Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dewan Energi Mahasiswa Sulawesi Utara

Energi Surya Katalis Transformasi Energi Bersih Indonesia

Teknologi | 2024-09-09 15:18:24

PENDAHULUAN

Kondisi geografis Indonesia yang berada pada garis khatulistiwa menyebabkan intensitas penyinaran cahaya matahari ke seluruh wilayah Indonesia cukup stabil sepanjang tahun. Kestabilan temperatur dan lamanya waktu siang hari bagi negara kepulauan seperti dapat menjawab salah satu tantangan ketahanan energi nasional yang dalam hal ini adalah ketersediaan sumber energi (Afif dan Martin, 2022). Menurut data dari Dewan Energi Nasional melalui rilis Outlook Energi Indonesia pada tahun 2023 kemarin, potensi energi surya di Indonesia mencapai 3294 GW yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan mengingat kebutuhan akan energi terus meningkat setiap tahunnya. PLN sendiri mencatat bahwa pertumbuhan akan kebutuhan energi listrik nasional sebesar 5,1% per tahun (PLN, 2018). Walaupun begitu, kapasitas terpasang energi surya baru sebesar 589,05 MW atau hanya sekitar 0,02% dari total potensi yang ada (Handbook of Energy & Economic Statistic of Indonesia, 2024).

Di sisi lain, mengingat dampak krisis iklim yang tengah dihadapi dunia saat ini termasuk Indonesia, menuntut adanya usaha-usaha untuk menekan penggunaan energi berbasis bahan bakar fosil dan transisi ke energi yang lebih hijau. Untuk itu, optimalisasi pemanfaatan energi berbasis tenaga surya sangat perlu dilakukan dalam menjawab tantangan global sebagaimana yang termaktub dalam poin SDG’s ke-7 dan 13.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

Implementasi energi surya saat ini banyak dimanfaatkan melalui system Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang aplikasinya menggunakan panel surya, yaitu kumpulan dari rangkaian seri dan paralael sel surya. Prinsip kerja dari sistem pembangkit ini adalah menangkap partikel yang disebut “foton” yang terdapat pada cahaya matahari ke panel surya. Tumbukan oleh foton ke sel surya akan menyebabkan bebasnya elektron dari struktur atom. Elektron-elektron yang bebas ini akan menyebabkan terjadinya perbedaan tegangan antara silicon tipe N yang bermuatan negatif dengan tipe P yang bermuatan positif. Ketika diberikan sebuah hambatan (lampu), elektron kemudian akan melewati sirkuit eksternal dan menghasilkan arus listrik searah (DC) (Ramadan, Diniardi, dan Mukti, 2016).

Besarnya keluaran energi listrik ini bergantung pada jumlah sel surya yang dirangkai dan intensitas cahaya matahari yang diterima oleh sel surya. Saat ini terdapat beberapa pilihan pemanfaatan system PLTS, yakni on-grid yang tidak terhubung dengan jaringan listrik nasional dan off-grid yang umumnya memakai komponen baterai dan terhubung dengan jaringan listrik nasional (Ramadan, Diniardi, dan Mukti, 2016), (SUN Energy, 2023). Berikut merupakan total kapasitas terpasang PLTS on-grid maupun off-grid.

Kelebihan - Kekurangan

Sebagai green product, panel surya menjadi pilihan yang tepat untuk peralihan bahan bakar fosil ke ramah lingkungan karena beberapa keunggulan yang dimiliki oleh sistem ini adalah sumber energi yang melimpah dan gratis, tersedia secara lokal, biaya pemeliharaan yang murah dan tentunya menghasilkan sangat sedikit emisi karbon dibandingkan penggunaan bahan bakar fosil (Octavia et al., 2023).

Namun, kelemahan utama dari penggunaan panel surya ini adalah besaran energi yang dihasilkan sangat berpengaruh oleh intensitas cahaya yang diradiasikan oleh matahari. Oleh karena itu, kondisi cuaca sangat menentukan optimalisasi daya yang diihasilkan. Selain itu, walaupun biaya perawatan dari panel surya ini cukup rendah, investasi awal biasanya dilakukan dengan harga yang tergolong tinggi dan inilah yang menjadi salah satu hambatan pemasangan panel surya secara komersial.

