Komunikasi yang Efektif bagi Mahasiswa KKN Adi ITBM Wakatobi
Eduaksi | 2024-08-18 23:31:01Terdapat lima kaidah komunikasi efektif bagi mahasiswa ITBM Wakatobi yang menjadi bagian dari KKN Adi yang mencerminkan esensi darikomunikasi itu sendiri, yaitu : 1) Respect, merupakan sikap hormat dan sikap menghargai terhadap lawan bicara kita, kita harus memiliki sikap menghormati dan menghargai lawan bicara kita karena pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting, 2) Empati, yaitu kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain, bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap yang positif, 3) Audible, dapat didengarkan dan dimengerti dengan baik, kunci utama untuk dapat menerapkan hukum ini dalam mengirimkan pesan adalah : a) Buat pesan anda mudah untuk dimengerti, b) Fokus pada informasi yang penting, c) Gunakan ilustrasi untuk membantu memperjelas isi dari pesan tersebut, d) Taruhlah perhatian pada fasilitas yang ada dan lingkungan di sekitar, e) Antisipasi kemungkinan masalah yang akan muncul, f) Selalu menyiapkan rencana atau pesan cadangan, 4) Clarity, kejelasan dari pesan yang kita sampaikan, pesan yang ingin disampaikan harus jelas sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan, juga sangat tergantung pada kualitas suara kita dan bahasa yang kita gunakan, penggunaan bahasa yang tidak dimengerti, akan membuat isi dari pesan kita tidak dapat mencapai tujuannya, 5) Humble, sikap rendah hati merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki, kerendahan hati juga bisa berarti tidak sombong dan menganggap diri penting ketika kita berbicara, justru dengan kerendahan hatilah kita dapat menangkap perhatian dan respons yang positif dari si penerima pesan.
Kemampuan komunikasi di masyarakat meliputi dua hal pokok, yaitu persiapan dan penyajian. Dalam persiapan yang pertama kali harus diketahui adalah tujuan pokok dari komunikasi tersebut. Sedangkan yang kedua adalah menganalisis audiens, mengantisipasi reaksi, dan melakukan adaptasi yang tepat. Elemen lain, seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman, dan jumlah audiens akan mempengaruhi gaya dan isi pesan.
Adapun etika komunikasi, terdiri dari : 1) Sopan dan mengingat bahwa mahasiswa KKN adalah tamu di lokasi KKN, 2) Jangan terus-menerus bicara sehingga tidak memberi kesempatan pada orang lain, 3) Perbaiki sikap duduk yang santai sekali jika seseorang yang lebih tua datang, duduk di sebelah, dan mengajak bicara, 4) Jangan mengunyah makanan sambil berkomunikasi, 5) Jangan menggaruk badan atau kepala, 6) Jangan bertolak pinggang atau menyimpan tangan di saku, 7) Jangan tetap duduk jika seseorang datang untuk mengajak bicara, sementara orang tersebut tetap berdiri,sesuaikan kembali kondisinya dengan lawan bicara, 8) Tatap wajah lawan bicara, 9) Jangan berbicara dengan rokok di mulut.
Mahasiswa KKN harus mengenali masyarakat di lokasi KKN dipedesaan yang antara lain, masyarakatnya yang sederhana, mudah curiga, menjunjung tinggi sopan-santum dan tata krama, kebersamaan dan kekeluargaan, lugas, tertutup dalam hal keuangan, perasaan minder terhadap orang kota, menghargai orang lain, jika diberi janji akan selalu diingat, suka gotong royong, demokratis, dan religius.
Komunikasi efektif bila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Komunikasi disebut efektif jika rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim atau sumber berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima. Pengirim berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Paling tidak terdapat lima indikator komunikasi efektif yaitu: munculnya pemahaman, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik serta tindakan.
