Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muchammad Reno Ardana

Jaringan 5G Belum Merata, Sudah Muncul 6G?

Teknologi | 2024-06-01 08:56:19
Sumber : pinterest/Prosycontech

Perkembangan teknologi telekomunikasi telah menjadi pusat perhatian dunia dalam beberapa tahun terakhir. Dari 2G hingga 5G, setiap generasi baru teknologi jaringan seluler menjanjikan kemajuan yang signifikan dalam kecepatan, keandalan, dan konektivitas.

Namun, dengan berbagai negara masih berjuang untuk meratakan jaringan 5G mereka, langkah China dalam mengumumkan pengembangan teknologi 6G menimbulkan pertanyaan-pertanyaan penting tentang kesenjangan teknologi global dan implikasi jangka panjangnya.

Ketika kita melihat ke belakang, perjalanan menuju 5G sendiri telah menghadapi berbagai tantangan. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan beberapa negara Eropa telah menjadi pemimpin dalam mengimplementasikan jaringan 5G, sementara negara-negara berkembang masih berjuang untuk menghadirkan konektivitas yang merata dan terjangkau bagi semua warganya.

Bahkan di negara-negara maju, ada ketidakmerataan dalam cakupan 5G, dengan daerah-daerah pedesaan dan pinggiran kota sering kali tertinggal dalam aksesibilitas teknologi yang sama.

Dilansir dari Gizmochina kecepatan 6G diperkirakan mencapai 100 Gbps. Hal ini diklaim lebih kencang berkali kali lipat dari generasi sebelumnya yaitu 5G yang hanya mencapai 10Gbps – 20Gbps

sumber : liputan6

Ketika China mengumumkan pengembangan teknologi 6G, kekhawatiran pun muncul tentang kesenjangan teknologi yang semakin dalam antara negara-negara maju dan berkembang.

Dengan China terus memimpin dalam inovasi teknologi, banyak pihak khawatir bahwa negara-negara lain akan semakin tertinggal dalam perlombaan teknologi global. Ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana negara-negara lain dapat bersaing dalam ekonomi global yang semakin didorong oleh inovasi teknologi.

Namun, di tengah keprihatinan ini, kita juga harus melihat peluang yang mungkin terbuka dengan kemajuan teknologi ini. Langkah China menuju 6G dapat mendorong inovasi di negara-negara lain dan mempercepat proses pengembangan teknologi.

Kompetisi ini dapat memicu kolaborasi yang lebih besar antara negara-negara dalam upaya untuk mempercepat kemajuan teknologi global.

Ini juga dapat memperkuat kesadaran akan pentingnya investasi dalam infrastruktur telekomunikasi yang merata, tidak hanya untuk kepentingan ekonomi, tetapi juga untuk kemajuan sosial dan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam perdebatan tentang 6G adalah implikasi jangka panjangnya terhadap masyarakat dan lingkungan. Kemajuan teknologi tidak boleh terjadi tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap privasi, keamanan, dan keberlanjutan lingkungan.

Dalam menghadapi era konektivitas yang semakin mendalam, penting bagi pemerintah dan perusahaan untuk mengadopsi kebijakan yang memastikan bahwa teknologi digunakan untuk kepentingan yang positif dan mendorong inklusi sosial.

Selain itu, perlu ada upaya yang lebih besar dalam memastikan bahwa akses terhadap teknologi ini merata di seluruh dunia. Hal ini akan membutuhkan investasi dalam infrastruktur telekomunikasi yang merata, pendidikan digital yang inklusif, dan kebijakan yang memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal dalam revolusi teknologi ini. Kesenjangan digital tidak boleh diabaikan, karena dapat memperdalam divisi antara negara-negara maju dan berkembang, serta antara kelompok-kelompok sosial di dalam masyarakat.

Dalam menghadapi tantangan ini, kolaborasi internasional akan menjadi kunci. Negara-negara harus bekerja sama untuk mengembangkan standar yang bersifat inklusif dan memastikan bahwa teknologi tidak menjadi alat untuk memperkuat ketidaksetaraan.

Selain itu, perlu ada upaya yang lebih besar dalam mempromosikan akses terbuka terhadap inovasi teknologi, sehingga semua pihak dapat memanfaatkan potensi positif dari kemajuan teknologi ini.

Dalam rangka menjawab tantangan 6G dengan cara yang positif, perlu ada upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, perusahaan, akademisi, dan masyarakat sipil. Kita harus mengambil pelajaran dari pengalaman dengan 5G dan memastikan bahwa kemajuan teknologi berjalan seiring dengan kepentingan sosial dan lingkungan yang lebih luas.

Dengan demikian, kita dapat memanfaatkan potensi positif dari 6G sambil meminimalkan dampak negatifnya, sehingga menciptakan masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi semua.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image