Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Edho Surya Dinata

Masa Itu Relatif

Eduaksi | Thursday, 25 Jul 2024, 13:36 WIB

Masa Itu Relatif

Oleh : Edho Surya Dinata

Albert Einstein berteori dan mengatakan bahwa masa atau waktu itu relatif, waktu tidak selalu konstan dan tidak mutlak serta tidak absolut tergantung massa dan ruang. Albert Einstein dinobatkan sebagai pendekar di bidang fisika, dia adalah manusia paling jenius di planet bumi ini.

Teori-teori dan hipotesa-hipotesanya begitu ilmiah, sulit terbantahkan dan banyak diterima akan kebenarannya termasuk teorinya tentang waktu yang relatif itu. Namun kami mengingatkan bahwa kitab suci Al-Quran yang diwahyukan Tuhan kepada Rasulullah Muhammad Sawlaullahu alaihi wasallam melalui perantara malaikat Jibril hampir seribu lima ratus tahun yang lalu, jauh sebelum Albert Einstein mengatakan bahwa waktu itu adalah relatif, telah banyak memfirmankan hal itu.

Bukankah ada ayat Alquran yang berbunyi antara lainnya, 'Demi masa/waktu', 'Satu hari disisi Tuhan mu sama dengan tujuh puluh ribu tahun kamu manusia", juga banyak riwayat riwayat hadits yang secara tersirat menyingkap rahasia waktu yang relatif, seperti halnya riwayat hadits mengenai nabi Uzair yang tertidur berhibernasi selama seratus tahun, ketika ditanya berapa lama ia tertidur, nabi Uzair menjawab 'saya merasakannya hanya setengah hari, bahkan kurang dari pada itu ', Demikian Ashabul Kahfi, tujuh pemuda beriman yang berhibernasi di dalam goa selama tiga ratus tahun atau tiga ratus sembilan tahun juga merasakan hal yang sama.

Ada masih beberapa banyak ayat-ayat Al-Quran lagi yang secara tegas atau mukammat memberitakan bahwa waktu itu relatif, juga berapa banyak ayat-ayat kitab suci Alquran yang secara tersirat memberitakan hal itu. Mungkinkah Albert Einstein terinspirasi dari ayat-ayat kitab suci Al-Quran dan atau riwayat riwayat hadits tersebut ketika berteori tentang kerelatifitasan waktu, siapa yang tahu?

Albert Einstein bukanlah seorang muslim, namun nampaknya dia respek terhadap Nabi Muhammad Sawlaullahu alaihi wasallam, terhadap kitab suci Al-Quran dan atribut atribut Islam lainnya, yang semuanya itu mungkin saja memberi inspirasi kepada nya dan berkesesuaian dengan pemikiran, penalaran serta teori-teorinya yang ilmiah dan saintifik. Sebenarnya di dalam dunia Islam terdapat banyak pemikir pemikir, alim ulama para cerdik cendekia, semisal Ibnu Sina, Al Farabi, ahli matematika Aljabar dan lain-lain.

Banyak buku-buku ilmu pengetahuan ilmiah yang mereka produksi, yang mereka hasilkan dari olah pikir mereka, yang memberikan inspirasi dan kontribusi untuk dunia dan kemanusiaan secara umum. Terutama ketika masa kerajaan atau kekaisaran Ottoman menguasai Granada Spanyol dan negara negara benua biru Eropa lainnya, ketika itu Islam mencapai kejayaan peradaban antara lainnya berkat Pemikir-pemikir, Ilmuwan-ilmuwan, Alimulama-alimulama, Cendikiawan-cendikiawannya yang mencerahkan.

Sayangnya, ketika Presiden Turki Musthafa kemal Ataturk membubarkan kekhalifahan Islam Ottoman, seiring itupula kejayaan dan sejarah itu memudar, terkubur dan perlahan sirna digantikan dengan pemegang kendali yang sampai detik ini mengendalikan dunia. Nama-nama besar dalam semua bidang bukan lagi dari kaum muslimin, termasuk Albert Einstein ini dalam bidang fisika, dia bukan muslim, walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa dia mengambil referensi dari Islam dan kejayaan kaum muslimin terdahulu, karena kita tidak dapat menutup mata bahwa apa yang Albert Einstein teorikan sudah ada di dalam Islam jauh sebelum ia menteorikan hal itu, semisal teorinya tentang kerelatifitasan waktu ini, siapa yang bisa menyangkal, bahwa hal itu sudah ada di dalam Islam dan Alquran jauh sebelum ia menteorikan hal itu ?,

Hanya saja kini, kendali dan sejarah bukanlah milik kaum muslimin lagi, maka dari pada itu segala kejayaan dan semua kebenaran Islam tidak perlu diketahui bahkan jika dibutuhkan pemutarbalikan fakta sah-sah saja dilakukan bahkan wajib dilaksanakan demi untuk melanggengkan mengendalikan dunia. Kita sama sekali tidak membenci Albert Einstein, dia tetaplah pahlawan yang paling jenius di muka bumi ini, yang banyak memberikan kontribusi positif dalam bidang fisika dunia.

Pemikiran-pemikiran, penalaran serta rumus-rumus fisika yang dia ciptakan sangatlah brilian dan harus diapresiasi. Hanya saja yang menjadi pertanyaan, mengapa ketika orang lain mengatakan itu maka dia mendapatkan apresiasi yang sangat layak, namun ketika Alquran dan Islam memberitakan kebenaran yang sama bahkan jauh lebih komprehensif, jauh sebelum orang lain mengetahui dan mengatakan hal ini, Islam dan Alquran tidak mendapatkan apresiasi yang semestinya, Islam terkadang tetaplah dianggap sebagai agama yang kuna dan primitif, Alquran terkadang dianggap hanyalah dongeng-dongeng masa lalu, sedangkan kaum musliminnya distigmakan sebagai gerombolan kaum yang sangat emosional, cepat naik darah dan penyebar teror serta sangat terbelakang.

Kita juga sama sekali tidak menaruh iri dengki dengan pemegang kendali dunia sekarang karena kita paham roda kehidupan itu pasti berputar, setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya, hanya saja ketika berkuasa dan memegang kendali haruslah berlaku adil dan tidak diskriminatif. Karena kebenaran tetaplah kebenaran yang hakikatnya pasti memiliki momentum. Albert Einstein memberikan inspirasi kepada dunia dengan rumus fisikanya yang sangat fenomenal itu. Rumus fisika yang familiar yaitu E sama dengan MC kuadrat.

Disekolah disekolah kita diajarkan rumus ini, di kampus-kamous kita mengekplorasi rumus ajaib ini, bahkan di panggung-panggung kehidupan kita mengelaborasi rumus fisika yang mistical ini. Albert Einstein telah meninggalkan legacynya. "Maka demi waktu, sesungguhnya manusia itu dalam kerugian, kecuali orang yang beriman dan beramal saleh serta menepati kebenaran dan saling nasehat menasehati dalam kesabaran".

Tentang Penulis Edho Surya Dinata, lahir di Palembang 6 Juli 1983. Pada awalnya Edho menulis genre sastra cerpen dan puisi. Beberapa tulisannya pernah dimuat di beberapa media. Kini Edho bermastautin di Desa Saranglang Pemulutan barat Ogan Ilir Sumatera Selatan. Selain bertani, Edho juga masih tetap menulis.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image