Setahun Genosida, Palestina Butuh Junnah
Agama | 2024-10-08 09:14:04Oleh: Fitri
Setahun sudah aksi genosida terjadi sejak 7 Oktober 2023 dunia digemparkan dengan berita genosida tentara Israel terhadap rakyat Palestina. Entah berapa banyak rakyat yang disandera oleh mereka, ratusan ribu nyawa tak berdosa melayang meninggalkan jasadnya, bangunan yang berdiri gagah pun tak luput dari incaran mereka, sehingga hancur lebur dalam sekejap saja tak bersisa. Darah dan tangisan menjadi pemandangan sehari-hari, suara dentuman bom, dan lecutan senjata api menjadi alunan pengiring sebelum tidur anak anak tak berdosa.
Apakah peristiwa itu hanya terjadi pada hari itu saja? Tentu saja tidak. Serangan demi serangan terus terjadi hari demi hari hingga saat ini. Ya, satu tahun lamanya peristiwa ini terjadi secara terus menerus, bahkan jika kita hitung lagi jauh ke belakang, penjajahan yang dilakukan oleh israel terhadap palestina sudah berlangsung kurang lebih 75 tahun.
Fakta terbaru yang dilansir Anadolu Agensi bahwa Israel tidak hanya membombardir wilayah Palestina saja, tetapi mereka memperluas serangan mereka hingga ke Lebanon. Bahkan, pada Minggu 29/9/2024 saling serang antara Hizbullah dan tentara Israel di Lebanon telah meningkat, menteri kesehatan Fira Alfia menjelaskan bahwa korban yang tewas berjumlah 1640 orang termasuk 104 anak dan 194 wanita, serta 8404 mengalami cedera. Hal ini sungguh menyakiti hati umat muslim di seluruh dunia.
Mengapa kondisi ini dibiarkan berlarut-larut? Apa peran PBB dalam menyelesaikan masalah ini? Apakah benar solusi dua negara bisa menjadi jalan keluar untuk mengatasi penjajahan mengerikan ini?
Seperti yang kita ketahui para pemimpin negeri kaum Muslimin seolah diam. Mereka seperti tidak peduli dengan apa yang menimpa saudaranya di sana, mereka hanya disibukkan dengan kepentingan mereka sendiri. Seolah kaum Muslimin di Palestina bukan tanggung jawab mereka sehingga mereka berlepas tangan. Mereka hanya mencukupkan dengan memberi kecaman dan bantuan berupa makanan dan obat-obatan secukupnya. Padahal, kita semua mengetahui bahwa bantuan seperti itu tidak akan cukup untuk menghentikan aksi biadab ini.
Kemudian ada solusi lain yang ditawarkan yaitu "solusi dua negara" atau hidup berdampingan antara rakyat Palestina dan Israel di wilayah yang sama, dengan harapan akan terjadi perdamaian di antara dua wilayah tersebut. Wallahi, sungguh ini tidak akan terjadi. Ini bukan solusi yang tepat untuk masalah sebesar ini. Tanah palestina hanya untuk warga Palestina saja. Mereka tidak akan bisa hidup berdampingan dengan zionis yahudi karena Palestina memang tanah air mereka, mereka lebih memilih hidup mulia atau mati syahid.
Lalu bagaimana solusi Islam dalam menyikapi hal ini? Jika kita telaah lagi sejarah Islam, hal serupa pernah terjadi pada masa kekhalifahan Sayyidina Umar bin khattab. Di awal masa penyebaran Islam, Baitul Maqdis (Palestina) berada di bawah kekuasaan Romawi timur (Bizantium) .Lalu untuk melindungi dan membela rakyat Palestina pada saat itu.
Khalifah Umar ra. segera mengambil tindakan dengan cara mengerahkan tentara muslim terhebat pada masanya yang di pimpin oleh Khalid bin walid ra. Tentara pilihan Allah ini rela berjuang dan berjihad di jalan Allah dibawah komando Khalid bin walid sang Pedang Terhunus, mereka lalu memerangi penjajah Romawi tanpa gentar dan rasa takut, sehingga pada tahun 16 H atau 637 M rakyat Palestina dapat terbebas dari cengkraman Romawi.
Jadi, solusi yang tepat untuk permasalahan genosida ini adalah mengusir penjajah dengan cara jihad. Seyogyanya, seluruh pemimpin muslim di dunia bersatu, mengirimkan tentara terbaik mereka ke Palestina, seperti yang dicontohkan oleh Sayyidina Umar bin Khattab ra, dengan begitu penjajah akan terusir dari wilayah tersebut.
Tapi fakta yang terjadi memang jauh panggang dari api, maka sesungguhnya umat ini butuh Junnah dari seorang pemimpin (Khalifah) yang dapat melindungi darah rakyatnya agar tidak tertumpah, Bersatunya kaum Muslimin dalam satu kepemimpinan menjadi solusi hakiki untuk menyelesaikan permasalah umat saat ini, dimanapun dan kapanpun, agar kehormatan kaum Muslimin kembali lagi seperti masa kejayaannya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.