
Seruan #AllEyesOnRafah: Meningkatnya Kesadaran Global terhadap Krisis Kemanusiaan di Gaza
Info Terkini | 2024-06-11 23:53:13Sebuah seruan yang menarik perhatian dunia terhadap penderitaan warga Gaza semakin mendapatkan momentum di media sosial beberapa bulan setelah diungkapkan. Frasa "All Eyes On Rafah" tergambar melalui sebuah pengaturan tenda di tengah gurun, menciptakan gambaran yang mencolok yang kemudian menjadi viral. Kejadian ini berlangsung setelah serangan Israel terjadi di kota Rafah, bagian selatan Gaza, pada hari Minggu. Serangan tersebut menyebabkan tempat penampungan darurat terbakar, dengan puluhan orang masih berada di dalamnya. Insiden tragis ini menyebabkan sedikitnya 45 korban tewas.
Serangan tersebut memicu seruan keras dari komunitas internasional agar Pengadilan Internasional (ICJ) segera menegakkan keputusannya yang memerintahkan Israel untuk menghentikan serangannya di Rafah. Menurut pihak Israel, serangan itu bertujuan untuk menargetkan dan menewaskan dua pejabat senior Hamas. Mereka juga menyatakan bahwa kebakaran yang terjadi mungkin disebabkan oleh ledakan di gudang senjata milik Hamas yang berada di sekitar lokasi serangan.
Tuntutan untuk penegakan keputusan ICJ semakin meningkat setelah insiden ini, dengan banyak pihak internasional menegaskan urgensi perlindungan bagi warga sipil di daerah konflik. Mereka mendesak ICJ untuk mengambil langkah-langkah tegas untuk menghentikan kekerasan dan memastikan kepatuhan terhadap norma-norma hukum internasional.
Komunitas internasional terus memantau perkembangan di Rafah dengan teliti, dan desakan agar ICJ segera bertindak semakin meningkat. Mereka mengharapkan bahwa melalui intervensi hukum yang kuat, perdamaian dan stabilitas dapat segera terwujud di wilayah tersebut.
Hingga hari Rabu, slogan "All Eyes On Rafah" telah mencapai puluhan juta tayangan. Sejumlah tokoh terkenal, termasuk model terkemuka Bella Hadid, komedian Australia Celeste Barber, aktor populer Aaron Paul, serta bintang serial Bridgerton, Nicola Coughlan, turut serta dalam berbagi slogan ini, kebanyakan melalui cerita Instagram. Para seniman Indonesia juga ikut serta dalam kampanye ini. Keikutsertaan mereka dalam kampanye ini menunjukkan dukungan yang luas dari berbagai lapisan masyarakat dan membantu menyebarkan pesan ini kepada jutaan pengikut mereka di seluruh dunia.
Menurut Marc Owen Jones, seorang profesor yang sedang melakukan penelitian tentang Timur Tengah di Universitas Hamad Bin Khalifa Qatar dengan keahlian dalam analisis disinformasi, gambar kamp tenda yang tampak sangat simetris tersebut diyakini dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI). Awalnya, gambar ini diunggah oleh akun X, yang diketahui berasal dari seorang penduduk Gaza dengan nama pengguna "The Palestinian." Gambar tersebut kemudian menjadi perbincangan di berbagai platform media sosial, mencapai 7,1 juta tayangan pada Rabu sore. Menurut Jones, keberhasilan gambar tersebut dalam menarik perhatian dan menyampaikan pesan yang diinginkan merupakan hal yang patut diperhatikan.
"Kehadiran tokoh terkenal dari beragam latar belakang yang memberikan dukungan kepada kami, terutama dari kalangan pemain sepak bola, aktor, dan aktris, telah menjadi sorotan yang membanggakan. Dukungan ini tidak hanya sekadar bentuk perhatian, melainkan juga merupakan aspek yang sangat penting bagi kami dalam perjuangan kami untuk mendapatkan hak-hak yang seharusnya kami peroleh di masa depan. Keberadaan mereka, dengan segala pengaruh dan popularitas yang dimiliki, memberikan harapan baru dan semangat tambahan dalam menghadapi berbagai tantangan yang kami hadapi. Dukungan ini bukan hanya meningkatkan keberanian kami, tetapi juga menunjukkan solidaritas yang kuat dalam upaya kami untuk memperjuangkan keadilan dan kesetaraan bagi semua."
