Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Edu Sufistik

Membangun Pendidikan dengan Kesederhanaan

Agama | 2024-08-10 21:52:00

Oleh: Muhammad Syafi'ie el-Bantanie

(Pendiri Edu Sufistik)

Kaki-kaki berjalan berjingkat-jingkat mendaki bukit Shafa. Tujuannya sebuah rumah sederhana yang dijadikan majelis ilmu. Di sana guru terbaik sepanjang masa biasa mengajar murid-murid yang kelak menjadi generasi terbaik sepanjang masa. Di rumah sederhana ini diajarkan kurikulum terbaik sepanjang masa. Kelak sejarah mencatatnya inilah model pendidikan terbaik sepanjang masa yang mampu melahirkan generasi terbaik dan menghasilkan karya terbaik bagi peradaban Islam dan umat manusia.

Siapakah guru dan murid tersebut? Apakah kurikulum yang diajarkan? Guru terbaik itu adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Kurikulum terbaik itu adalah Al-Qur'an dan Hadis. Murid-murid terbaik itu adalah para sahabat. Adapun sarana pembelajaran hanya sebuah rumah sederhana milik Al-Arqam.

Ada pelajaran penting bagi kita tentang bagaimana pola dan strategi membangun pendidikan. Ternyata komponen pentingnya ada tiga, yaitu guru, kurikulum, dan murid. Sarana? Ah, itu hanya pelengkap, meski sederhana sama sekali tidak mengurangi esensi belajar.

Komponen pendidikan terpenting adalah guru, murid, dan kurikulum. Maka, mari kita bertanya apakah guru-guru di sekolah kita sudah mengkaji secara mendalam bagaimana baginda Rasul mendidik dan mengajar? Lalu, memodeling dan meneladaninya?

Apakah murid-murid di sekolah kita memahami adab dan kesungguhan para sahabat dalam menuntut ilmu? Lalu, memodeling dan meneladaninya?

Apakah kurikulum di sekolah kita senafas dengan Al-Qur'an dan Hadis? Ataukah malah banyak materi ajar dalam kurikulum yang bertabrakan dengan Al-Qur'an dan Hadis?

Alih-alih memperbaiki tiga komponen penting pendidikan tersebut, banyak sekolah yang berlomba-lomba perbaiki sarana prasarana sekolah, bahkan serba lux. Ujung-ujungnya untuk menggenjot pemasukan melalui peningkatan jumlah penerimaan peserta didik baru (PPDB). Bila sekolah-sekolah masih sibuk perbaiki sarana daripada kualitas guru, kurikulum, dan murid, rasanya pendidikan belum akan mampu menjadi solusi perbaikan bagi bangsa ini, apatah lagi peradaban bumi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image