Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Elisa Shan

Investasi pada Kesejahteraan Tenaga Kesehatan: Kunci Utama Meningkatkan Kualitas Layanan Medis

Eduaksi | Sunday, 02 Jun 2024, 12:13 WIB
Sumber: elciervoherido.wordpress.com

Kesejahteraan tenaga kesehatan di Indonesia masih terhambat berbagai rintangan, Salah satu masalah yang signifikan adalah disparitas gaji yang sangat tinggi di antara tenaga Kesehatan. Data menunjukkan bahwa 34,5% tenaga puskesmas menerima gaji di bawah Upah Minimum Regional (UMR). Kesenjangan ini kian parah di beberapa daerah, seperti Sulawesi Barat di mana 61,8% tenaga puskesmasnya digaji di bawah UMR, berbanding terbalik dengan DKI Jakarta di mana hanya 0,3% tenaga puskesmasnya yang menerima gaji di bawah UMR. Hal ini menunjukkan bahwa kesejahteraan tenaga kesehatan di Indonesia masih jauh dari ideal.

Selain itu, infrastruktur kesehatan di Indonesia juga masih kurang memadai. Dari sekitar 9.599 puskesmas dan 2.184 rumah sakit yang ada, sebagian besar masih berpusat di kota-kota besar, sehingga masyarakat di daerah-daerah tidak dapat mengakses pelayanan kesehatan dengan mudah. Memperluas jangkauan tenaga kesehatan merupakan langkah krusial dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia. Upaya ini mendapat dukungan pemerintah melalui alokasi dana dan kebijakan seperti UU No. 23 Tahun 2014 yang memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mendistribusikan tenaga medis secara merata.

Transformasi kesehatan yang dilakukan oleh Menteri Kesehatan juga berfokus pada pemerataan pelayanan kesehatan, termasuk dengan merevitalisasi Posyandu dan reformasi laboratorium kesehatan masyarakat. Dalam sistem layanan medis, tenaga kesehatan berperan sangat penting dalam menjamin kualitas pelayanan kesehatan. Mereka harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai untuk menghadapi berbagai kasus medis. Oleh karena itu, peran tenaga kesehatan dalam sistem layanan medis harus diperhatikan dan didukung dengan fasilitas yang memadai serta upah yang adil. Dengan demikian, kesejahteraan tenaga kesehatan di Indonesia dapat meningkat, dan pelayanan kesehatan dapat lebih efektif dan efisien.

Tenaga kesehatan di Indonesia menghadapi berbagai masalah kesejahteraan yang signifikan, termasuk gaji rendah, beban kerja berlebihan, dan kurangnya dukungan mental. Berikut adalah beberapa contoh masalah kesejahteraan yang sering dihadapi tenaga kesehatan dan dampak negatifnya terhadap layanan medis:

1. Gaji yang Rendah

Menurut data terbaru, sebanyak 34,5% tenaga puskesmas di Indonesia menerima gaji di bawah Upah Minimum Regional (UMR). UMR adalah standar minimum yang ditetapkan oleh pemerintah daerah untuk menjamin pekerja mendapatkan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Jika tenaga puskesmas digaji di bawah UMR, ini menunjukkan bahwa mereka tidak menerima upah yang memadai sesuai dengan standar yang ditetapkan. Gaji yang rendah bisa memberikan dampak negatif terhadap kesejahteraan tenaga kesehatan, contohnya sulit untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, papan, dan kesehatan. Hal ini berdampak pada kualitas hidup mereka secara keseluruhan.

Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar dapat menyebabkan stres finansial yang berkepanjangan. Tenaga kesehatan yang hidup di bawah standar kesejahteraan tidak hanya mengalami dampak individu, tetapi juga berdampak pada komunitas mereka. Ketidakmampuan mereka untuk berkontribusi secara penuh terhadap ekonomi lokal dan kesehatan masyarakat dapat memperburuk ketidaksetaraan sosial. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat memperburuk kesehatan masyarakat secara keseluruhan, karena layanan kesehatan yang tidak optimal dapat mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap layanan Kesehatan.

2. Beban Kerja yang Berlebihan

Kondisi tenaga kesehatan di Indonesia yang mengalami beban kerja berlebihan dapat mempengaruhi berbagai aspek baik dari sisi individu tenaga kesehatan itu sendiri, maupun dari sisi layanan kesehatan yang diberikan. Beban kerja yang berlebihan dapat menyebabkan stres yang berkepanjangan, yang pada akhirnya dapat mengarah pada burnout. Burnout ditandai dengan kelelahan emosional, depersonalisasi, dan penurunan prestasi kerja. Jam kerja yang panjang dan kurangnya waktu istirahat dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik seperti kelelahan kronis, gangguan tidur, dan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Selain itu, beban kerja yang berlebihan seringkali membuat tenaga kesehatan kurang memiliki waktu untuk keluarga dan aktivitas sosial, yang dapat mengganggu keseimbangan kehidupan kerja dan pribadi.

