Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sutanto

Empati Pandemi Covid 19, KYM Terbitkan Buku “Aku Kau dan Sepucuk Surat Beraroma Pekat”

Gaya Hidup | Wednesday, 26 Jan 2022, 23:27 WIB
Founder KYM, Vitriya Mardiyati

Sebagai wujud empati kepada tenaga Kesehatan, relawan, dan masyarakat yang terpapar Covid-19, Komunitas Yuk Menulis (KYM) pimpinan Vitriya Mardiyati menerbitkan buku berjudul “Aku Kau dan sepucuk Surat Beraroma Pekat” sejak November 2021 ditulis 56 orang.

Menurut Vitriya, bumi masih terus bersedih dan semakin terluka dengan hadirnya corona yang terus mengiris pilu di hati, Ada banyak orang yang kehilangan para kesayangan. Ada pula piring yang tak mampu terisi oleh pemilik karena dompet mongering demi berjuang berbagi hidup dengan corona.

Semua tengah berjuang melawan bengisnya keadaan dan kembali hidup dalam kebahagiaan.

“Terbitnya buku yang berisi kumpulan surat ini semoga mampu menjadi sedikit cahaya dalam melewati gelapnya hari,” harap Vitriya.

Beberapa anggota KYM yang menjadi penulis terpilih dan telah menerima buku di Januari 2022 ini merasa gembira, karena telah turut mendokumentasikan tulisan terkait dengan corona. Berikut beberapa penulis memberikan pernyataannya.

Purwati Handayani

Pengawas SD Kota Yogyakarta, Purwati Handayani membuat surat ditujukan kepada adik bungsunya Astutiningsih yang tinggal di Kasongan Bantul

Wanita yang beralamat di Dukuh MJ I/1633 D Yogyakarta, itu memotivasi adik dan keluarganya yang sedang menjalani isolasi mandiri yang kedua.

“Isoman yang kedua ini sangat berat karena adikku dan suaminya terpapar covid-19 dengan gejala demam, batuk, dan hilang penciuman serta rasa. Bia anak terkecil positif ranpa gejala. Saya berharap adikku bisa mengambil hikmah dan senantiasa istiqomah menjalankan perintah-Nya” terang Purwati

Widiarini

Guru MAN 2 Cilacap yang beralamat di Jl. KH. Sufyan Tsauri, Majenang, Cilacap, Widiarini membuat surat ditujukan kepada sahabatnya. Dalam suratnya Widiarini menceriterakan bahwa dua temannya, satu seorang relawan di Yayasan ATM (sebuah yayasan sosial dan pendidikan ABK) sedang berjuang melawan covid yg dideritanya. Disusul teman sejawat sesama guru Matematika di MAN 2 Cilacap dijemput pihak RSUD Cilacap.

“Beberapa hari disana dan qadarulloh meninggal dunia. Semoga keduanya Syahidah” pintanya pada Tuhan.

Elis Susilawati

Sementara itu, Guru SMPN 3 Jatiwangi, Elis Susilawati,M Pd.I membuat surat ditujukan kepada para pahlawan pemberantas Covid-19. Surat tertanggal 13 Juli 2021 itu, berisi ucapan terima kasih kepada Nakes, atas kebaikannya sebagai garda terdepan dalam penanggulangan wabah penyakit menular ini. Sepenuh hati dia mengungkapkan perasaan, bahwa para nakes adalah pahlawan yang menyatukan tekad untuk menyelamatkan nyawa banyak orang. Meski ada yang seolah tak percaya dengan corona, tapi mereka tetap tegar dalam menjalankan amanah mengabdi untuk negara.

“Engkau malaikat-malaikat tak bersayap. Semoga kebaikanmu akan di balas oleh Tuhan pemilik jagat raya ini dengan yang setimpal, selalu di beri kesehatan, umur panjang, kesabaran dan ketabahan dalam menjalankan tugas. Pahlawanku titip rindu dari saya untuk keluarga Nakes tercinta yang di tinggalkan lama di rumahnya masing-masing. Semoga pandemic ini cepat berakhir, sehingga Engkau bisa berkumpul dengan keluarga tercinta dan menjalankan kehidupan normal kembali,” ungkap Elis.

Penulis dari Majalengka Jawa Barat, Sutimah S.Pd membuat surat ditujukan kepada sahabat yang terpapar covid-19. Ia meminta sahabatnya agar lebih sabar, ikhlas, makin mendekatkan diri kepada Allah. Karena Allah tidak akan menguji di luar kemampuan manusia.

“Ujian dari Allah adalah bentuk kasih sayang-Nya kepada kita. Maka optimislah! Kenanglah hal-hal yang indah agar hidup Bahagia,” tulisnya.

Istiani

Guru SDN Ngetal, Seyegan, Sleman, Istiani Rahayu membuat surat yang ditujukan untuk seluruh nakes di Indonesia. Surat itu berisi ucapan terima kasih serta dukungan, doa, dan harapan untuk para nakes yang sudah berjuang di garda terdepan dalam menghadapi pandemi covid 19.

Sutanto

Guru Seni Budaya MTsN 6 Bantul, Sutanto yang pernah menjadi OTG menulis surat untuk para pejuang kemanusiaan di seluruh Indonesia.

Sutanto memberikan apresiasi yang tinggi kepada mereka, karena atas dasar panggilan kemanusiaan mereka berjuang tak kenal Lelah, tak mengenal waktu. Terkadang saat baru enak-enaknya menikmati istrirahat malam, harus segera bergegas melakukan penguburan jenazah meski tanpa imbalan.

“Semoga apa yang kalian lakukan tercatat menjadi amal baik dan mendapat imbalan pahala dari Tuhan,” tulis Sutanto.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image