Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adelia UNAIR

Urgensi Kuliah: Lebih dari Sekedar Pengangguran Bergaya Mewah

Pendidikan dan Literasi | 2024-06-03 19:51:36

Pendidikan merupakan aspek penting yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Peran pendidikan dalam kehidupan tidak dapat dipungkiri. Pendidikan yang berkualitas membuka berbagai peluang dan mendorong perubahan hidup yang lebih baik. Terutama dalam era yang serba kompetitif, pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi dianggap krusial dalam bersaing mencapai kesuksesan dan masa depan yang terjamin. Namun, meningkatnya angka pengangguran lulusan sarjana menciptakan stigma dan pertanyaan baru. Apakah perkuliahan hanyalah aktivitas pengangguran bergaya mewah yang menghabiskan waktu dan biaya yang fantastis selama empat tahun?

Memasuki jenjang perguruan tinggi (kuliah) membawa pengaruh signifikan terhadap proses berpikir dan pengembangan karakter individu. Proses pembelajaran dalam perkuliahan menuntut mahasiswa berpikir kritis dan logis dalam menganalisis informasi. Hal ini melatih mereka untuk memiliki pandangan yang luas dan mampu menemukan solusi efektif dari berbagai permasalahan.

Lebih dari sekedar tempat untuk memperoleh pengetahuan akademik, perguruan tinggi juga berperan penting dalam pengembangan karakter individu. Melalui berbagai pengalaman akademik dan non-akademik, mahasiswa didorong untuk berkolaborasi dalam proyek kelompok, mengikuti organisasi mahasiswa, atau mengikuti lomba. Mereka juga dilatih untuk berkomunikasi secara efektif dalam presentasi di depan kelas, mengikuti seminar, atau magang di perusahaan. Selain itu, mahasiswa juga belajar untuk beradaptasi dengan mengikuti program pertukaran pelajar, atau bekerja dengan orang dari berbagai latar belakang. Pengalaman-pengalaman ini membekali mereka untuk menjadi individu yang berpikir kritis dalam menganalisis informasi, memecahkan masalah secara kreatif, dan membuat keputusan yang tepat. Tentu pengalaman ini menjadi bekal berharga untuk masa depan.

Oleh karena itu, perkuliahan bukanlah aktivitas pengangguran bergaya mewah yang menghabiskan waktu dan biaya yang fantastis. Pendidikan dalam perguruan tinggi lebih dari sekedar meraih gelar sarjana. Perkuliahan adalah investasi yang berharga untuk masa depan. Meskipun mungkin membutuhkan waktu dan biaya yang besar, manfaat yang didapatkan jauh lebih besar.

Sayangnya, pada maret 2023, hanya 10,15% penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas yang sudah menamatkan pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi. Hal ini tercatat dalam laporan Statistik Kesejahteraan Rakyat 2023 dari Badan Pusat Statistik (BPS). Biaya yang mahal dapat menjadi salah satu alasan. Banyak sekali mahasiswa yang mengurungkan niatnya untuk kuliah karena masalah ekonomi. Tentu hal ini menjadi PR bagi pemerintah untuk mendorong penduduk Indonesia meraih pendidikan setinggi mungkin demi mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu pemerintah mencanangkan berbagai program beasiswa untuk membantu mahasiswa yang ingin berkuliah salah satunya Kartu Indonesia Pintar atau biasa dikenal KIP Kuliah. Sayangnya, program tersebut dinilai sering tidak tepat sasaran, hal tersebut dibuktikan dalam kasus seorang selebgram penerima KIP di suatu universitas yang memamerkan gaya hidup mewahnya. Kasus tersebut menjadi masukan bagi pemerintah untuk memperkuat verifikasi dan regulasi agar program tersebut dapat berjalan tepat sasaran.

Lebih ironisnya, yang saat ini terjadi adalah terjadi kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) 2024/2025 di beberapa kampus perguruan tinggi. Hal ini tentu mendapatkan penolakan keras dari berbagai pihak sehingga rencana kenaikan tersebut dibatalkan. Pemerintah harus dapat menjamin seluruh masyarakat dapat mengakses pendidikan yang layak dan terjangkau. Hal ini sesuai dengan tujuan negara Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Kuliah bukan hanya tentang mendapatkan gelar sarjana, melainkan investasi jangka panjang untuk masa depan. Apabila memiliki kesempatan, raihlah pendidikan setinggi mungkin. Manfaatkan kesempatan untuk meraih ilmu dan pengalaman sebanyaknya. Penulis merasa bangga dan bersyukur memiliki kesempatan berkuliah di Universitas Airlangga. Meskipun meraih pendidikan membutuhkan biaya, manfaatnya jauh lebih besar. Kendala biaya perlu diatasi dengan upaya pemerintah seperti beasiswa dan subsidi. Pendidikan tinggi bukan hanya hak segelintir orang, melainkan hak seluruh rakyat Indonesia untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk Indonesia Emas 2045.

Referensi:

Ahdiat, A. (2023). Ada 10% Penduduk Indonesia yang Berpendidikan Tinggi pada Maret 2023. Databoks.katadata.co.id. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/10/27/ada-10-penduduk-indonesia-yang-berpendidikan-tinggi-pada-maret-2023

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image