Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Jaja Jamaludin

Profile Pelajar Pancasila Versus Pendidikan Holistik

Didaktika | 2024-06-02 06:10:23

Pendidikan holistik multilevel multidimensional adalah pendekatan pendidikan yang berfokus pada pengembangan menyeluruh dari individu di berbagai tingkatan (multilevel) dan dalam berbagai dimensi (multidimensional) kehidupan. Pendekatan ini menekankan pentingnya memperhatikan seluruh aspek perkembangan siswa—kognitif, emosional, fisik, sosial, dan spiritual—secara terintegrasi dan seimbang.

Bila kita melakukan studi komparatif terhadap konsep profil Pelajar Pancasila, menggunakan perspektif pendidikan holistik multilevel multidimensioanal, maka masih terdapat sejumlah pemikiran kritis yang dapat diajukan. Pemikirna kritis terhadap Profil Pelajar Pancasila dapat dilihat dari sudut pandang pendidikan holistik multilevel multidimensional, yang menekankan pada pengembangan individu secara menyeluruh dan berlapis-lapis dalam berbagai dimensi kehidupan. Beberapa pemikiran kritis itu diantaranya :

Pertama, Keutuhan implementasi. Meskipun Profil Pelajar Pancasila mencakup berbagai aspek karakter dan kompetensi, implementasinya dalam sistem pendidikan sering kali terbatas pada dimensi kognitif dan perilaku, tanpa memperhatikan secara mendalam dimensi emosional, spiritual, dan fisik. Pendidikan holistik menuntut pengembangan semua aspek individu secara seimbang, termasuk aspek fisik (kesehatan dan kebugaran), emosional (kesejahteraan psikologis), dan spiritual (pengembangan nilai-nilai luhur). Jika fokus terlalu berat pada aspek kognitif dan perilaku, dimensi lain mungkin terabaikan.

Kedua, tantangan Implementasi pada Berbagai Level Pendidikan. Implementasi Profil Pelajar Pancasila menghadapi tantangan besar di berbagai level pendidikan, dari tingkat dasar hingga tinggi, terutama di daerah dengan sumber daya terbatas. Pendidikan holistik multilevel menuntut pendekatan yang sesuai dengan setiap level pendidikan, memperhatikan perbedaan perkembangan dan kebutuhan siswa di berbagai usia. Tanpa dukungan sumber daya yang memadai dan pelatihan guru yang tepat, penerapan profil ini bisa tidak merata dan kurang efektif.

Ketiga, Ketidakjelasan dalam Pengukuran dan Evaluasi. Pengukuran dan evaluasi kompetensi yang terkait dengan Profil Pelajar Pancasila sering kali bersifat subjektif dan tidak konsisten, membuat sulit untuk menilai perkembangan siswa secara objektif. Pendidikan multidimensional memerlukan alat ukur yang komprehensif dan andal untuk menilai perkembangan siswa dalam berbagai dimensi. Kurangnya standar evaluasi yang jelas dan objektif dapat menyebabkan ketidakadilan dan kebingungan dalam menilai pencapaian siswa.

Keempat, kontekstualisasi Nilai-Nilai Pancasila. Penerapan nilai-nilai Pancasila kadang-kadang kurang kontekstual dan tidak selalu relevan dengan tantangan kontemporer yang dihadapi siswa, seperti isu globalisasi, teknologi, dan perubahan sosial. Pendidikan holistik menekankan relevansi dan kontekstualitas pendidikan dengan kehidupan nyata. Profil Pelajar Pancasila harus terus diperbarui dan disesuaikan dengan konteks zaman agar tetap relevan dan mampu membekali siswa menghadapi tantangan masa kini dan masa depan.

Kelima, Kesenjangan Antara Teori dan Praktik. Ada kesenjangan antara teori yang diusung oleh Profil Pelajar Pancasila dan praktik di lapangan. Sekolah dan guru sering kali kesulitan menerapkan konsep ini dalam aktivitas sehari-hari dan kurikulum yang padat. Pendidikan holistik mengharuskan adanya keselarasan antara konsep dan praktik. Kesenjangan ini dapat diatasi dengan memberikan pelatihan yang lebih baik kepada guru, penyediaan sumber daya yang memadai, dan pengembangan kurikulum yang lebih fleksibel.

Profil Pelajar Pancasila merupakan inisiatif yang baik untuk membentuk generasi muda yang berkarakter dan kompeten. Namun, dari sudut pandang pendidikan holistik multilevel multidimensional, ada beberapa kritik yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan efektivitasnya, Kesatu, Perluasan pendekatan holistik yang mencakup semua dimensi perkembangan individu. Kedua, peningkatan dukungan dan sumber daya untuk implementasi di semua level pendidikan. Ketiga, Pengembangan alat ukur yang lebih objektif dan komprehensif. Keempat, Kontekstualisasi nilai-nilai Pancasila dengan tantangan kontemporer. Kelima, Pengurangan kesenjangan antara teori dan praktik melalui pelatihan dan sumber daya yang memadai.

Dengan mengatasi kritik-kritik ini, Profil Pelajar Pancasila diahrapkan dapat lebih efektif dalam mengembangkan individu yang seimbang, berkarakter kuat, dan siap menghadapi tantangan global, namun tetap memegang Nilai-nilai luhur pancasila.

Selain itu, mengintegrasikan pendekatan pendidikan holistik multilevel multidimensional dan konsep Profil Pelajar Pancasila, sistem pendidikan di Indonesia dapat menghasilkan individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berkarakter kuat, mandiri, kreatif, dan mampu berkontribusi positif bagi masyarakat serta bangsa. Pendekatan ini memastikan bahwa pendidikan di Indonesia lebih komprehensif dan relevan dengan kebutuhan zaman.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image