Pantang Menyerah, Pantang Pasrah
Sastra | 2024-09-06 00:16:21Sedikit bicara dalam berkarya
Tanpa pamrih apalagi syahwat berkuasa ...
Adalah ruh, jiwa yang bersemayam dan 'tlah terpatri
Selalu berlapang dada tak menyempit saat terjepit
Meski terlilit sulit yang menghimpit
Melingkup denyut langkah, meruang tak menghampa
Lajunya waktu yang memburu antara batas harapan dan kenyataan
Tak peduli tergapai ataupun tidak, sendiri ataupun ditemani
Karena hakikat perjuangan adalah tentang nyali dan pelaksanaan kata-kata
Terhadap tantangan dan risiko yang harus dihadapi
Mewujud bukti, atau tidak sama sekali
Di atas titian prinsip yang semustinya dijalani
Bukan demi memiliki, bukan demi pribadi pula
Yang hendak meracuni diri hingga menjadi lupa diri
Terpanggil sebagai abdi kehidupan bagi anak negeri
Terajut oleh pikiran suci dan gelora cita atas nama bangsa
Tangguh dan pantang luruh di tengah gemuruh para tukang gaduh
Yang bergelantungan, bertempik sorak menggerogoti bahtera negeri
Tengah arungi samudra kehidupan, merengkuh merindu dendam
Di bumi tanah merdeka yang benar-benar merdeka
Dan, sungguh benar telah merdeka!
Dimanakah?
*****
Kota Malang, September di hari keenam, Dua Ribu Dua Puluh Empat.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.