Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nadya Orlyn Pratista

Beauty Privilege di Dunia Kerja: Peluang dan Tantangan

Info Terkini | Friday, 10 May 2024, 21:27 WIB
Sumber : shutterstock.com

Pada zaman sekarang penampilan seringkali menjadi topik perbincangan di masyarakat, terutama penampilan seorang wanita. Perbincangan tentang penampilan menyebabkan munculnya standar kecantikan di Indonesia yang membuat sebagian besar wanita merasa harus mengikutinya agar mereka percaya diri. Jika bukan wanita yang berkulit putih, berhidung mancung, bermata lebar, dan bertubuh langsing maka wanita tersebut merasa tidak percaya diri. Ekspektasi buruk yang dibangun oleh masyarakat membuat wanita sering merasa insecure. Wanita seringkali merasa kurang terhadap apa yang telah mereka miliki, mereka selalu menganggap orang lain lebih cantik dari dirinya dan merasa ketinggalan terhadap hal-hal yang sedang disukai oleh masyarakat.

Pandangan masyarakat terhadap seseorang yang memiliki paras cantik memunculkan beauty privilege. Beauty privilege adalah hak istimewa atau perlakuan istimewa dari orang lain kepada seseorang yang memiliki paras cantik. Beauty privilege memberikan keuntungan bagi orang yang memilikinya, sehingga orang tersebut lebih didengarkan, mendapatkan hak istimewa, dan lebih dihargai. Sedangkan bagi mereka yang memiliki ciri fisik yang tidak sesuai dengan standar kecantikan di masyarakat akan mendapatkan perlakuan yang kurang baik.

Beauty privilege memiliki pengaruh di dunia kerja. Beauty privilege dapat membuka jalan bagi perempuan tertentu, dan menutup jalan bagi perempuan-perempuan lainnya. Memang tidak semua pekerjaan menggunakan kecantikan sebagai standar seseorang bisa menduduki jabatan tertentu, namun fenomena tersebut seringkali terjadi di beberapa pekerjaan yang berhubungan langsung dengan masyarakat, seperti SPG, barista, pramugari, teller, dan pekerjaan-pekerjaan lainnya.

Sebuah studi pada tahun 2021 meneliti stereotip bahwa “kecantikan itu baik” dan menemukan bahwa individu yang menarik dianggap memiliki lebih banyak sifat moral dibandingkan individu yang tidak menarik. Penelitian juga menunjukkan bahwa individu yang menarik dianggap lebih dapat dipercaya dibandingkan orang lain. Penampilan fisik yang baik dapat mempengaruhi aspek dalam perekrutan tenaga kerja. Orang yang memiliki penampilan menarik juga bisa mendapatkan gaji yang lebih tinggi karena penampilan yang baik memiliki pandangan positif dari atasan atau pemberi kerja. Selain berhubungan dengan pekerjaan dan gaji, beauty privilege dapat meningkatkan kepercayaan diri seorang perempuan sehingga mereka berani mengambil peluang yang ada di tempat kerja, mereka juga lebih berani berbicara di hadapan umum sehingga hal tersebut membantu meningkatkan personal branding.

Beauty privilege memang memiliki kelebihan bagi wanita yang memilikinya, namun penelitian menunjukkan bahwa wanita berpenampilan menarik dapat mengalami disonansi kognitif atau konflik mental ketika mereka mendapatkan keuntungan dari hak istimewa, karena mereka mungkin secara bersamaan menghadapi penghinaan, permusuhan, dan kurangnya empati karena kelebihan mereka, sehingga menyebabkan penurunan kesehatan mental mereka. Walaupun mereka dianggap penting, mereka bisa saja didevaluasi oleh pihak lain karena alasan yang sama. Selain itu, terlalu mengandalkan penampilan membuat wanita tidak bisa menunjukkan kompetensi diri yang sebenarnya. Mereka akan kesulitan apabila penampilan mereka yang menarik akan berubah seiring dengan bertambahnya usia.

Pada intinya, beauty privilege itu nyata dan sering terjadi di lingkungan sekitar kita terutama dalam dunia pekerjaan. Penampilan yang menarik dapat mempengaruhi cara pandang orang lain terhadap diri kita, karena penampilan adalah hal yang pertama kali terlihat oleh orang lain. Meskipun begitu, jangan pernah menjadikan beauty privilege sebagai standar utama kepercayaan diri kita. Karena penilaian yang diutamakan dalam dunia kerja adalah kepribadian, keterampilan, kemampuan berinteraksi dengan orang lain, dan pengalaman kerja yang kita miliki. Kita harus selalu menghargai dan menghormati orang lain, karena apabila kita ingin dihargai dan dihormati, maka kita juga harus melakukan hal tersebut kepada orang lain. Beauty privilege memang ada, namun kepribadian yang baik tetaplah utama.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image