excelso ternyata merupakan trademark Indonesia. Kafe bernuansa modern dan bergaya western ini memang sukses membuat penggemarnya keliru. Excelso masih satu perusahaan dengan Kapal Api dan mulanya hanya punya satu gerai di mall Jakarta.

Dengan mengusung tema yang modern dan kebarat-baratan, Excelso berhasil berkembang dana membuka gerai-gerai di mall Indonesia.

3. Hokben

Hoka-Hoka Bento merupakan restoran cepat saji yang menyajikan makanan ala Jepang. Hokben sendiri sudah ada sejak lama, yakni dari tahun 1985 dan didirikan Hendra Arifin, kemudian mendapatkan dukungan dari PT. Eka Bogainti sebagai pengelolanya.

4. The Executive

Hampir di setiap mall, merk baju formal ala kantoran bernama The Executive pasti bisa ditemukan dengan mudah. Dengan gayanya yang modern dan membuat Anda bisa tampil modis, tidak salah kalau konsumen mengiranya sebagai produk impor.

Padahal, The Executive adalah brand fashion dari Bandung, Jawa Barat. Seorang pengusaha bernama Johanes Farial menjadi pendirinya dalam naungan PT. Delami Garment Industries. Cabang The Executive, bahkan sudah diperluas sampai Malaysia, lho.

5. Polytron

Polytron yang merupakan salah satu brand Indonesia yang dikira brand luar ini juga berhasil mengecoh para konsumennya. Semua aktivitas produksi produk Polytron, mulai dari perakitannya, desain produk, pembuatan, hingga pengembangannya akan dilakukan di kawasan Jawa Tengah.

Sampai sekarang, Polytron pun berhasil memiliki tiga pabrik yang ada di Jawa Tengah. Meskipun tenaga kerjanya masih terbilang masif, yakni berjumlah 10 ribu karyawan lebih, hingga keseluruhan area pabrik berukuran 69 hektar, kualitas produk tetap diutamakan.

Masing-masing pabrik Polytron pun dikhususkan untuk memproduksi produk tertentu. Misalnya saja, TV, AC, ponsel, mesin cuci, dan juga kulkas.

6. Polygon

Anda yang merupakan pencinta dari olahraga gowes pastinya sudah tidak asing dengan Polygon. Brand ini dianggap sebagai produsen sepeda dengan kualitas tinggi dan unggul. Namun, tahukah Anda kalau Polygon merupakan brand asli Indonesia dan berasal dari Sidoarjo.

Polygon terlahir dari perusahaan Insera Sena yang telah mengembangkan produk sepeda sejak tahun 1989 dan berhasil merambah market dunia. Awalnya, ekspor yang dilakukan telah dimulai pada tahun 1997 di Singapura, kemudian berkembang sampai ke Malaysia pada tahun 2000.

7. Eiger

Eiger berhasil menambah daftar brand Indonesia yang dikira brand luar dan bisa bersaing dengan produk luar negeri. Eiger merupakan brand yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen untuk pencinta alam terbuka.

Eiger sendiri merupakan nama sebuah gunung di Swiss dengan ketinggian 3970 mdpl. Produk alat outdoor-nya berkembang dari brand kecil dan dua mesin jahit.

Brand Indonesia yang dikira brand luar memang tidak terduga dan memiliki keistimewaannya sendiri. Karena itu, mari kita lestarikan kekayaan Indonesia dan bawa brand lokal supaya bisa selalu mendunia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image