Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nadia Miftakhul Ilmi

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Mahasiswa di Tengah Kesibukan Akademik dan Organisasi

Edukasi | 2024-05-15 19:46:24
Sumber: https://images.app.goo.gl/dS21eTxCvAnrNUAR6

Sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, menjaga kesehatan mental merupakan suatu hal yang penting. Menurut WHO, kesehatan mental diidefinisikan sebagai kondisi di mana seseorang mampu menggunakan kapasitas dirinya secara optimal, seperti mampu mengatasi stres dalam kehidupan, berkerja dengan efisien, dan mampu memberikan kontribusi positif kepada lingkungannya (Smith & Myriam, 2013). Menurut penelitian yang dilakukan Huang pada mahasiswa menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami masalah kesehatan mental emosional.

Masalah tersebut kemudian dapat muncul akibat tekanan yang ditimbulkan oleh kegiatan organisasi dan akademik di saat yang bersamaan. Kesehatan mental yang terabaikan dapat memberikan dampak buruk bagi diri seorang mahasiswa. Oleh karena itu, penting untuk memahami permasalahan ini dan membuat langkah-langkah untuk menjaganya.

Pertama-tama, penting untuk mengerti bahwa menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Hal tersebut karena menghadapi masalah akademik dan organisasi pada saat yang bersamaan dapat menimbulkan stress dan kecemasan. Kesehatan mental yang baik sangat penting bagi mahasiswa untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka, mengembangkan bakat dan potensi mereka, serta memperkuat iman mereka kepada Tuhan (Dewi, 2012).

Selanjutnya, kualitas tidur mempunyai hubungan yang signifikan dengan kesehatan mental mahasiswa di tengah kesibukan akademik dan organisasi. Tidur yang baik dapat membantu kesehatan fisik dan mental seperti meningkatkan konsentrasi, daya pikir, dan kemampuan untuk melakukan aktivitas. Secara tidak langsung, meningkatkan kualitas tidur meningkatkan kesehatan fisik dan mental (Adiyatma, 2022). Buruknya kualitas tidur dapat berpengaruh serius terhadap kesejahteraan mahasiswa termasuk kesehatan mental, fisik, dan kognitif (Choir, 2018).

Mahasiswa menempatkan masalah tidur sebagai penyebab nomor dua kesulitan dalam prestasi akademik mereka, dan stres adalah penyebab nomor satu. Oleh karena itu, tingkat stres yang lebih tinggi berkorelasi langsung dengan kualitas tidur yang buruk (Herawati & Gayatri, 2019). Mahasiswa sebaiknya dapat memperhatikan kualitas tidur mereka dengan baik dan berusaha mengelola tekanan akademik dengan mengatur stress dan waktu agar tidak berdampak pada kualitas tidur mereka.

Selain itu, penting juga untuk mengatur skala prioritas dengan baik karena memiliki hubungan dengan kesehatan mental di tengah kesibukan organiasi dan akademik. Dengan membuat skala prioritas, seorang mahasiswa dapat memprioritaskan apa yang sebaiknya mereka lakukan dan fokus pada hal-hal yang paling penting, Hal tersebut dapat membantu mengurangi stress dan terburu-buru yang kemudian dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental seorang mahasiswa, Mengatur skala prioritas juga dapat membantu dalam mengelola waktu dan energi dengan lebih baik yang sangat penting untuk kesehatan mental. Hal tersebut memungkinkan seorang mahasiswa untuk memiliki lebih banyak waktu melakukan aktivitas yang menyenangkan dan relaksasi.

Tak kalah pentingnya, dukungan emosional dari teman dan keluarga berperan perting terhadap kesehatan mental di tengah kesibukan organisasi dan akademik. Menjalin hubungan yang sehat dengan teman dan keluarga dapat membantu mereka mengurangi beban dan rasa sendirian serta memberikan kesempatan untuk saling berbagi pengalaman. Hal tersebut dapat diiringi dengan melakukan aktivitas atau hobi yang disukai untuk dapat membantu merefresh pikiran di tengah kesibukan.

Terakhir, seorang mahasiswa dapat meminta bantuan kepada seorang profesional apabila merasa tidak mampu untuk mengatasi beban yang diembannya. Meminta bantuan kepada seorang profesional merupakan bentuk self-care yang sangat penting. Seorang profesional dapat membantu memberikan saran atau jalan keluar terhadap permasalahan yang sedang kita hadapi. Ketika dirasa perlu bantuan seorang profesional, tidak ada alasan untuk merasa malu atau menunda untuk melakukannya.

Dapat disimpulkan bahwa menjaga mental sangat penting untuk dilakukan di tengah kesibukan organisasi dan akademik. Hal tersebut juga merupakan tanggung jawab seorang mahasiswa untuk selalu memperhatikannya. Dengan menjaga kualitas tidur yang cukup, mengatur skala prioritas dengan baik, memperoleh dukungan emosional dari teman dan keluarga, serta mencari bantuan kepada seorang profesional apabila diperlukan, kita sebagai mahasiswa dapat menjaga kesehatan mental dengan lebih baik.

Referensi:

Choir, W. R. (2018). Hubungan tingkat stress dan kualitas tidur pada mahasiswa kedokteran dan mahasiswa akuntansi Universitas Sumatera Utara tahun 2018. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Herawati, K., & Gayatri, D. (2019). The correlation between sleep quality and levels of stress among students in Universitas Indonesia. Enfermería Clínica, 29, 357–361. https://doi.org/10.1016/j.enfcli.2019.04.044

Dewi, K. S. (2012). Buku ajar kesehatan mental. In UPT UNDIP Press Semarang. http://eprints.undip.ac.id/38840/1/KESEHATAN_MENTAL.pdf

Smith, H., & Myriam, F. (2013). Promoting youth mental health through the transition from high school – Literature review and environmental scan, (April).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image