Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Novia Fitria fazzra

Upaya Pentingnya Perlindungan Mengurangi Penggunaan Plastik Sekali Pakai

Edukasi | Thursday, 02 May 2024, 21:33 WIB
https://images.app.goo.gl/h94aJvaeMdga7BRa8

Tak bisa di pungkiri,penggunaan produk plastik sekali pakai telah menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap lingkungan hidup.Baik plastik maupun mikro plastik,yang sekarang ada di mana-mana.istilah "plastisphere"dalam habitat mikroba laut telah disematkan sebagai pengingat akan ancaman kebaikan plastik di lingkungan hidup.
Sebagian besar masyarakat Indonesia yang menggunakan plastik dalam setiap aktifitasnya,cenderung tidak pernah memikirkannya,dimana sampah plastik dan mikro plastik yang dihasilkanya akan berakhir.Puntung rokok misalnya,yang filternya mengandung serat plastik kecil merupakan jenis sampah plastik yang paling banyak di temukan di lingkungan,Kemasan-kemasan bungkus makanan ,botol plastik,tutup botol plastik,tas belanjaan plastik,sedotan plastik,adalah barang paling umum yang kita jumpai di setiap harinya.
Persoalan Pastik adalah permasalahan lingkungan global.Menurut laporan yang diterbitkan oleh UNEP pada tahun 2021, total jumlah produksi plastik di seluruh Indonesia atau dunia pada tahun 2017 mencapai 438 juta ton. Ironisnya, hanya sekitar 12% dari total plastik yang diproduksi kemudian di bakar dan hanya sekitar 9% saja yang didaur ulang.Sisanya diyakini berakhir di tempat pembuangan sampah atau di lingkungan di sekitar kita,termasuk di lautan. Tanpa kita sadari yang masuk kedalam ekosistem perairan diperkirakan meningkat menjadi hampir tiga kali lipat, dari yang sebelumnya sekitar 11 juta ton pada tahun 2016 akan akan menjadi sekitar 12 juta ton pada tahun 2040
Sampah plastik telah menyebar mencemari sumber-sumber mata air, seperti sungai dan danau. Secara global, tak kurang dari 1,000 sungai menjadi penampungan sampah plastik,dan menjadi penyumbang pencemaran dan lautan .

Sebuah studi tentang polusi plastik laut oleh GIRD-Arendal,mitra UNEP, menunjukkan, bahwa empat ekosistem pesisir, seperti mangrove, lamun, rawa, asin/pasang di pesisir pantai dan terumbu karang, sedang menghadapi beban polusi plastik dari darat karena letaknya yang dekat dengan sungai. Padahal keempat ekosistem tersebut menyimpan karbon paling banyak dan berpungsi sebagai penghalang alami terhadap naiknya permukaan air laut dan badai. Semakin banyak kerusakan yang kita lakukan terhadap laut dan wilayah pesisir kita, semakin sulit bagi ekosistem ini untuk mengimbangi dan tetap tanggung terhadap perubahan iklim. Maka dari itu kita harus menjaga dan merawat lingkungan kita dan mengurangi sampah atau kantong belanja pelastik sekali pakai biar kita dapat membantu mengurangi polusi di laut dan melindungi kehidupan laut. Selain itu, dengan mendaur ulang sampah plastik, kita dapat menghemat sumber daya alam dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image