Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fadzilla Intifada

Nasihat Terbaik tentang Uang dari Seorang Ayah kepada Anaknya: Resensi Buku Keuangan

Eduaksi | 2024-06-14 15:45:17

“Mulailah dari menjadi karyawan. Tetapi, jangan seterusnya menjadi karyawan” adalah nasihat terdalam yang disampaikan oleh sosok Ayah kepada anaknya pada buku ini. Sosok Ayah yaitu orang yang selalu menjadi garda terdepan yang selalu bisa diandalkan oleh anaknya. Cintanya kadang memang tidak begitu terlihat dibandingkan sosok Ibu, tetapi bukti cintanya adalah segala hal yang masuk ke dalam mulut kita menjadi nutrisi dan segala yang kita kenakan.

Sosok ayah pada buku ini memberikan ‘wejangan’ kepada anaknya mengenai bagaimana perbedaan dari pola pikir atau mindset seseorang yang kaya dengan seseorang yang miskin. Orang miskin cenderung menganggap bahwa sekolah untuk mendapatkan pendidikan adalah saat untuk menghabiskan uang demi meraih ilmu yang akan digunakan pada saat sudah bekerja untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya.

Source: https://ebooks.gramedia.com/id/buku/nak-belajarlah-soal-uang

Berbeda dengan mindset orang biasa, orang yang memiliki mindset kaya akan memandang bahwa pendidikan adalah salah satu prioritas dalam hidupnya untuk meraih ilmu sebanyak-banyaknya. Setelah lulus dan mendapatkan pekerjaan mereka justru akan lebih giat untuk mendapatkan ilmu dari perusahaan atau tempat dia bekerja. Perbedaannya dia akan mendapatkan uang selama belajar hal-hal baru di tempat kerja tersebut. Ayah juga mengajarkan bahwa pintar dan cerdas saja tidak cukup untuk menjadikan kita kaya.

Jika sebab utama kekayaan datang pada orang yang pintar, tentunya guru-guru di sekolah kita adalah orang-orang yang kaya, tetapi kenyataannya tidak. Buku ini membangun suasana pembaca untuk mendapatkan pengalaman layaknya seorang ayah yang memberikan nasihat kehidupan terutama soal mindset keuangan kepada anaknya.

Seseorang yang mampu mengendalikan hatinya adalah orang yang memiliki kekuasaan terhadap uang dalam hidupnya. Uang adalah akses untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan. Uang memang menjadi kunci untuk meraih kebahagiaan, tetapi bukan berarti bahwa kebahagiaan tersebut semata-mata karena uang. Ayah mengajarkan kepada kita bahwa uang berapa pun jumlahnya adalah hal yang harus dihargai. Ayah juga menasihatiku soal bentuk-bentuk uang. Ternyata banyak sekali jenis-jenis uang walau pun berada pada satu dompet yang sama.

Ada uang terkumpul, uang terpakai dan uang tertabung. Semuanya Ayah jelaskan kepadaku di meja makan ketika Aku, Ayah dan Ibu sedang menikmati hangatnya makan malam dengan menu masakan Ibu yang sangat aku sukai. Ayah menjelaskan kepadaku dengan bahasanya yang lembut dan kalimat yang bisa aku pahami dengan baik bahwa uang terkumpul adalah hasil kerja keras kita kepada orang lain yang artinya ini adalah gaji yang akan diberikan setelah sebulan bekerja. Uang terpakai adalah uang yang kita gunakan sebagai biaya sehari-hari seperti makan, minum, listrik, transportasi dan lain-lain. Sementara itu, uang tertabung adalah uang yang kita miliki dan sisihkan untuk dapat digunakan di masa depan.

Ayah juga menyampaikan nasihat bahwa masa depan adalah misteri yang sangat menarik, tetapi juga menakutkan. Seseorang yang memiliki tabungan adalah mereka yang siap untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan terburuk di masa depan. Ayah mencontohkan soal pandemi Covid-19 yang melanda di seluruh dunia tidak terkecuali Negara kita, Republik Korea. Ayah berkata bahwa banyak sekali perusahaan yang bangkrut, pekerja-pekerja terkena PHK, pedagang-pedagang tidak mendapatkan pembeli, dan pengangguran-pengangguran tidak dapat mendapatkan pekerjaan lagi. Ayah berkata bahwa kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan, yang bisa kita lakukan adalah mempersiapkan segalanya pada hari ini untuk menghadapi masa depan itu.

Keunggulan dari buku ini adalah memberikan sudut pandang seorang ayah yang telah banyak mencicipi asam garam dunia serta sarat pengalaman dan pelajaran tentang bagaimana kita seharusnya memandang uang. Hal ini memberikan kesan mendalam kepada pembaca bahwa mereka sedang diberikan nasihat oleh orang yang paling sayang kepada pembaca dengan lemah, lembut, dan kalimat yang halus. Selain itu, penggunaan bahasa dan kalimat yang mudah dipahami pembaca dalam menangkap maksud dari buku ini. Lebih lanjut lagi, buku ini banyak memberikan penjelasan-penjelasan terkait berbagai fenomena dalam hal keuangan dengan analogi-analogi sederhana.

Sementara itu, kelemahan dari buku ini utamanya terletak pada konteks dari penggambaran latar yang hampir semuanya berada di Negara Korea Selatan. Hal ini tentunya menjadikan pembaca mungkin merasa tidak berhubungan dengan cerita yang disampaikan dalam buku ini.

Kesimpulan yang dapat diberikan dari membaca buku karya Jeon Seong Yong ini adalah pemahaman soal mindset keuangan harus diajarkan sejak dini. Pengelolaan keuangan dimulai dari bagaimana seseorang menghargai keberadaan uang dan bagaimana orang tersebut menggunakannya sebaik mungkin. Jeon Seong Yong memberikan pesan dan nasihat keuangan tersebut dengan kemasan seorang ayah kaya kepada anaknya dengan bahasa yang lembut dan penjelasan yang sederhana.

Buku ini sangat cocok untuk dibaca oleh generasi Z dan generasi alpha di seluruh dunia yang menginginkan pembelajaran pengelolaan keuangan dengan suasana yang damai dan tentram seperti ayah yang memberikan nasihat dengan baik kepada anaknya. Pembaca juga akan mendapatkan banyak ilmu dan wawasan terkait bagaimana memandang uang, mencari uang, dan menggunakannya untuk mencapai kebermanfaatan yang paling baik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image

Ikuti Berita Republika Lainnya