Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Putri Oktavioni

Fenomena Pergeseran Kata dalam Chat Whatsapp Anak Muda Indonesia

Sastra | Friday, 28 Jun 2024, 16:03 WIB

Di era globalisasi saat ini, teknologi informasi dan komunikasi juga berperan besar dalam pergeseran bahasa. Penggunaan internet dan media sosial telah memfasilitasi penyebaran bahasa dan budaya dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat. Sebagai contoh, bahasa Inggris telah menjadi bahasa dominan dalam banyak domain internasional, seperti bisnis, teknologi, dan pendidikan tinggi, karena dominasi budaya dan ekonomi negara-negara berbahasa Inggris. Perubahan ekonomi juga dapat mempengaruhi pergeseran bahasa. Misalnya, peningkatan perdagangan internasional dan integrasi ekonomi antarnegara-negara dapat menghasilkan penggunaan bahasa-bahasa tertentu sebagai bahasa bisnis atau bahasa internasional, menggeser penggunaan bahasa lokal di tingkat profesional atau komersial.

Selain itu, perubahan dalam pendidikan dan kebijakan bahasa oleh pemerintah juga dapat mempengaruhi pergeseran bahasa. Kebijakan pendidikan yang mendorong penggunaan bahasa nasional dalam sistem pendidikan formal atau kebijakan yang mengatur penggunaan bahasa dalam administrasi pemerintahan dapat mempengaruhi penggunaan bahasa di tingkat nasional.

Penulis mendapati maraknya penggunaan kata ‘ pol ‘ yang awalnya dari kata asing yakni ‘ full ‘ terganti menjadi ‘ pol ‘ dan menggeserkan kata asli yang sesungguhnya dari kata ‘ sangat ‘ yang maknanya memberikan sebuah penekanan dalam sebuah interaksi dalam berkomunikasi antar sang penutur dan pendengarnya dikarenakan oleh anak-anak muda tentunya lebih nyaman untuk berkomunikasi dengan bahasa-bahasa yang hanya diketahui oleh lingkungan terdekatnya atau bahasa modernnya adalah cuma circlenya aja yang tahu.

Tak jarang juga dari perkumpulan anak-anak muda menghasilkan kata-kata yang dapat menggeserkan kata yang sebenarnya, contoh kecilnya seperti : muahal ( mahal ), puanas ( panas ), banget ( sangat ) dan lain-lain. Dan juga anak-anak muda memulai kebiasaannya dengan cenderung menggunakan kata-kata informal sebab penggunaan kata formal dalam lingkungan anak-anak muda condong terasa kikuk.

Berikut data penambahan diksi ‘ pol ‘ menggeserkan kata ‘ sangat ‘ yang ditemukan oleh penulis dalam chat Whatsappnya, yakni:

terlampir data 1
terlampir data 2
terlampir data 3
terlampir data 4

Penambahan diksi ‘ pol ‘ yang terjadi dalam chat whatsapp yang ditemukan oleh penulis adalah penambahan bahasa ataupun diksi yang baru guna memberikan penekanan dari apa yang dituturkan oleh sang pengirim pesan akan tetapi secara tidak langsung menggantikan atau menggeser kata ‘ sangat ‘ itu sendiri, yakni:

· Data 001 : “Muahal Pol Anjir” pesan dari kaylasc ini bermaksud untuk memberitahukan teman-teman dalam satu grup ASC bahwa salah satu harga barang yang terdapat dapat toko retail yang baru saja didatangi olehnya itu berharga fantastis.

· Data 002 : “Deg-degan Pol” pesan dari tessa ini bermaksudkan untuk memberitahukan penulis bahwa temannya itu sedang merasa sangat amat gelisah dengan apa yang sedang dialaminya.

· Data 003 : “Asli Cantik Pol” pesan dari tessa ini bermaksudkan untuk memberitahukan penulis bahwa apa yang dilihat sangat amat tervalidasi keelokannya.

· Data 004 : “Ih Aku Juga Kangen Pol” pesan dari tessa ini bermaksudkan untuk memberitahukan penulis soal perasaannya yang terbelenggu rindu yang dalam.

Secara keseluruhan, pergeseran bahasa adalah fenomena yang kompleks dan tidak dapat dihindari dalam dinamika sosial masyarakat global. Meskipun beberapa pergeseran bahasa dapat meningkatkan konektivitas dan integrasi antara masyarakat, fenomena ini juga dapat menghadirkan tantangan dalam melestarikan keberagaman bahasa dan budaya di seluruh dunia. Oleh karena itu, penting untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran bahasa dan mengambil langkah-langkah untuk mempromosikan multibahasa serta multibudaya dalam masyarakat global yang semakin terhubung ini.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image