Krisis Air Bersih di Negeri Gemah Ripah Loh Jinawi
Politik | 2024-08-29 08:55:04Oleh Icha
Aktivis Muslimah
Dikutip dari media online Mediakasasi.com, Kabupaten Bandung - Kepala Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu, Ismawanto Somantri, mengucapkan terimakasih kepada Kodim 0624 juga PT Geo Dipa Energi yang telah berkolaborasi melaksanakan pembangunan penampungan air bersih, di Desa Tenjolaya. Hal itu menjadi perasaan bangga bagi Ismawanto Somantri selaku pemangku jabatan kepala desa. Dirinya mengaku seolah mendapat perhatian khusus dari TNI (Kodim 0624) dan PT Geo Dipa Energi yang telah memberikan bantuan pembangunan saluran juga penampungan air untuk warganya. Ungkapan tersebut diutarakan pada pidato sambutan kegiatan Kolaborasi Kodim 0624 dengan PT Geodipa Energy dalam pelaksanaan karya bakti pembuatan penampungan air bersih di wilayah Pasir Jambu, Kabupaten Bandung. Bertempat di Desa Tenjolaya, kecamatan Pasirjambu, Kamis (15/08/2024).
Air merupakan kebutuhan penting untuk berbagai macam aktivitas manusia di dunia. Namun, kemanfaatan sarana penampungan air bersih ini hanya dirasakan oleh sebagian masyarakat wilayah tertentu saja.
Darurat kekeringan dan krisis air bersih yang melanda dunia ini, sejatinya tidak bisa dilepaskan dari laju deforestasi yang sangat cepat. Sistem ekonomi kapitalis mendukung pembangunan jor-joran meski harus melakukan pembukaan lahan yang luas. Kondisi ini diperparah dengan konsep liberalisasi sumber daya alam, sistem ekonomi kapitalis yang telah menjadikan sumber daya air legal dikelola oleh pihak swasta. Alhasil terjadilah eksploitasi mata air oleh pebisnis air minum kemasan. Sementara pada saat kondisi ini terjadi, tidak ada sistem yang dapat menyelesaikan dan menyentuh akar persoalan.
Penguasa bukannya melindungi sumber daya air akan tetapi memberikan peluang seluas-luasnya bagi para korporasi untuk mengelola air untuk kemanfaatan individu, Masyarakat hanya dijadikan sebagai target konsumen. Miris memang negeri gemah Ripah loh jinawi tapi krisis air bersih.
Semua bermuara pada sistem aturan yang ada saat ini. Kapitalisme telah gagal menyejahterakan masyarakat dari sisi pemenuhan kebutuhan air, yang notabene air adalah kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan manusia dan makhluk lainnya. Ini terbukti dari tahun ke tahun, masalah kekurangan air bersih terus terjadi, padahal negeri ini sangat berlimpah air.
Islam adalah sistem aturan yang lahir dari Pencipta alam semesta, manusia dan kehidupan, mengatur dengan jelas bahwa kaum muslimin berserikat dengan tiga hal yakni, air, padang rumput dan api, yang dikelola oleh negara untuk kesejahteraan seluruh rakyat.
Islam yang rahmatan lil'alamiin akan menyelesaikan semua permasalahan di dalam kehidupan termasuk krisis air bersih. Sistem Islam akan bertanggung jawab langsung dan sepenuhnya terhadap pengelolaan harta milik umum. Sistem Islam berkewajiban mendirikan industri air bersih sehingga terpenuhi kebutuhan air bersih setiap individu masyarakat kapanpun dan dimanapun berada. Status kepemilikannya adalah harta milik umum. Penguasa akan mengelola untuk kemaslahatan Islam dan kaum muslimin.
Sistem Islam akan memanfaatkan berbagai kemajuan sains dan teknologi, memberdayakan para pakar yang terkait, seperti pakar ekologi, pakar hidrologi, pakar teknik kimia, teknik industri dan ahli kesehatan lingkungan. Sehingga terjamin akses setiap orang terhadap air bersih gratis atau murah secara memadai kapanpun dan dimanapun ia berada.
Wallahualam bissawab.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.