Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image galuh rosmaniar

Marak Anak Aniaya Orangtua Kandung, Ini Nasihat Terbaik untuk Para Anak

Agama | 2024-07-15 09:24:15

Sungguh miris dengan banyaknya kabar berita yang beredar tentang perlakuan keji anak kepada orangtua kandung. Tidak cukup hanya menjadi beban orangtua kala sudah berumur, kini banyak anak yang kesal pada orangtua dan tak segan menganiaya hingga banyak dari mereka yang harus meregang nyawa.

Di kalbar, seorang pemuda berusia 24th memukuli dan mencekik ibu kandungnya lantaran kesal dilaporkan ke pihak berwajib karena kasus pencurian. Kemudian juga viral di medsos kasus seorang pemudi di langkat yang menganiaya ibu kandungnya hingga baju sang ibu bernoda darah. Terdengar ucapan sang pemudi yang mengaku lelah menanggung hidup ibu kandungnya. Dan masih banyak lagi berita tentang kebrutalan anak kepada orangtua kandung di negeri mayoritas muslim ini.

Sungguh memalukan memang, ketika negeri dengan penganut mayoritas muslim malah menunjukkan tindakan niradab seorang anak yang jauh dari koridor islam. Tak kurang-kurang, banyaknya dalil Al-Quran dan Hadist Rasulullah shallalahu alaihi wassalam yang melarang tindakan durhaka anak kepada orangtua apapun alasannya. Dalam surat Al Isra ayat 23 "Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik." (QS Al-Isra' : 23). Dalil tersebut sangat jelas, ketika orangtua kita telah berumur senja dan dalam perawatan kita anaknya, bahkan berkeluh kesah dengan kata "ah" saja haram hukumnya. Apalagi sampai menganiaya akibat diri tak sabar menanggung hidup mereka yang semakin menambah beban hidup.

Orangtua kita, dengan segala kekurangannya telah bersusah payah membesarkan kita hingga sekarang. Barangkali banyak duka yang ditorehkan, tetaplah mereka berhak kita perlakukan dengan hormat. Jangan sampai, hanya karena mereka tidak lagi mendatangkan manfaat, maka kita boleh membuang mereka bahkan melakukan tindakan anarkis. Namun sangat disayangkan, begitulah pemikiran manusia-manusia yang telah teracuni oleh kapitalisme. Mereka mengukur manfaat hanya atas dasar sesuatu yang bisa mereka lihat hasilnya. Sedang mengurus orangtua yang sama sekali tak terlihat manfaatnya akan dianggap kegiatan yang merugikan, hingga sedikit saja yang sadar untuk merawat orangtua hanya karena mengharap surga Allah taa'la.

Lantas, bagaimana dengan para orangtua yang berbuat maksiat?. Dalam AlQuran kita tidak sepenuhnya taat mutlak pada orangtua, kita hanya diperintahkan untuk berkata baik dan berlaku lemah lembut. Jelas tidak ada ketaatan dalam maksiat apapun alasannya. Namun selama perintah orangtua dan larangannya sama sekali tidak menyelisihi syariat islam, maka sebenarnya tidak ada alasan agar tak berbuat baik kepada keduanya. Allah berfirman dalam AlQuran surat Lukman ayat 15 "Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku lah kembalimu, maka Ku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."

Apabila harta yang kita miliki diminta oleh orangtua, banyak dalil yang telah menjelasakannya. Terdapat hadits dari Abdullah bin ‘Amr radhiallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada seorang yang datang kepada Rasulullah, ia berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki harta dan anak. Namun orang tuaku membutuhkan hartaku. Rasulullah kemudian menjawab, “Kamu dan hartamu milik ayahmu. Sesungguhnya anak-anakmu adalah sebaik-baik hasil usahamu. Makanlah dari hasil usaha anak-anakmu.” (HR. Abu Daud, no. 3530; Ahmad, 2: 214). Terlepas jika hal tersebut terasa tak adil pada hati kita, sebaik-baik sikap muslim adalah mengharap ridho Allah taala.

Hati manusia memang mudah berubah, sewaktu kecil hanya ayah dan bunda yang mampu membuat kita tenang dan terasa aman. Namun setelah dewasa, ketika kita mampu berdiri sendiri, mampu menimbang-nimbang mana yang menyenangkan mana yang tidak, muncullah rasa benci karena kekhilafan orangtua. Maka, selalu sandarkan tingkah laku kita pada akal yang jernih, bukan hati yang mudah goyah. Akal yang senantiasa mengingat ayat-ayat Allah dan pembalasan di hari akhir, cukuplah menjadi penguat agar tak durhaka kepada orangtua.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image