Menghadapi Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok di Indonesia
Kebijakan | 2024-06-05 10:15:15Kenaikan harga kebutuhan pokok terus marak terjadi dimana saja hingga saat ini. Isu ini selalu menjadi perhatian bagi masyarakat dan juga pemerintah. Fluktuasi harga pangan mulai dari beras, minyak sayur, telur dan kebutuhan pokok lainnya berdampak signifikan terhadap daya beli masyarakat serta stabilitas ekonomi secara keseluruhan. Kenaikan tersebut tidak hanya berdampak pada pola konsumsi rumah tangga, tetapi juga memiliki implikasi luas terhadap perekonomian nasional.
Dalam situasi harga kebutuhan pokok meningkat menyebabkan permintaan pasar menurun sehingga dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi. Kenaikan tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor mulai dari terjadinya cuaca ekstrim sehingga mengakibatkan gagal panen ataupun kebijakan baru yang ditetapkan pemerintah, serta biaya produksi yang meningkat.
Ketika harga kebutuhan pokok terutama kebutuhan pangan mereka terus mengalami kenaikan, masyarakat merasa tercekik dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka, dan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi nasional. Konsumen terpaksa harus mengeluarkan dan mengalokasikan lebih banyak uang untuk kebutuhan pokok, dan mereka cenderung mengurangi pengeluaran pada barang dan jasa yang mereka biasa gunakan sehingga bisa menghambat kegiatan lainnya.
Tidak hanya masyarakat yang dapat merasakan kenaikan tersebut, tetapi perekonomian nasional juga akan merasakan hal yang sama. Kenaikan harga kebutuhan pokok juga turut mendorong inflasi yang juga akan mempengaruhi suku bunga, investasi, dan sebagainya. Dengan demikian, diperlukan perhatian khusus dari pemerintah dan pemangku kepentingan untuk memahami hal yang terjadi dan mengimplementasikan kebijakan yang efektif guna kesejahteraan masyarakat dan juga menjaga kestabilan perekonomian.
Menurut Kementerian Perdagangan, kenaikan kebutuhan pokok ini akan terjadi hingga pasca pemilu. Berdasarkan data panel harga Badan Pangan Nasional, di tingkat pedagang eceran rata-rata bahan pokok (bapok) seperti cabai rawit merah, bawang putih, bawang merah, telur ayam, daging ayam, gula, minyak goreng hingga terigu mengalami kenaikan. Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan beranggapan bahwa kenaikan harga cabai terjadi akibat gangguan produksi yang disebabkan karena cuaca yang tak tentu.
Saya telah melakukan wawancara mengenai dampak kenaikan harga kebutuhan pokok terhadap keberlangsungan hidup masyarakat sekitar Desa Purwokerto, Kabupaten Kediri. Ibu Juwariyah sebagai ibu rumah tangga kerap mengeluh dengan kenaikan harga-harga pangan. Beliau merasa harga bahan pangan selalu naik turun dan tidak tentu. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kondisi perekonomiannya karena beliau harus terpaksa membeli bahan pangan yang mahal dengan jumlah uang yang pas-pasan.
Kenaikan harga pangan menyebabkan beban finansial bagi rumah tangga menengah ke bawah, terutama bagi mereka yang bergantung pada pendapatan tetap serta memiliki akses terbatas terhadap sumber daya. Hal ini membuat mereka merelakan kebutuhan yang lainnya seperti pendidikan dan kesehatan demi memenuhi kebutuhan pokok mereka. Dampak ini akan dirasakan lebih berat oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah yang mungkin terpaksa menghadapi kelaparan akibat naiknya harga kebutuhan pokok.
Dengan kenaikan tersebut terutama beras, pemerintah menyediakan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang disalurkan melalui Bulog. Beras ini sangat berperan penting bagi masyarakat yang kurang mampu dalam mencukupi kebutuhan pokoknya. Dilansir dari website antaranew.com dalam menghadapi hal tersebut, pemerintah melakukan berbagai upaya guna menekan harga beras dan meredam laju inflasi. Salah satu caranya adalah dengan memperpanjang bantuan pangan beras hingga Juni 2024.
Karena hal itu, pemerintah terpaksa memilih mengimpor beberapa bahan pangan. Oleh karena itu, pemerintah perlu memperbarui infrastruktur distribusi dan memperkuat pasar lokal sehingga Indonesia dapat mengurangi ketergantungan impor dan memastikan stabilitas harga kebutuhan pokok di masa depan.
Dalam menghadapi kenaikan harga kebutuhan pokok, sangat penting bagi pemerintah untuk mengambil langkah-langkah yang proaktif dan terarah untuk melindungi kesejahteraan masyarakat. Pemerintah perlu mendorong peningkatan produksi lokal melalui dukungan sektor pertanian seperti memberi bantuan biaya pertanian dan pendidikan petani. Langkah ini akan membantu mengurangi ketergantungan impor akibat kenaikan harga kebutuhan pokok terutama beras. Dengan langkah ini, diharapkan dapat mengurangi dampak kenaikan harga kebutuhan pokok pada daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.