Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Erin Rahmah Daniyah

FOMO di Era Digital: Tetap Bahagia Tanpa Selalu 'Ketinggalan Tren'

Edukasi | 2024-08-16 20:24:49
Sumber : Canva

Dalam era digital yang serba cepat, istilah Fear of Missing Out (FOMO) menjadi semakin populer di berbagai platform media sosial. Menurut Cambridge Dictionary, FOMO adalah perasaan khawatir bahwa seseorang mungkin akan melewatkan acara-acara menarik yang dihadiri orang lain. Terutama akibat dari apa yang mereka lihat di media sosial. Media sosial, dengan algoritma yang dirancang untuk menampilkan konten paling menarik justru memperparah perasaan ini dengan terus-menerus menyajikan sorotan kehidupan orang lain.

Generasi muda sangat rentan terhadap FOMO karena mereka tumbuh di era digital. Perasaan ini dapat memicu kecemasan, stres, dan bahkan depresi jika tidak dikelola dengan baik. Namun, di sisi lain, FOMO juga dapat mendorong seseorang untuk lebih aktif dalam kegiatan sosial dan memperluas jaringan mereka. Dilansir dari Radio Republik Indonesia, FOMO pertama kali diidentifikasi pada tahun 1996 oleh Dr. Dan Herman dan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia untuk terhubung.

FOMO dapat memicu perilaku obsesif terhadap media sosial, perasaan negatif, dan masalah kesehatan mental seperti kecemasan hingga kesulitan tidur. Penggunaan aplikasi media sosial yang memungkinkan kita melihat kehidupan orang lain dapat memicu perasaan ini dan membuat kita merasa tidak puas dengan hidup kita sendiri. Gejala FOMO meliputi kebiasaan selalu memeriksa gadget, keinginan berlebihan untuk diakui di media sosial dan perilaku impulsif untuk mengikuti tren. FOMO dapat menyebabkan stres, depresi, dan masalah finansial.

FOMO adalah fenomena psikologis yang semakin umum terjadi di era modern terutama di kalangan anak muda, menurut Halodoc. Kondisi ini terjadi ketika seseorang merasa cemas atau khawatir melewatkan momen, acara, atau aktivitas yang sedang populer, sering kali dipicu oleh paparan media sosial atau cerita dari teman-teman. Gejala FOMO meliputi penggunaan media sosial yang berlebihan, takut ditolak atau dikucilkan, terlalu berkomitmen, dan merasa tidak puas meski terlibat dalam banyak kegiatan. Dampak negatif FOMO termasuk stres, kecemasan, ketidakfokusan, hubungan sosial yang dangkal, serta gangguan tidur yang signifikan, yang semuanya dapat merusak kesehatan mental dan kualitas hidup secara keseluruhan.

Meski berdampak negatif, FOMO dapat diatasi dengan disiplin dalam penggunaan media sosial dan peningkatan harga diri. Salah satu cara terbaik untuk mengurangi dampak FOMO adalah dengan membatasi waktu penggunaan media sosial dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting bagi diri kita. Terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain hanya akan menambah rasa tidak puas dan cemas. Sebaliknya, fokuslah pada momen-momen yang membuat kita merasa puas dan bahagia.

Menurut Verywell Mind, untuk mengatasi FOMO Anda dapat mengubah fokus dari apa yang kurang dalam hidup Anda ke hal-hal positif yang sudah Anda miliki dengan menambah orang-orang yang mendukung di media sosial dan menyembunyikan yang terlalu pamer. Melakukan detoks digital dengan mengurangi waktu penggunaan media sosial atau mengambil istirahat dari perangkat digital juga dapat membantu. Menyimpan jurnal pribadi tentang kenangan terbaik dapat mengalihkan perhatian dari validasi publik ke apresiasi pribadi. Selain itu, carilah koneksi nyata dengan bertemu teman secara langsung dan fokuslah pada rasa syukur dengan melakukan aktivitas yang meningkatkan semangat, seperti menuliskan hal-hal yang Anda hargai. Dengan langkah-langkah ini Anda dapat mengurangi perasaan kehilangan dan meningkatkan kebahagiaan dalam hidup Anda.

FOMO adalah cerminan dari cara kita berinteraksi di dunia digital yang penuh dengan informasi dan tren viral. Meskipun dapat memicu perasaan cemas, dengan kesadaran diri yang tinggi dan manajemen waktu yang baik, kita bisa mengendalikan dampak negatif dari FOMO dan tetap menikmati dunia digital dengan lebih sehat.

Referensi :

Dictionary Cambridge. (n.d.). FOMO English Meaning. Dictionary Cambridge. Retrieved August 16, 2024, from https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/fomo

DJKN, K. K. (2021, June 8). Fear Of Missing Out (FOMO), Ketakutan Kehilangan Momen. Djkn.Kemenkeu. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13931/Fear-Of-Missing-Out-FOMO-Ketakutan-Kehilangan-Momen.html

Halodoc. (2024, January 9). Apa Itu Fomo? Ini Pengertian, Gejala, dan Dampaknya. Halodoc. https://www.halodoc.com/artikel/apa-itu-fomo-ini-pengertian-gejala-dan-dampaknya?srsltid=AfmBOorQVetULmjKhIBT6j5AxnRhEHUWYA_Uq8XbC9tjxMUgqCYUdziD

Radio Republik Indonesia. (2024, April 28). Fenomena Fomo yang terjadi di kalangan remaja. Rri.Co.Id. https://rri.co.id/index.php/kesehatan/658589/fenomena-fomo-yang-terjadi-di-kalangan-remaja

Verywell Mind. (2024, June 14). How To Deal With FOMO in Your Life. Verywell Mind. https://www.verywellmind.com/how-to-cope-with-fomo-4174664

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image