Islam sebagai Pondasi Mengatasi Fase Quarter Life Crisis
Agama | 2024-10-03 14:57:56Fase QLC( Quarter Life Crisis) dimana seseorang pada umumnya dialami oleh twenty-somethings (orang yang berusia 18-30 tahun). Merasa khawatir, bingung, dan tidak memiliki arah tujuan hidup. Beberapa faktor penyebab QLC di antaranya: Tekanan dari lingkungan sosial, Ketidakpastian tentang masa depan, Perubahan dalam hubungan dan karier, ragu dalam mengambil keputusan, Mengalami permasalahan finansial atau pekerjaan. Hal ini dirasakan oleh orang orang di seluruh dunia.
Apakah fase QLC adalah sesuatu yang normal?
Quarter Life Crisis itu sesuatu yang normal dihadapi oleh setiap orang. Rasa ketakutan akan masa depan, rasa cemas melihat orang lain selangkah lebih maju dari kita. Hubungan asmara dan karier yang bertabrakan. Hal itu sangat wajar kita rasakan di usia 18-30 tahun terutama di usia 25 tahun.
Untuk menghilangkan fase QLS adalah hal yang tidak mungkin namun kita bisa mengatasi dengan mengendalikan diri kita dan mencari sudut pandang agar kita bisa merefleksikan diri kita serta menerima setiap kejadian bahwa itu adalah yang terbaik untuk kita.
Lalu Bagaimana dalam Pandangan Islam ?
Dalam pandangan Islam, Quarter Life Crisis (QLC) dapat dihadapi dengan beberapa cara, di antaranya:
· Tawakal: Berserah diri kepada Allah SWT dan percaya bahwa Allah memiliki rencana terbaik bagi hamba-Nya. Meyakinkan diri kita semua sudah diatur oleh Allah.
· Ibadah: Melaksanakan perintah Allah dengan niat ikhlas maka Allah akan memudahkan kita dalam setiap prosesnya.
· Bersabar dan bersyukur: Menghargai setiap proses dalam hidup dan menjadikan setiap masalah dan ujian untuk memperkuat diri.
· Mencintai diri sendiri: Memahami kelebihan dan kekurangan diri atau Self- Love Language.
· Mengoptimalkan diri: Menjadi pribadi yang lebih produktif agar bisa bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
· Tidak membandingkan diri dengan orang lain: Menjauhkan diri dari godaan Iri dan tidak terpengaruh faktor-faktor di luar kendali. Apa yang kita bisa lakukan apa yang tidak kita bisa lepaskan.
Cara cara tersebut tidak perlu kita lakukan semua sekaligus namun bisa bertahap dan progresif meskipun langkahnya kecil akan tetapi mendapatkan manfaatnya. Oleh karena itu selama kita masih menghadapi quarter life crisis sebaiknya kita berusaha semaksimal mungkin untuk bertahan hingga fasenya berakhir.
Kemudian pandangan Quraish Shihab, beliau menjelaskan bahwasanya rasa takut dan khawatir yang terjadi pada fase Quarter life crisis merupakan sifat yang manusiawi. Bahkan nabi pun merasakan takut dan khawatir. Akan tetapi, ada kiat yang harus dilakukan untuk mengurangi rasa takut itu. Menurutnya, manusia tidak boleh menghilangkan rasa takut, karena hilangnya rasa takut dapat mengakibatkan ketiadaan kehati-hatian atau kecerobohan. Tetapi pada saat yang sama, manusia tidak perlu membesar-besarkan rasa takut (Najwa Shihab, n.d.) dalam Tafsir Al-Misbah (Vol. 15). Lentera Hati karya Quraish Shihab. (2002).
Dengan berserah diri kepada Allah, Semoga kita dilindungi dan dimudahkan dalam setiap langkah kita. Berpikir positif dengan diri kita maka semua akan terasa lebih ringan dan banyak melakukan kebaikan kebaikan salah satunya dengan berzakat dan beramal maka semua akan dimudahkan oleh Allah.
Ketika kalian merasa bingung untuk beramal. Laznas Dewan Dakwah adalah salah satu opsi lembaga amil zakat yang tepat yang berlokasi di Jakarta Pusat. Jika ingin melakukan zakat dan beramal bisa langsung mengunjungi website laznasdewandakwah.or.id disana banyak sekali berbagai cara untuk beramal sehingga kita bisa membantu meringankan orang lain dan mendekatkan diri kepada Allah.
Hal terpenting dalam kehidupan untuk menjaga diri kita dari rasa takut menghadapi quarter life crisis yaitu dengan memberikan keseimbangan hidup dan membersihkan pikiran, hati dan jiwa. Agar mendapatkan ridha Allah dengan mengurangi rasa cemas meningkatkan rasa syukur, menumbuhkan empati dan kepedulian. Sehingga kita merasa lebih ringan dan tenang dalam menghadapi Kehidupan dan fokus pada tujuan agar siap melangkah lebih jauh.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.