Menakar Ruang Jurnalisme Para Blogger
Eduaksi | 2022-02-10 04:43:25Peringatan Hari Pers Nasional tanggal 9 Februari kemarin rupanya kembali membawa saya kepada salah satu buku bacaan favorit “Elemen-Elemen Jurnalisme” karya Bill Kovach dan Tom Rosenstiel. Paragraf pertama pengantar buku ini yang ditulis salah satu wartawan senior Goenawan Muhamad (GM) menunjukan betapa buku ini sangat intens dan kuat meskipun baru menginjak halaman pertama bagian pengantar buku.
GM menulis begini : “Jurnalisme tidak bermula dan tidak berakhir dengan berita. Sikap ingin tahu adalah awal dan dasarnya, seperti sebuah batu pertama yang berlanjut menjadi fondasi sebuah lorong. Setelah itu jurnalisme menempuhnya, dalam keadaan ruwer dan licin, yang membutuhkan bukan saja keterampilan dan kecerdikan, tapi juga kesediaan dan kemampuan untuk menjadi polisi lalu lintas, dan kemudian jadi jaksa dan hakim terhadap diri sendiri, yang awas terhadap pelanggaran. Terdakwa pertama memang bukan orang lain. Setelah berita ditulis dan dimuat, status terdakwa itu belum tentu selesai’’.
Melihat dunia pers hari ini, jurnalisme rupanya sudah sejak lama tidak lagi menjadi milik wartawan-wartawan resmi yang bekerja di perusahaan-perusahaan media massa. Hadirnya citizen journalism (jurnalisme warga) ataupun para blogger menjadikan ruang pelaku jurnalisme menjadi semakin luas dan sporadis Di era teknologi dan media sosial yang begitu masif jurnalisme semakin membaur dalam ruang-ruang media sosial dan flatform digital.
Zaman dulu, para blogger ataupun citizen journalis mungkin masih terbatas menulis di kanal-kanal blog pribadi baik yang gratis maupun berbayar dimana pembacanya hanya berkisar dalam lingkup komunitas terbatas mereka saja. Tapi hari ini, banyak media-media massa online menyediakan kanal gratis bagi pembacanya untuk menyampaikan informasi, opini, dan tulisan lainnya. Sebut saja republika.co.id dengan kanal Retizen-nya,Kompasiana di kompas.com, Kumparan, Tirto ID, dan masih banyak lagi. Media massa online kini telah bertransformasi menjadi ruang kolaboratif dimana pewarta dan warga berbaur menjadi penyaji informasi yang dibutuhkan masyarakat.
Disinilah menurut saya beban redaktur menjadi sedikit lebih berat karena redaktur ini ibarat evaluator tulisan apakah layak ditayangkan atau tidak menjadi sebuah informasi yang bisa dibaca masyarakat. Makanya setiap platform pasti memiliki semacam disclaimer ataupun aturan yang betul-betul harus diperhatikan oleh para penulisnya.
Retizen Republika misalnya, mencantumkan disclaimer seperti ini : ‘’Retizen adalah blog republika netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan di-published di blog Retizen. Retizener dalam menulis kontent harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi factual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel”.
Hal tersebut tentu semata-mata untuk menjaga marwah informasi yang disampaikan para penulis benar-benar bertanggung jawab. Related rasanya dengan apa yang disampaikan GM dalam pembuka tulisan ini, bahwa dalam menulis/menyampaikan informasi tidak hanya butuh keterampilan dan kecerdikan, tapi kita juga harus menjadi polisi, jaksa, dan hakim dalam waktu yang bersamaan agar terhindar dari pelanggaran.
Tidak semua blogger atau pun citizen journalis memiliki pengalaman dan kemampuan yang sama. Ada pemula, ada pembelajar, dan mungkin juga ada yang sudah expert berpengalaman menulis. Namun demikian, apa pun level kemampuannya tanggung jawab menjaga etika jurnalisme sudah melekat dan harus ditanggung dengan berbagai resiko dan konsekuensinya.
Harus ada kesadaran bahwa dalam menyampaikan ide, pemikiran, ataupun gagasan kita mengusung tanggung jawab moral kepada pembaca dan masyarakat. Tidak sekedar menulis dan memberikan informasi, tapi juga penting untuk bisa membangun harapan masyarakat/pembaca terutama di era pandemi dua tahun terakhir ini.
Selamat Hari Pers Nasional! Buat Para Blogger.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.