3. Kurangnya Dukungan Mental

Kesehatan mental tenaga kesehatan di Indonesia menjadi sorotan utama, mengingat peran krusial mereka dalam sistem layanan medis. Kekurangan dukungan mental dapat membawa dampak negatif yang signifikan, baik bagi individu tenaga kesehatan, pasien, maupun sistem kesehatan secara keseluruhan. Tekanan pekerjaan yang tinggi, jam kerja yang panjang, dan paparan trauma pasien dapat meningkatkan stres dan kecemasan pada tenaga kesehatan. Hal ini dapat berakibat pada kelelahan mental dan fisik, insomnia serta depresi. Stres dan kecemasan yang tidak terkelola dapat berdampak negatif pada kualitas hidup tenaga kesehatan, mengganggu hubungan pribadi, dan menurunkan produktivitas pada tenaga kesehatan. Bahkan, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa tenaga kesehatan memiliki risiko bunuh diri yang lebih tinggi dibandingkan dengan populasi umum. Hal ini dapat menjadi akibat dari stres kronis, depresi, dan kurangnya akses terhadap dukungan mental.

Solusi Mengatasi Kekurangan Kesejahteraan Tenaga Kesehatan di Indonesia

Kurangnya kesejahteraan tenaga kesehatan di Indonesia, seperti gaji rendah, beban kerja berlebihan, dan kurangnya dukungan mental, merupakan masalah kompleks yang

membutuhkan solusi komprehensif dan berkelanjutan. Berikut beberapa solusi yang bisa dipertimbangkan:

1. Peningkatan Gaji

Pemerintah harus meningkatkan gaji tenaga kesehatan secara signifikan untuk memastikan mereka dapat hidup dengan kesejahteraan yang memadai. Data WHO menunjukkan bahwa gaji yang rendah dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik tenaga kesehatan. Pemerintah perlu memastikan UMR di semua daerah di Indonesia cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup layak tenaga kesehatan. Contoh lain adalah memberikan tunjangan dan insentif tambahan bagi tenaga kesehatan yang bekerja di daerah terpencil, terdepan, dan pulau kecil, memperluas akses ke program jaminan sosial, memastikan semua tenaga kesehatan memiliki akses ke program jaminan sosial seperti BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, menyelenggarakan program penghargaan bagi tenaga kesehatan yang berprestasi dan berdedikasi tinggi.

2. Pengurangan Beban Kerja

Pemerintah perlu meningkatkan jumlah tenaga kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan yang berkualitas, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas mereka dengan lebih efisien dan efektif, menyusun sistem penjadwalan yang lebih fleksibel dan adil untuk mengurangi beban kerja tenaga kesehatan, dan membatasi jam kerja tenaga kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Peningkatan Dukungan Mental

Hal ini dapat dilakukan dengan memastikan tenaga kesehatan memiliki akses mudah dan terjangkau terhadap layanan kesehatan mental seperti konseling, terapi, dan dukungan kelompok, mnyelenggarakan program pencegahan stres dan burnout untuk membantu tenaga kesehatan mengelola stres dan meningkatkan ketahanan mental mereka, mendorong budaya kerja yang suportif dan positif di lingkungan medis, di mana tenaga kesehatan merasa dihargai, didengarkan, dan didukung oleh rekan kerja dan atasan mereka, serta meningkatkan kesadaran dan edukasi tentang masalah kesehatan mental di kalangan tenaga kesehatan dan masyarakat umum, untuk menghilangkan stigma dan mendorong mereka untuk mencari bantuan.

4. Pengembangan Program Kesejahteraan Tenaga Kesehatan

Pemerintah harus mengembangkan program kesejahteraan tenaga kesehatan yang lebih baik, termasuk program untuk meningkatkan kualitas hidup, kesejahteraan mental, dan kesejahteraan fisik. Data menunjukkan bahwa program Upaya Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat (UKJBM) telah diimplementasikan untuk menangani gangguan jiwa di Indonesia.

5. Pengembangan Infrastruktur Kesehatan

meningkatkan infrastruktur kesehatan, termasuk fasilitas kesehatan yang memadai dan akses yang lebih baik ke layanan kesehatan. Data menunjukkan bahwa pemerintah telah berupaya meningkatkan akses ke layanan kesehatan melalui peningkatan sarana pelayanan primer dan pendekatan pelayanan kesehatan bergerak.

6. Pengembangan Kapasitas Tenaga Kesehatan

Peningkatkan kapasitas tenaga Kesehatan dapat melalui pelatihan dan pengembangan kemampuan mereka. Data menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan tenaga kesehatan adalah salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Dengan mengatasi rintangan-rintangan ini melalui solusi yang terencana dan berkelanjutan, kita dapat meningkatkan kesejahteraan tenaga kesehatan di Indonesia. Investasi pada kesejahteraan mereka tidak hanya akan menghasilkan tenaga kesehatan yang lebih sehat dan bahagia, tetapi juga akan meningkatkan kualitas layanan medis yang diberikan kepada masyarakat. Langkah-langkah ini adalah kunci utama dalam menciptakan sistem kesehatan yang lebih kuat dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Anggraeni Ningtiyas

Universitas Airlangga

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image