Berdasarkan hal tersebut, komunikasi yang efektif sangat penting bagi mahasiswa yang akan menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN). Salah satu aspek utama dari komunikasi yang efektif adalah komunikasi verbal. Dalam komunikasi verbal, mahasiswa harus memastikan bahwa pesan yang disampaikan jelas dan mudah dipahami, menghindari penggunaan jargon atau istilah teknis yang mungkin tidak dimengerti oleh warga desa. Kesopanan adalah kunci dalam berkomunikasi, sehingga mahasiswa harus menggunakan bahasa yang sopan dan menghargai lawan bicara.
Pendengaran aktif juga sangat penting, di mana mahasiswa harus mendengarkan dengan seksama dan memberikan respons yang menunjukkan bahwa mereka memperhatikan dan memahami apa yang disampaikan oleh warga desa. Selain itu, intonasi dan artikulasi yang tepat sangat diperlukan untuk menghindari kesalahpahaman, sehingga pesan dapat disampaikan dengan lebih efektif. Selain komunikasi verbal, komunikasi non-verbal juga memainkan peran penting dalam memastikan komunikasi yang efektif. Bahasa tubuh seperti ekspresi wajah, kontak mata, dan gerakan tangan harus diperhatikan karena dapat mendukung pesan verbal dan menunjukkan keterbukaan serta antusiasme. Penggunaan gestur yang mendukung komunikasi verbal dapat memperjelas pesan, namun gerakan yang berlebihan atau yang bisa disalahartikan harus dihindari. Proksemik, atau jarak fisik saat berbicara, juga harus dijaga agar tidak terlalu dekat yang bisa dianggap mengganggu, atau terlalu jauh yang bisa dianggap kurang peduli.
Komunikasi dengan warga desa tujuan harus dilakukan dengan adaptasi budaya yang baik, dimana mahasiswa harus memahami dan menghormati adat istiadat serta budaya setempat. Sikap terbuka terhadap perbedaan dan usaha untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan lokal sangat penting. Menunjukkan empati dan pengertian terhadap situasi dan perasaan warga desa dapat memperkuat hubungan, sehingga komunikasi berjalan lebih lancar. Kolaborasi dengan melibatkan warga desa dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan juga sangat penting. Ajak mereka berdiskusi dan beri kesempatan untuk memberikan masukan, sehingga tercipta rasa memiliki dan komitmen terhadap kegiatan yang dilaksanakan.
Dalam perencanaan kegiatan, diskusi terbuka dengan anggota tim KKN dan warga desa sangat diperlukan. Semua pihak harus merasa didengar dan kontribusi mereka dihargai. Penjelasan yang jelas mengenai tujuan dan manfaat dari kegiatan yang direncanakan harus disampaikan, agar semua pihak memahami apa yang akan dilakukan dan apa yang diharapkan. Distribusi tugas yang jelas dan transparan juga penting, sehingga setiap orang tahu tanggung jawab mereka dan merasa nyaman dengan peran yang diberikan. Saat pelaksanaan kegiatan, koordinasi yang baik dengan anggota tim dan warga desa harus dijaga. Komunikasi yang efektif dapat menghindari miskomunikasi dan memastikan bahwa semua berjalan sesuai rencana. Bersikap fleksibel dan siap untuk menyesuaikan rencana jika diperlukan adalah sikap yang harus dimiliki, serta segera mengkomunikasikan perubahan kepada semua pihak terkait.
Setelah kegiatan selesai, evaluasi sangat diperlukan. Kumpulkan umpan balikdari warga desa dan anggota tim KKN mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan. Dengarkan saran dan kritik dengan sikap terbuka, dan lakukan refleksi bersama tim untuk mengevaluasi keberhasilan dan kekurangan dari kegiatan. Diskusikan apa yang telah dipelajari dan bagaimana bisa lebih baik di masa depan. Membuat laporan yang komprehensif mengenai kegiatan KKN, yang menyampaikan hasil dan temuan secara jelas dan objektif, serta memberikan rekomendasi untuk kegiatan selanjutnya, adalah langkah akhir yang penting dalam memastikan komunikasi yang efektif selama KKN.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip komunikasi yang efektif ini, mahasiswa KKN dapat meningkatkan kualitas interaksi mereka dengan warga desa, memperkuat kerjasama tim, dan mencapai tujuan kegiatan dengan lebih baik.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.