Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image thiumay 02

Bulan Rabiul Awal, Bulan Hijrah menuju Penerapan Islam

Agama | Saturday, 14 Sep 2024, 22:54 WIB

Bulan Rabiul Awal menjadi bulan spesial. Pada bulan ini, manusia terbaik dilahirkan ke dunia, sosok nabi terakhir pembawa risalah Illahi untuk seluruh umat manusia. Bersama dengannya, Islam tegak di atas muka bumi hingga beradab lamanya menaungi dunia dengan penuh Rahmat serta menjadi peradaban terbaik sepanjang sejarah peradaban kehidupan manusia. Muhammad Sallahualaihi Wassalam.

Rabiul Awal sejatinya bukan hanya karena kelahiran Rasulullah Muhammad, akan tetapi pada bulan ini jugalah Rasulullah hijrah ke Yasrib. Hijrahnya Rasulullah ke Yasrib menjadi tahapan dakwah yang sangat revolusioner dalam perjalanan penerapan Islam. Pasca hijrahnya Rasulullah ke Yasrib, Islam akhirnya dapat diterapkan secara keseluruhan bukan hanya dalam urusan ibadah ritual akan tetapi sebagai pandangan hidup dan standart hukum positif.

Ittiba’ kepada Rasulullah

Rasulullah Muhammad sebagai suri taulan terbaik, sudah sepantasnya seluruh Sunnahnya diikuti oleh seluruh kaum muslim. Sunnah dalam hal ini bukan hanya bermakna setiap amalan yang dihukumi sunnah atau mandhub, akan tetapi harus dimaknai seluruh hal yang disampaikan oleh Rasulullah dalam risalah kenabian beliau. Artinya meneladani Rasulullah adalah mengamalkan Islam secara keseluruhan baik dalam hubungan dengan Allah, hubungan dengan diri sendiri, dan hubungan dengan manusia yang lain. Seluruh aspek kehidupan didasarkan pada Islam semata. Oleh karena itu, tidak pantas seorang Mukmin yang mencintai Rasulullah memiliki mindset sekulerisme dalam kehidupannya.

Sekulerime mengajarkan manusia untuk hidup dengan bebas, tidak mengindahkan aturan agama dalam kesehariannya, sehingga menganggap bahwa agama hanyalah masalah ibadah ritual atau terkait hubungan dengan Pencipta semata. Alhasil menghilangkan dua aspek yaitu hubungan dengan dirinya sendiri dan hubungan dengan orang lain. Mindset sekulerisme memandang bahwa dalam kesehariannya seorang manusia bebas mengatur dirinya sendiri tanpa batasan yang jelas, karena kehidupannya adalah hak dirinya sehingga tidak boleh diintervensi oleh siapapun bahkan Tuhan sekalipun.

Padahal sebagai seorang Mukmin, seharusnya senantiasa mengingat bahwasannya kehidupannya di dunia ini diciptakan oleh Allah Sang Pencipta sekaligus Sang Pengatur. Ketika seorang Mukmin menyakini bahwa Allah adalah Tuhannya maka sebuah konsekuensi yang logis bahwa ia juga harus menyakini seluruh Asmaul Husna (naman ama Allah). Oleh karena itu, tidak pantas seorang Mukmin melaksanakan aktivitas tanpa petunjuk dari Allah. Ia juga harus senantiasa mengingat bahwa kehidupan akhirat adalah hal nyata yang harus ia perjuangkan dengan ketaatan pada kehidupan dunia.

Sebagaimana Rasulullah telah mewasiatkan dua hal untuk kaum muslimin yaitu Al Qur’an dan As Sunnah sebagai pedoman agar tidak tersesat. Keduanya bukan digunakan sebagai bacaan atau hafalan semata akan tetapi digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan agar selamat dunia akhirat. Selain itu, setiap amal harusnya bersandar pada aturan Allah karena setiap amal yang terlepas dari aturan Pencipta hanya akan membuat manusia merugi dalam kehidupan dunia dan akhirat. Karena setiap amalan dunia akan berdampak pada kehidupan di akhirat. Oleh karena itu maka, setiap aktivitas tidak boleh bebas dilakukan berlandaskan keinginan semata tetapi harus dilakukan atas dasar standart perbuatan yang jelas.

Hijrah menuju Penerapan Islam

Kesempurnaan dan kompleksitas Islam pada setiap aspek kehidupan manusia, mengharuskannya untuk diterapkan dalam tatanan kehidupan masyarakat maupun negara. Hal ini dicontohkan oleh Rasulullah ketika beliau hijrah ke Yasrib. Hakikatnya hijrahnya beliau ke Yasrib untuk menerapkan Islam dalam tatanan kehidupan masyarakat pada naungan Negara Islam, bukan sekedar menginginkan untuk hijrah semata atau karena persekusi yang terjadi di Makkah.

Hal ini dibuktikan pada saat Baiat Aqabah ke dua yang dilakukan oleh para wakil masyarakat dari Yasrib, mereka berjanji di hadapan Rasulullah untuk senantiasa menaati Allah dan Rasulnya serta menerima dan menjalankan aturan Islam pada seluruh aspek kehidupan mereka. Artinya masyarakat Yasrib telah sepakat untuk diatur dengan aturan Islam secara keseluruhan bukan memilih aturan berdasarkan kepentingan semata. Oleh karena itu, seorang Mukmin yang ber ittiba’ kepada Rasulullah layak untuk mengikuti jejak beliau dalam memperjuangkan penerapan Islam dalam kehidupan masyarakat dan negara. Wallahualam

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image