Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Faniya Putriani

Melestarikan Festival Budaya Nanas Madu Pemalang

Historia | 2024-05-27 20:38:52
Pernahkah Anda mendengar tentang festival nanas madu?

Sebagai seorang guru PPKn, penulis yang khususnya berasal dari suku Jawa yang berada di Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa Tengah ini tentu sudah tidak asing lagi dengan festival nanas madu. Festival Nanas Madu merupakan festival yang diadakan di Pemalang (Nadulang) yang disebut dengan Wisata Pura Batur, Desa Bulakan, Kecamatan Belik untuk memperkenalkan ratu nanas atau nanas Slandren. Dalam festival tersebut terdapat ritual yaitu ritual Slandrenan (Hari Nanas) berupa pengambilan ratu nanas.

Pj Bupati Pemalang Mansur Hidayat saat membuka acara mengatakan ritual selandrenan merupakan ritual pengambilan ratu pinaepple. Nama Selandrenan diambil dari nama ratu nanas itu sendiri yaitu Selandren Nanas. Nanas Selandren yang merupakan ratu nanas selanjutnya dia adalah nanas madu kualitas terbaik. Nanas jenis ini sangat sulit didapat karena merupakan nanas yang tumbuh dan berkembang dengan sendirinya.

Menurut dia, nanas Selandren biasanya hanya ada beberapa di satu perkebunan nanas. Nanas celandren cenderung menghasilkan buah yang lebih besar dibandingkan nanas lainnya karena tumbuh secara alami dan rasanya lebih manis dibandingkan nanas madu lainnya.

Selain rasanya yang lebih manis dan ukurannya yang lebih besar, nanas celandren menurut Mansur juga memiliki beberapa manfaat yang sangat baik untuk kesehatan tubuh. Manfaat tersebut antara lain mencegah kolesterol, menjaga imunitas tubuh, mencegah kanker, membantu meningkatkan vitalitas dan manfaat lainnya. Dengan banyaknya manfaat dan keistimewaan yang dimiliki nanas ini, maka sangat pantas jika nanas selandren disebut sebagai ratunya nanas madu.

Adapun kegiatan festival ini menurutnya merupakan upaya untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas bahwa di antara buah nanas ada yang disebut ratu nanas yaitu nanas Selandren sehingga dilakukan ritual bernama Selandrenan.

Maka yang ingin penulis sampaikan, hubungan melestarikan budaya ini sebagai guru PPKn sangat baik karena dapat mengenalkan budaya luar. Nanas menjadi ikon bagi Kabupaten Pemalang Jawa Tengah karena daerah tersebut merupakan salah satu penghasil terbesar. dari buahnya. Besarnya nanas yang dihasilkan pun mendorong Murniati untuk menjalankan usaha dengan bahan baku nanas. Festival Nanas Madu di Pemalang mempunyai potensi besar untuk dikaitkan dengan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) dalam upaya pengembangan budaya di luar negeri.

1. Pengembangan Potensi Lokal: Festival Nanas Madu merupakan acara yang mempromosikan produk lokal Pemalang yaitu nanas madu. Dengan menggali potensi lokal tersebut, PPKN dapat membantu dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan budaya dan produk lokal.

2. Pendidikan Nilai Kebangsaan: Melalui PPKN, nilai-nilai kebangsaan seperti gotong royong, kebersamaan, dan cinta terhadap produk lokal dapat ditanamkan pada generasi muda. Festival Nanas Madu dapat menjadi wahana untuk mempererat kecintaan terhadap budaya dan produk lokal.

3. Promosi Pariwisata Dengan memadukan Festival Nanas Madu dengan nilai-nilai PPKN, Pemalang dapat lebih dikenal sebagai destinasi wisata yang memadukan keindahan alam, budaya lokal, dan pendidikan nilai-nilai kebangsaan. Hal ini dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke Pemalang dan mempelajari lebih jauh tentang budaya setempat.

4. Pemberdayaan Masyarakat: Melalui kerjasama Festival Nanas Madu dan PPKN, masyarakat setempat dapat terdorong untuk berpartisipasi aktif dalam mempromosikan dan melestarikan budaya lokalnya. Hal ini dapat menciptakan peluang ekonomi baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dengan memadukan Festival Nanas Madu dengan nilai-nilai PPKN, Pemalang dapat memperkuat identitas budaya lokal dan memperluas pengaruhnya ke luar daerah. Hal ini juga dapat membantu dalam membangun kesadaran akan pentingnya melestarikan warisan budaya dan memperkuat rasa cinta terhadap Indonesia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image