Permasalahan Lingkungan yang Berasal dari Rumah Sendiri

Lingkungan  


Permasalahan lingkungan di dunia, tak terkecuali di Indonesia semakin pelik. Lingkungan memainkan peran dalam keberlanjutan kehidupan semua makhluk hidup di Bumi ini.

Permasalahan Lingkungan di Rumah Sendiri

Baru-baru ini sejumlah masalah lingkungan telah meningkat ke level baru, hingga memengaruhi ekonomi dan kebijakan di seluruh dunia.

1. Sampah yang tidak dipilah

Sampah yang tidak dipilah menjadi ancaman besar bagi lingkungan. Sampah rumah tangga, meski tidak selalu beracun atau berbahaya, bisa berubah menjadi berbahaya jika terakumulasi dalam jumlah banyak dan tidak dikelola memadai.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Sampah rumah tangga yang menggunung di tempat pembuangan akhir (TPA) menghasilkan limbah beracun yang merembes ke saluran air kita. Ketika limbah ini berakhir di tempat pembuangan sampah, itu menghasilkan gas metana yang merupakan salah satu gas rumah kaca terburuk yang berkontribusi pada pemanasan global.

Pilah sampah dari rumah/ Foto: olahan pribadi dari Canva
Pilah sampah dari rumah/ Foto: olahan pribadi dari Canva

Metana juga bisa meledak dan menelan korban jiwa, seperti tragedi TPA Leuwigajah, Kota Cimahi, Jawa Barat belasan tahun silam.

2. Penggunaan kantong plastik berlebihan

Penggunaan kantong plastik berlebihan menghasilkan permasalahan lingkungan berupa sampah yang sulit diurai. Hampir semua plastik dikategorikan non-biodegradable. Artinya plastik bisa bertahan di tanah selama ribuan tahun atau bisa dikatakan selamanya.

Kantong plastik berakhir sebagai limbah mematikan di tempat pembuangan sampah dan laut. Burung sering salah mengira kantong plastik robek sebagai makanan. Penyu di laut mengisi perut mereka dengan puing-puing beracun karena tak bisa membedakan ubur-ubur makanannya dengan kantong plastik yang mengambang.

Kantong plastik yang terus berada di bawah sinar matahari atau dibakar akan melepaskan zat beracun ke udara yang menyebabkan polusi. Mikroplastik juga dikonsumsi manusia melalui ikan laut yang kita makan setiap hari.

Akumulasi senyawa karsinogenik dalam plastik memicu kanker. Pada akhirnya sampah yang berasal dari kita akan kembali ke kita.

3. Siklus udara yang tidak bagus

Aliran udara dalam rumah bisa menjadi pangkal permasalahan lingkungan lebih luas. Saat Bumi makin panas, membeli pendingin ruangan (AC) adalah respons umum kita terhadap perubahan iklim.

Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) 2017 menunjukkan 7,98 persen rumah tangga di Indonesia memiliki AC di tempat tinggalnya. Angka ini meningkat dibanding 7,25 persen pada 2016. Pemilik penyejuk udara terbanyak berada di Jakarta di mana 30,8 persen rumah tangga memasang AC.

Kita lupa bahwa AC salah satu perlengkapan rumah tangga yang haus akan daya, bahkan unit terkecil untuk mendinginkan satu ruangan saja rata-rata menyedot listrik lebih banyak, setara empat lemari es. Kita hitung sendiri, satu rumah di Indonesia sekarang ini rata-rata memiliki berapa AC?

Rumah yang siklus udaranya bagus biasanya lebih efisien dalam penggunaan kipas angin dan AC. Ini bukan cuma terkait dengan penghematan biaya listrik yang signifikan bagi pemilik rumah, melainkan kesehatan seluruh penghuni rumah.

4. Konsumsi air dan listrik berlebihan

Sumber daya air kita terbatas, meski Indonesia merupakan negara tropis yang musim hujannya berlangsung sepanjang tahun. Saat ini bisa kita saksikan kekeringan di berbagai daerah. Sumber air bersih jauh berkurang, bahkan langka.

Sederhananya kita mungkin berpikir, 71 persen komponen yang mengisi planet ini adalah air. Tidak mungkin rasanya dunia kekurangan air.

Benarkan demikian?

Faktanya lebih dari 96 persen air di Bumi berupa air asin dan sebagian besarnya tidak bisa digunakan. Air yang bisa dikonsumsi di dunia ini hanya kurang dari satu persen. Artinya apa? Air bersih adalah sumber daya paling berharga karena sangat langka di dunia.

Bagaimana dengan pengolahan air?

Tidak semudah itu. Pengolahan air minum menghabiskan energi signifikan. Air harus melalui proses ekstraksi, transportasi, dan pemurnian intensif dengan energi yang tidak sedikit.

Pengolahan air limbah mau tak mau memerlukan bahan bakar yang sebagian besarnya bahan bakar fosil. Artinya, membuang air berarti meningkatkan jejak karbon dan memperburuk kualitas udara kita.

Hemat air dan listrik sebenarnya tidak sulit. Kita bisa melakukan berbagai hal dimulai dari rumah sendiri.

Kita bisa menciptakan rumah yang berkontribusi positif menghindari permasalahan lingkungan. Memang benar, kita membutuhkan waktu lebih dan energi untuk memperbaiki gaya hidup yang lebih bersahabat dengan lingkungan. Namun, semua upaya yang kita lakukan ini membantu menjadikan dunia tempat kita hidup jauh lebih aman untuk ditinggali setiap hari.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Parenting dan lifestyle blogger yang senang menuangkan kisahnya di www.muthebogara.blog

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image