Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image pacak galo

Terjawab! Alasan Ikan Aligator Dilarang

Info Terkini | Monday, 16 Sep 2024, 17:36 WIB
Alasan kenapa ikan aligator gar dilarang

Ikan Aligator Gar mungkin terdengar seperti nama dari sebuah film horor, tapi kenyataannya ikan ini memang benar-benar ada dan belakangan sempat menjadi sorotan di Indonesia.

Ikan ini bukan hanya dikenal karena penampilannya yang unik, tapi juga karena dampak buruk yang bisa ditimbulkannya jika dilepas di perairan bebas.

Bagi para pecinta ikan hias, penting banget untuk memahami mengapa ikan aligator gar menjadi topik perbincangan serius, terutama setelah adanya larangan dari pemerintah mengenai pemeliharaan dan perjualbelian ikan ini.

Apa Itu Ikan Aligator Gar?

Ikan aligator gar adalah ikan predator besar yang berasal dari Amerika Utara. Ikan ini memiliki penampilan yang sangat khas dengan tubuh panjang dan mulut yang menyerupai buaya, lengkap dengan deretan gigi tajam.

Ikan ini bisa tumbuh hingga panjang sekitar 3 meter dan berat mencapai 100 kilogram lebih. Karena bentuk mulutnya yang menyerupai aligator, ikan ini dinamakan aligator gar.

Ikan ini termasuk salah satu spesies ikan air tawar terbesar di dunia dan bisa hidup selama beberapa dekade.

Meski penampilannya menarik untuk dipelihara, ikan aligator gar sebenarnya memiliki potensi berbahaya, terutama jika dilepaskan ke lingkungan yang bukan habitat aslinya, seperti di Indonesia.

Larangan Memelihara Ikan Aligator Gar di Indonesia

Sejak beberapa waktu lalu, pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), secara resmi melarang pemeliharaan dan perjualbelian ikan aligator gar.

Alasan utama dari larangan ini adalah potensi kerusakan ekosistem perairan lokal jika ikan ini dilepas secara sembarangan.

Ikan ini bukan spesies asli Indonesia, dan jika dilepas di perairan umum, bisa mengancam populasi ikan lokal karena sifat predatornya yang sangat agresif.

Dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 19/PERMEN-KP/2020, jelas tercantum bahwa ikan aligator gar termasuk dalam kategori ikan yang membahayakan dan/atau merugikan.

Aturan ini tidak hanya melarang peredaran ikan ini di dalam negeri, tetapi juga melarang impor dan ekspornya.

Mengapa Ikan Aligator Gar Berbahaya?

Salah satu alasan mengapa ikan aligator gar dilarang dianggap berbahaya adalah karena ikan ini memiliki kemampuan untuk berkembang biak dengan cepat dan memangsa ikan-ikan kecil lainnya.

Hal ini dapat menyebabkan penurunan populasi ikan asli di perairan Indonesia. Selain itu, ikan aligator gar juga dapat merusak ekosistem perairan karena predator besar seperti ini tidak memiliki musuh alami di lingkungan baru.

Akibatnya, mereka dapat mendominasi rantai makanan dan memusnahkan ikan-ikan lokal yang lebih kecil.

Sudah ada beberapa contoh di Indonesia tentang bagaimana ikan-ikan predator non-endemik bisa merusak ekosistem.

Salah satunya adalah kasus ikan red devil di Waduk Sermo, DI Yogyakarta, yang mengancam populasi ikan nila dan wader.

Jika ikan aligator gar dibiarkan berkembang di perairan lokal, dampaknya bisa lebih besar lagi karena ukurannya yang jauh lebih besar dan nafsu makannya yang tak terbendung.

Penindakan oleh Pemerintah

Pemerintah Indonesia tidak tinggal diam melihat potensi bahaya dari ikan aligator gar. Dalam dua tahun terakhir, KKP bersama dengan pemerintah daerah telah melakukan 18 kali penindakan terhadap ikan-ikan berbahaya dan/atau merugikan, termasuk aligator gar.

Sebanyak 186 ekor ikan berbahaya, yang terdiri dari spesies seperti arapaima, piranha, dan tentunya ikan aligator gar, telah dimusnahkan dalam operasi pengawasan ini.

Selain itu, pemerintah juga gencar melakukan upaya preventif melalui edukasi kepada masyarakat, terutama para pecinta ikan hias, agar tidak memelihara dan melepasliarkan ikan ini.

Langkah ini sangat penting karena tidak sedikit yang belum memahami dampak buruk dari melepaskan ikan predator seperti ikan aligator gar ke perairan bebas.

Apa yang Bisa Dilakukan oleh Masyarakat?

Sebagai masyarakat yang peduli pada lingkungan, kita harus memahami betapa pentingnya menjaga ekosistem perairan kita.

Salah satu cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan mengikuti aturan yang ada, termasuk larangan memelihara ikan aligator gar.

Bagi yang sudah terlanjur memelihara ikan ini, ada baiknya untuk melaporkannya ke pihak berwenang agar ikan tersebut dapat ditangani dengan cara yang tepat.

Selain itu, penting juga untuk tidak membeli atau memelihara spesies ikan yang tidak sesuai dengan ekosistem lokal. Memang, memelihara ikan predator seperti ikan aligator gar mungkin terlihat menarik, tapi risikonya sangat besar jika dilepaskan ke lingkungan yang tidak seharusnya.

Kesimpulan

Ikan aligator gar mungkin tampak seperti pilihan menarik untuk dijadikan ikan hias, namun risikonya terhadap ekosistem lokal terlalu besar untuk diabaikan. Larangan dari pemerintah Indonesia terkait pemeliharaan dan perjualbelian ikan ini bukan tanpa alasan.

Ikan predator ini bisa merusak keseimbangan ekosistem perairan Indonesia dan mengancam keberlangsungan hidup spesies ikan asli.

Jika kamu adalah pecinta ikan hias, ada banyak spesies lain yang lebih aman untuk dipelihara dan tidak membahayakan lingkungan.

Jadi, bijaklah dalam memilih ikan peliharaan dan pastikan untuk selalu mematuhi peraturan yang ada demi menjaga kelestarian ekosistem kita.

Dengan memahami bahaya yang ditimbulkan oleh ikan aligator gar, kita bisa bersama-sama melindungi perairan Indonesia dari kerusakan yang lebih besar. Mari kita jaga keseimbangan ekosistem untuk masa depan yang lebih baik!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image