Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Utami Nur Azizah

Tradisi Masak Bareng Sebelum Nikahan di Garut Selatan

Ngariung | 2024-07-25 19:19:50

Ngariung Sebelum Nikahan, Merawat Kebersamaan di Garut Selatan

source Pinterest @lalufanfoni

Di tengah modernisasi dan urbanisasi, masyarakat di Garut Selatan masih memelihara tradisi yang kaya akan kebersamaan dan gotong royong. Salah satu tradisi yang masih lestari adalah "ngariung" atau kumpul-kumpul sebelum acara besar seperti pernikahan. Tradisi ini tidak hanya mempererat hubungan antarwarga, tetapi juga menjadi ajang untuk saling berbagi dan bekerja sama.

Di Garut Selatan, tradisi ngariung sebelum pernikahan melibatkan seluruh warga desa yang berkumpul untuk memasak makanan bersama. Alih-alih menggunakan jasa katering, keluarga yang akan menggelar pernikahan mengundang tetangga dan kerabat untuk datang dan membantu mempersiapkan hidangan. Kegiatan ini biasanya dimulai beberapa hari sebelum hari pernikahan.

Ibu Ade (50), seorang warga dari Desa Cisewu, Garut Selatan, mengungkapkan bahwa tradisi ngariung ini sudah ada sejak ia masih kecil. "Kami berkumpul di rumah keluarga yang akan mengadakan pernikahan. Semua orang datang membawa bahan makanan dan peralatan masak. Kami memasak bersama-sama sambil bercerita, tertawa, dan tentu saja makan bersama," ujarnya.

Menu yang disiapkan biasanya terdiri dari hidangan khas Sunda seperti nasi liwet, ayam bakar, sayur asem, dan aneka sambal. Seluruh proses memasak dilakukan secara bergotong royong, dari menyiapkan bahan, memasak, hingga menyajikan makanan. Tidak hanya kaum ibu, para bapak dan pemuda desa juga turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Selain memasak, tradisi ngariung juga diisi dengan berbagai aktivitas lainnya seperti pengajian dan seni pertunjukan. Semua ini menambah semarak dan kebahagiaan menjelang hari pernikahan. Acara ngariung biasanya ditutup dengan doa bersama untuk kelancaran dan keberkahan acara pernikahan yang akan digelar.

Di era digital seperti sekarang, tradisi ngariung di Garut Selatan menjadi contoh bagaimana nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong masih bisa dipertahankan. Masyarakat setempat percaya bahwa dengan menjaga tradisi ini, mereka tidak hanya melestarikan budaya leluhur tetapi juga membangun solidaritas dan kebersamaan yang kuat di antara mereka.

Bagi warga Garut Selatan, tradisi ngariung sebelum pernikahan adalah momen berharga yang penuh makna. Ini adalah wujud nyata dari kearifan lokal yang mengajarkan pentingnya kebersamaan, gotong royong, dan saling membantu. Dengan ngariung, setiap pernikahan menjadi lebih dari sekadar acara seremonial, tetapi juga perayaan kebersamaan dan kekeluargaan yang sesungguhnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image