Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Kiki Amanda

Siapkah Indonesia Dengan Transformasi Pembayaran Digital

Politik | 2022-02-03 09:01:21

Pembayaran digital adalah salah satu jenis teknologi finansial yang menyediakan jasa pelayanan pembayaran secara daring. Model pembayaran digital menghubungkan pemilik bisnis dengan konsumen secara bisnis-ke-bisnis. Adaptasi teknologi harusnya sudah mulai dilakukan oleh pelaku UMKM, pengusaha, dan kita sebagai konsumen. Di era digital seperti ini apapun yang kita jual, kita beli, pembayarannya sebagian besar menggunakan aplikasi digital. Pertanyaannya kita sudah siap belum menghadapi transformasi pembayaran digital ?

Christian Sugiono seorang pengusaha dan CEO dari CUMI, cumaminjam.id (cumi.id) itu adalah sebuah e-commerce rental marketplace dan bisnis lainnya ada dibidang kuliner, properti, kosmetik, dan lain sebagainya. Segi pembayaran utamanya digital itu sudah pasti, dari day one dan bisnis yang lainnya sudah menerapkan sistem pembayaran digital meskipun bisnis dibidang restoran kalau yang F&B dan memiliki outlet masih menerima pembayaran cash tentunya, terkadang ada beberapa customer pembayaran menggunakan cash dan terkadang mereka juga membutuhkan kembalian untuk memberi tip kepada waiter atau petugas restoran tersebut. Tapi sebagian besar bisnis cumi.id sudah 100% pembayaran digital karena platfromnya adalah platfrom digital.

“Contoh cara pembayaran digital misalnya sewa menyewa antara vendor dengan user itu mereka tidak punya kesempatan untuk bertemu kecuali pada saat untuk serah terima barang jadi pembayaran harus dilakukan sebelumnya dan satu-satunya yang paling convenient, paling aman, dan juga paling baik karena bisa tercatat dengan rapih. Jadi sistemnya sudah rapih, ada uang keluar masuk semua sudah autometed kita tinggal melihat reportnya saja, dari situlah pembayaran digital ditempat kita”. Ujar Christian Sugiono

Digital payment merupakan suatu metode pembayaran yang dilakukan dengan teknologi digital. Sistem kerja pembayaran ini hampir sama dengan dompet digital, hanya bedanya pembayaran ini diterbitkan oleh marketplace atau aplikasi sejenis, dengan cara harus memiliki akun terlebih dahulu pada platform tersebut.

Cara kerja digital payment sama dengan internet banking. Ketika akan bertransaksi untuk melakukan pembayaran online, secara otomatis akan langsung memotong tabungan nasabah yang bersangkutan. Dengan penggunaan PIN serta SSL, metode pembayaran ini sangat aman dilakukan. Adapun kelebihan pembayaran digital antara lain :

1. Aman

Disamping praktis, pembayaran-pembayaran dengan menggunakan digital payment termasuk aman. Pasalnya, metode pembayaran ini telah dilengkapi dengan SSL (Security socket layer) atau sistem keamanan ganda, dan juga menggunakan PIN.

2. Transaksi Lebih Nyaman

Penggunaan pembayaran dengan digital payment lebih nyaman. Pasalnya tidak perlu lagi untuk keluar rumah hanya untuk melakukan pembayaran. Cukup dengan menggunakan gadget dari rumah, transfer dan pembayaran lainnya bisa diselesaikan dengan

3. Transaksi Lebih Cepat

Tentu saja dengan menekan tombol di smartphone, semua proses transaksi bisa selesai secara cepat. Kamu hanya perlu memastikan jumlah biaya yang harus dibayarkan, dalam waktu beberapa menit saja proses transaksi berhasil. Maka dari itu, pembayaran dengan menggunakan metode digital payment ini lebih cepat dilakukan

Thomas Wahyudi, Senior Vice President Transaction Banking Retail Sales, Bank Mandiri. Digitalisasi keuangan itu merupakan suatu keniscayaan yang arahnya akan kembang dan semakin dipercepat dengan adanya pandemi ini, jadi pandemi ini membuat orang semakin go digital atau bisa disebut (Less cash society). Tentunya Bank Mandiri sudah mempersiapkan untuk era digitalisasi dengan adanya super app “Livin’by Mandiri” untuk individual tentunya transaksi perbankan semuanya bisa dibawa dalam app tersebut. Yang kedua mempunyai super platfrom “Kopra” untuk wholesales jadi, dengan satu super app dan satu platfrom diharapkan bisa untuk menjawab tantangan digitalisasi yang ada di market.