Pengembangan di Indonesia

Di Indonesia, instalasi PLTS banyak dimanfaatkan oleh sektor rumah tangga yang tersebar di seluruh wilayah Indoensia. Beberapa PLTS besar yang dikelola oleh industry dan pemerintahdi antaranya, PLTS Likupang di Sulawesi Utara yang telah memasok listrik untuk wilayah Sulawesi Utara-Gorontalo dengan kapasitas terpasang sebesar 21 MWp, PLTS Oelpuah di Nusa Tenggara Timur yang melalui kapasitas terpasang 5 MWp telah menyumbang sampai 5% konsumsi listrik di Timor. Di daerah Jawa Barat juga, pada akhir tahun 2023 kemarin telah diresmikan PLTS terapung Cirata yang merupakan PLTS terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara dan dibangun di atas Waduk Cirata dengan kapasitas terpasang sebesar 192 MWp dan diproyeksikan masih akan dioptimalkan hingga 1,2 GWp dengan kontribusi reduksi 214.000 ton CO2/tahun (KESDM, 2023).

Kesimpulan
Kita berada di persimpangan jalan. Di satu sisi, kita bisa terus bergantung pada energi fosil yang merusak lingkungan, atau kita bisa memilih jalur yang lebih hijau, memanfaatkan potensi besar yang ada di atas kita setiap hari. Energi surya bukan hanya tentang mengisi daya perangkat elektronik kita, tetapi tentang mengisi daya masa depan kita—masa depan yang lebih cerah, lebih hijau, dan lebih berkelanjutan.

Indonesia telah memulai perjalanan ini, namun masih banyak yang perlu dilakukan. Dari Likupang hingga Cirata, sinar matahari bukan lagi hanya sekadar penerang siang, tetapi sumber kehidupan yang akan menyalakan harapan di seluruh negeri.

Matahari terbit setiap hari, memberikan kita kesempatan yang tak terbatas. Sekarang saatnya kita mengambil langkah besar untuk memastikan bahwa setiap sinar yang terbit membawa masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.

Sumber pustaka:

Afif, F., & Martin, A. (2022). Tinjauan Potensi dan Kebijakan Energi Surya di Indoensia. Jurnal Engine: Energi, Manufaktur, dan Material, 43-52.

EBTKE, H. (2023, November 6). Wujud Etalase Pecepatan Transisi Energi, PLTS Terapung Cirata Bakal Resmi Beroperasi. Retrieved from Direktorat jenderal EBTKE: https://ebtke.esdm.go.id/post/2023/11/08/3650/wujud.etalase.percepatan.transisi.energi.plts.terapung.cirata.bakal.resmi.beroperasi

Energy, S. (2023, Mei 17). Bagaimana Cara Kerja PLTS Untuk Menghasilkan Listrik. Retrieved from SUN ENERGY: https://sunenergy.id/blog/cara-kerja-plts-untuk-menghasilkanlistrik#:~:text=Sekilas%20Mengenai%20Definisi%20Dan%20Manfaat,besaran%20angka%20153%2C5%20MW

Kementerian ESDM. (2024). Handbook of Energy & Economic Statistic of Indonesia, Jakarta

PLN (Persero). (2019). Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero) 2019-2028. 2019–2028.

Octavia, D., Arvandhi, Tampoy, D., & Rohmana, R. C. (2023). Studi Potensi PLTS Atap Di Makassar Untuk Meningkatkan Penggunaan Energi Terbarukan Dan Mengurangi Emisi Karbon. Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan, 233-246.

Ramadhan, A., Diniardi, E., & Mukti, S. (2016). Analisis Desain Sistem Pembangkit Listrik tenaga Surya Kapasitas 50 WP. Jurnal Teknik, 59-63.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image