Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image taufik sentana

Tafakkur Sebagai Metode Rabbani

Eduaksi | Wednesday, 19 Jan 2022, 20:36 WIB
Ilustrasi. Dok. M. Lhutfi. Tafakkur. Taufiksentana. Retizen

Tafakkur Sebagai Metode Rabbani

****

Pendidikan Islam telah meletakkan dasar rabbaniyah sebagai pembangun watak kehambaan dari subjek didik. Diantara sifat yang rabbani itu adalah bersikap lemah lembut, adil dan tidak arogan/destruktif.

Dalam upaya internalisasi pendidikan Islam, terdapat beragam metode dan varian pendekatan yang bisa dikembangkan, diadaptasi dan dijadikan acuan utama.

Zahir dipahami bahwa tak ada satu metode yang efektif secara utuh, atau satu metode hanya berlaku pada skala waktu dan prosedur tertentu.

Namun, bila kita merujuk pada apa yang ditawarkan Alquran, dan mencernanya dengan kesungguhan, maka setiap metode adalah tawaran yang ideal dan sesuai untuk tahapan perkembangan individu, tahap pertahap hingga mencapai kesempurnaan.

***

Dalam catatan penulis, tafakkur merupakan satu pola metoda yang sengaja Allah SWT aktifkan dalam pencapaian kualitas diri. Proses tahannus Nabi Muhammad saw sebelum turunnya wahyu juga bagian dari tafakkur.

Metode ini dirancang secara intruksional dan kondisional sehingga seorang yang menempuhnya akan menaiki level level kognisi dan kesadaran tertentu: dan dalam diri kamu sendiri, apakah tidak perhatikan dengan teliti? (ayat).

Salah satu aspek tafakkur yang paling mashur, disebutkan dalam surat Ali Imran (190-192), yang secara esensial sebagai prasyarat bagi pencerahan mental dan intelektual (ulul albab).

Kualitas ulul albab, dalam konteks ini dan dalam idealita pendidikan Islam, hanya dapat dilampaui dengan Tafakkur (didahului oleh tazakkur, zikir, mengingat Allah dalam kondisi apapun).

Sehingga Tafakkur menjadi rangkaian perangkat yang menstimulasi semua kualitas inderawi (menghidupkan batin) untuk mencerna gejala dan peristiwa semesta, yang mungkin tersaji dalam teks ataupun kejadian kejadian sosial yang dicerdasi pada ranah pembelajaran.

Agaknya, pendekatan saintifik yang mashur sekarang, relevan dengan proses tafakkur ini.

Namun, catatannya: puncak gairah tafakkur adalah kesadaran akan Kekuasaan Allah, KesucianNya dan terhindar dari AzabNya .

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image