Strategi Menjaga Kesehatan Mental di Era Digital
Gaya Hidup | 2024-07-29 05:22:20Oleh: Dana
Di era digital, media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Platform seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok memungkinkan setiap individu bisa terhubung dengan orang lain, berbagi momen, dan mendapatkan informasi dalam hitungan detik. Namun, penggunaan media sosial yang berlebihan juga memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan mental.
Salah satu dampak utama adalah munculnya perasaan cemas dan depresi. Media sosial sering kali menampilkan citra kehidupan yang sempurna, di mana orang lain tampak selalu bahagia dan sukses. Perbandingan sosial yang tidak realistis ini dapat membuat individu merasa kurang puas dengan hidupnya sendiri. Penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak waktu yang dihabiskan di media sosial, semakin tinggi risiko seseorang untuk mengalami gejala depresi dan kecemasan.
Selain itu, media sosial dapat memicu kecemasan sosial. Ketergantungan pada "like" dan komentar positif dapat membuat seseorang merasa perlu untuk terus-menerus memeriksa notifikasi dan mendapatkan validasi eksternal. Ketika harapan ini tidak terpenuhi, perasaan rendah diri dan kecemasan sosial dapat meningkat. Cyberbullying juga menjadi ancaman nyata, di mana individu dapat mengalami penghinaan dan pelecehan secara online, yang berdampak negatif pada harga diri dan kesehatan mental.
Dalam Islam, menjaga kesehatan mental dan emosional adalah aspek penting dari kehidupan seorang Muslim. Al-Qur'an dan hadits mengajarkan tentang pentingnya menjaga keseimbangan dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam penggunaan teknologi dan media sosial.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an,
وَلَا تَتَمَنَّوۡاْ مَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بِهِۦ بَعۡضَكُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖۚ .٣٢
Artinya: “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain....” (QS. An-Nisa: 32).
Ayat di atas mengingatkan untuk tidak terjebak dalam perbandingan sosial yang dapat merusak kesehatan mental. Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan tentang pentingnya menjaga hubungan sosial yang sehat. Beliau bersabda, “Seorang Muslim adalah saudara Muslim lainnya. Ia tidak boleh menzhaliminya dan tidak boleh membiarkannya diganggu orang lain (bahkan ia wajib menolong dan membelanya)” (HR. Bukhari). Terkait media sosial, berarti harus menggunakan platform tersebut untuk mendukung dan menguatkan satu sama lain, bukan untuk merendahkan atau mencemarkan nama baik orang lain.
Ada beberapa tips yang dapat diadopsi untuk menjaga kesehatan mental di era digital, diantaranya:
1. Mengatur Waktu Penggunaan.
Membatasi waktu penggunaan media sosial dengan menetapkan waktu harian, misalkan maksimal 1 jam sehari dan patuhi jadwal tersebut. Gunakan fitur pengingat waktu pada aplikasi guna membantu mengontrol durasi penggunaan. Dalam Islam, penting untuk menjaga waktu dan tidak menghabiskannya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Rasulullah SAW bersabda, “Dari kebaikan orang Islam adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi dirinya.” (HR: Tirmidzi dam Ibnu Majah).
2. Memilih Konten dengan Bijak.
Hindari konten yang memicu perasaan negatif atau perbandingan sosial yang tidak sehat. Pilihlah konten yang inspirasi dan membangun serta hindari untuk memberikan komentar negatif. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam” (HR. Bukhari dan Muslim).
3. Tetapkan Hari Tanpa Media Sosial.
Luangkan satu hari dalam seminggu untuk bebas dari media sosial. Ini bisa menjadi kesempatan untuk fokus pada kegiatan di dunia nyata, seperti membaca buku, berolah raga, merenung atau berinteraksi langsung dengan orang-orang terdekat. Bahkan menggunakan waktu untuk beribadah jauh lebih penting ketimbang hanya bermedia sosial.
4. Fokus pada Interaksi Nyata.
Luangkan waktu untuk bertemu teman dan keluarga secara langsung. Interaksi tatap muka memiliki dampak positif yang lebih kuat pada kesehatan mental dibandingkan dengan interaksi online. Dalam Islam, silaturahim dan menjaga hubungan baik dengan sesama sangat ditekankan.
5. Kelola Notifikasi.
Non aktifkan notifikasi yang tidak penting untuk mengurangi distraksi. Dan fokuslah pada hal-hal penting dan kurangi keinginan untuk terus-menerus memeriksa ponsel. Mengendalikan diri dari godaan ponsel adalah bagian dari menjaga hati dan pikiran agar tetap fokus pada hal-hal yang penting.
6. Berhati-hati dalam berbagi Informasi.
Pikirkan terlebih dahulu sebelum membagikan informasi pribadi di media sosial. Menjaga privasi dapat membantu mengurangi risiko cyberbullying dan pelecehan online. Islam mengajarkan untuk menjaga kehormatan dan privasi diri serta orang lain.
Era digital membawa banyak peluang, tetapi juga tantangan yang perlu dikelola dengan bijak. “Jangan biarkan gemerlap hidup orang lain di media sosial meredupkan rasa syukur kita”. Bersyukurlah atas semua nikmat yang telah Allah berikan. Sejatinya, syukur adalah kunci kebahagiaan dan kekayaan yang sesungguhnya. Dengan menerapkan strategi-strategi di atas, semoga dapat menikmati manfaat media sosial tanpa mengorbankan kesehatan mental.
Wallahu a’lam bish-shawab
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.