“Challenge atau tantangan bagaimana untuk menerapkan inovasi yang relavan individual. Pertama, masih ada beberapa orang yang belum common dengan digital. Tantangan ini untuk bisa masuk ke edukasi, ke market, ke masyarakat bawah digital itu lebih dari nyaman, praktis, dan mudah. Kedua, sisi infrastruktur beberapa daerah memang infrastruktur belum memadai terutama yang di rural area. Infrastruktur itu dari pemerintah juga terus mendorong dan terus bangun hopefully memang pada saatnya nanti semua daerah akan ter-cover oleh digital ini memang tantangan kita bagaimana semua ter-vocer di digital, oleh karena itu sarana mutlak untuk infrastrukturnya”. Ujar Thomas Wahyudi

Strategi sebagai seorang penguasa untuk bisa membuat peningkatan antusiasme masyarakat untuk go digital, beberapa bisnis diluaran sana yang sudah menggunakan pembayaran digital dalam arti tindak menerima pembayaran cash jadi, supaya customer harus go digital ketika ingin menggunakan service atau menggunakan produk tersebut mereka harus digital. Atau dengan cara lain menggadakan promo atau rewards agar customer tertarik menggunakan pembayaran digita dengan cara, jika customer membayar dengan digital mereka akan mendapatkan rewards atau benefit tertentu.

Go digital tidak hanya terjadi pada pengusaha, merchant, ataupun customer saja tetapi juga bisa diterapkan dalam rumah tangga dengan cara seperti uang belanja, uang bulanan bisa digital transaction atau digital payment misalnya transfer ke ATM yang pastinya sudah mempunyai paling tidak kartu debet. Jadi lebih mudah melihat pengeluaran keuangan dengan tersusun rapih bahkan bisa juga mengevaluasi pengeluaran setiap bulannya.

Cara yang tepat agar seluruh masyarakat Indonesia baik pelaku UMKM, pengusaha atau juga konsumen untuk bisa shift, bertransaksi menggunakan sistem pembayaran digital. Pertama, UMKM go digital artinya disini ada peran perbankan kerja sama dengan berbagai pihak pendampingan agar bisa untuk membuat dagangannya itu tidak hanya fisik tetapi juga non fisik untuk e-commerce. Kedua, payment method jadi jika selama ini UMKM menerima pembayarannya cash maka kita dorong lagi beberapa instrumen yang non cashnya misalnya di e-commerce mungkin ada acquiring, ada debit, kartu kredit. Kemudian kalau di fisik ada QRIS dan EDC jadi semuanya toples non cash.

Masyarakat Indonesia sudah siap untuk beradaptasi dalam transformasi pembayaran digital, siapapun terutama untuk hal-hal yang mendapatkan rewards pasti orang Indonesia siap dan pada prinsipnya tidak mungkin tidak siap, kenapa?karna kalau dilihat dari behaviour apapun masyarakat Indonesia bukan masyarakat yang gaptek dan bisa juga senang dengan adaptasi digital terutama untuk apapun yang lebih mudah, lebih nyaman, aman, dan apapun menjadi efisien jadi pasti masyarakat Indonesia siap menghadapi transformasi digital. Tinggal memang dipersiapkan semuanya oleh siapapun yang di dalam otoritas. Jadi tidak usah khawatir dengan digitalisasi yang ada karena masyarakat Indonesia itu sudah siap bareng-bareng menghadapi transformasi digital.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image