Seruan ini merujuk pada pernyataan yang disampaikan pada 14 Februari oleh Rik Peeperkorn, Direktur WHO untuk Wilayah Pendudukan Palestina (OPT), menyusul perintah yang dikeluarkan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk menyusun rencana evakuasi kota tersebut. Dalam konferensi pers WHO di Rafah, Peeperkorn menyatakan kekhawatirannya terhadap potensi invasi Israel ke wilayah tersebut, di mana 1,5 juta pengungsi Palestina berada. Dia menggambarkan kemungkinan dampaknya sebagai "bencana yang tak terbayangkan", yang dapat memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah ada. Peeperkorn menekankan bahwa situasi di Rafah menjadi perhatian internasional, terutama saat negosiasi gencatan senjata sedang berlangsung, yang diperantarai oleh Mesir, Amerika Serikat, dan Qatar.
Slogan tersebut telah diulang oleh berbagai kelompok yang ingin mempertahankan fokus dunia pada wilayah tersebut, termasuk organisasi seperti Save the Children, Oxfam, the Jewish Voice for Peace, dan Palestine Solidarity Campaign. “All Eyes On Rafah” juga telah dijadikan seruan pada protes di berbagai kota seperti Paris, London, Belanda, New York City, dan Los Angeles.
Setelah serangan Hamas di Israel pada 7 Oktober, yang mengakibatkan 1.200 orang tewas dan 250 orang disandera, Netanyahu menyatakan bahwa mencapai kemenangan melawan militan tidak mungkin tanpa mengambil kendali atas Rafah.
Dampak Kemanusiaan yang Menghancurkan
Israel telah menolak untuk memperhatikan peringatan tentang konsekuensi kemanusiaan yang mengerikan dari operasi darat yang dimulai di timur kota pada 6 Mei. Sampai dengan Rabu, setidaknya 35.000 orang di Gaza telah kehilangan nyawa dalam konflik tujuh bulan ini, menurut pejabat kesehatan di wilayah tersebut, yang dikutip oleh Associated Press.
Sementara itu, wakil presiden kebijakan dan advokasi global Mercy Corps, Kate Phillips-Barrasso, mengungkapkan bahwa 95 persen penduduk di wilayah Al-Mawasi di utara Rafah, yang dianggap sebagai zona kemanusiaan, menghadapi kondisi yang mengerikan.
"Mereka mengalami kekurangan pasokan listrik, air, dan sarana sanitasi, semuanya sementara mereka juga terpapar pada panas yang ekstrem, serangga, dan elemen alam lainnya," ungkap Phillips-Barrasso kepada Newsweek dalam sebuah komunikasi melalui email pada tanggal 24 Mei.
"Kepadatan populasi yang sangat parah menyebabkan tenda-tenda nilon yang sudah usang berjejer di sepanjang jalan menuju pantai, di mana ombak membanjirinya saat pasang surut pada malam hari," tambahnya, "serangan terhadap Rafah telah menimbulkan dampak kemanusiaan yang sangat parah, yang telah kami prediksi dan khawatirkan."
Tentunya, ada langkah-langkah yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kesadaran akan situasi ini. Sebarkan informasi tentang apa yang terjadi di Rafah melalui media sosial dan platform online lainnya, serta gunakan tagar #AllEyesOnRafah untuk meningkatkan kesadaran global. Ikut serta dalam diskusi online maupun offline tentang krisis di Gaza, dan bagikan pemikiran serta ide Anda tentang bagaimana menyelesaikan konflik tersebut.
Selain itu, kita juga dapat mendukung organisasi yang memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina. Sumbangkan dana atau sukarelawan untuk organisasi seperti Save the Children, Oxfam, Medical Aid for Palestinians, atau UNRWA yang berusaha memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan di daerah konflik.
Di samping itu, kita dapat mendukung bisnis yang bertanggung jawab dengan membeli produk dari perusahaan yang mendukung Palestina atau yang memboikot produk Israel. Hindari perusahaan atau merek yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia dengan melakukan riset tentang perusahaan yang beroperasi di wilayah Palestina yang diduduki atau di Israel.
Penting untuk diingat bahwa setiap tindakan, sekecil apa pun, dapat membantu. Dengan bekerja sama dan memberikan dukungan kita, kita dapat meningkatkan tekanan pada Israel untuk mengakhiri pendudukan dan membawa perdamaian dan kebebasan bagi rakyat Palestina.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.