Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Suko Waspodo

Memengaruhi Perilaku Konsumen dengan Musik

Eduaksi | Thursday, 02 May 2024, 18:58 WIB
Sumber gambar: Storeplay

Bagaimana musik dapat mengubah emosi, sikap, dan perilaku konsumen?

Poin-Poin Penting

· Musik secara tidak sadar dapat memengaruhi suasana hati dan perilaku pembelian seseorang.

· Musik bertempo lambat mempengaruhi pelanggan untuk tinggal lebih lama di restoran.

· Musik lambat cenderung mengurangi kecepatan berpikir, sehingga memungkinkan pertimbangan yang lebih cermat.

Musik banyak digunakan untuk memotivasi perilaku manusia dan mempengaruhi pola pikir. Musik latar memainkan peran penting dalam kehidupan kita sehari-hari (makan, minum, berbelanja, dan mengemudi). Ini adalah isyarat lingkungan penting yang mempengaruhi emosi, sikap, dan perilaku konsumen. Musik secara tidak sadar dapat memengaruhi suasana hati dan perilaku pembelian kita.

1. Tempo Musik

Suasana hati dan makna yang disampaikan oleh musik ditentukan oleh fitur musik seperti nada, timbre, dan tempo. Diantaranya, tempo musik merupakan ciri terpenting yang mempengaruhi ekspresi musik. Tempo adalah kecepatan memainkan sebuah musik.

Studi penelitian menunjukkan bahwa tempo musik latar memengaruhi kecepatan tindakan konsumen. Misalnya, mendengarkan musik bertempo cepat mempercepat kecepatan orang makan, berjalan, dan mengemudi (mereka merasa lebih terburu-buru). Konsumen menghabiskan lebih banyak waktu di toko kelontong ketika musik latar lambat saat mereka menelusuri berbagai produk.

2. Efek Cat Dasar

Musik dapat membangkitkan pemikiran dan asosiasi tertentu. Misalnya, sebuah penelitian memperkenalkan musik Prancis atau musik Jerman kepada pelanggan di bagian minuman supermarket. Hasilnya menunjukkan bahwa penjualan wine Prancis melebihi wine Jerman saat musik Prancis dimainkan, sedangkan wine Jerman terjual lebih banyak daripada wine Prancis saat musik Jerman dimainkan. Jenis wine yang mereka beli dipengaruhi oleh musik yang diputar. Namun, mayoritas pelanggan menyangkal bahwa jenis musik yang diputar memengaruhi pilihan wine mereka.

Jadi, gaya musik yang berbeda menimbulkan atmosfer yang sangat berbeda. Musik pop mungkin menimbulkan persepsi bahwa kedai kopi itu ramai dan berjiwa muda, dan musik klasik mungkin menimbulkan persepsi bahwa kafe itu berkelas dan canggih.

3. Persepsi Waktu

Musik adalah stimulus emosional yang kuat yang mengubah hubungan kita dengan waktu (musik dapat mengubah “jam waktu”). Waktu memang terasa cepat berlalu ketika mendengarkan musik yang menyenangkan. Mendengar musik yang menyenangkan sepertinya mengalihkan perhatian dari pemrosesan waktu.

Efeknya tampak lebih besar pada musik yang menimbulkan gairah rendah (tenang) dengan tempo lambat. Misalnya, musik digunakan di ruang tunggu untuk mengurangi durasi subjektif dari waktu yang dihabiskan untuk menunggu atau di supermarket untuk mendorong orang agar tinggal lebih lama dan membeli lebih banyak. Musik membuat pekerja senang ketika melakukan pekerjaan yang berulang-ulang dan membosankan. Oleh karena itu, situasi yang menimbulkan kecemasan, seperti ujian, pemeriksaan gigi, atau konteks kerja, dapat memperoleh manfaat dari kehadiran musik.

4. Preferensi Musik

Orang cenderung lebih menyukai musik yang tidak terlalu rumit (sulit diikuti) dan juga tidak terlalu sederhana (terlalu mudah ditebak). Kenikmatan tertinggi dikaitkan dengan nilai-nilai perantara. Artinya, stimulus tersebut bersifat menarik secara optimal tanpa menjadi terlalu sederhana (menimbulkan kebosanan) atau terlalu rumit (membingungkan). Artinya, musik yang terlalu sederhana atau terlalu familiar cenderung dianggap membosankan, sedangkan musik yang terlalu rumit atau asing cenderung tidak dapat dipahami. Keduanya akan menyebabkan hilangnya minat dan kesukaan.

5. Pengambilan Keputusan

Musik memiliki komponen emosional yang kuat yang dapat memengaruhi pengambilan keputusan. Bukti menunjukkan bahwa gairah tinggi yang disebabkan oleh musik dapat membuat orang merasa tidak sabar dalam menentukan pilihan seiring berjalannya waktu. Misalnya saja, kebahagiaan yang disebabkan oleh musik atau emosi yang membangkitkan gairah tinggi membuat orang menganggap penundaan sebagai sesuatu yang lebih lama dan dengan demikian membuat mereka lebih memilih imbalan yang lebih kecil namun segera. Sebaliknya, musik yang lebih lambat dan lebih santai dapat meningkatkan kehati-hatian. Mendengarkan musik lambat mungkin bermanfaat untuk akurasi karena memperlambat kecepatan berpikir, sehingga memungkinkan pertimbangan yang lebih cermat.

Singkatnya, musik dapat mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kesan pelanggan terhadap lingkungan bisnis. Tidak ada satu jenis musik yang “tepat” untuk semua lingkungan. Persoalan utamanya adalah bagaimana memilih musik yang menjawab tujuan pemasaran paling penting untuk setiap situasi individu. Misalnya, jika tujuannya adalah membalikkan keadaan lebih cepat dan menampung lebih banyak pelanggan, biasanya digunakan musik yang lebih cepat. Namun, pada saat sepi, masuk akal untuk memutar musik lebih lambat dengan harapan pelanggan akan tinggal lebih lama dan menghabiskan lebih banyak uang.

***

Solo, Kamis, 2 Mei 2024. 6:54 pm

Suko Waspodo

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image