Berburu Hujan, Sebuah Antologi
Sastra | 2024-04-16 14:16:14Berburu Hujan, sebuah Antologi
====
Sejak 2020 lalu saya berupaya menyusun serangkaian puisi dengan tema hujan. Hampir hampir saya akan meminta eyang Sapardi untuk pengantar. Tapi tidak kesampaian. Beliau sudah berpulang.
Ini semacam eksperimen atas karya puisi sebagai seni kata dan impresi. Ada banyak judul terkait tema hujan ini. Misal, baju hujan. Sejarah hujan. Mata hujan, Berburu hujan, kamus hujan. Kisah hujan, Surat Hujan. Membaca hujan. Nasib hujan, dst.
Awalnya saya berencana Kamus Hujan sebagai judul antologi. Akhirnya menjadi Berburu Hujan, karena lebih teknis dan dinamis. Sampai sekarang masih dalam penggarapan akhir.
Puisi puisi tersebut telah tayang sebagian besar di portalsatu aceh,kompasiana dan retizen. Semoga tak lama lagi akan jadi antologi utuh.
Memang, untuk penerbitan puisi memang butuh perjuangan ekstra, untuk itu saya berupaya mencari tema dan struktur baru dalam penyajian puisi puisi tersebut.
Saya percaya setiap bait puisi itu akan menemukan sejarahnya sendiri dan tetap menjadi alternatif.
=====
Contoh....
(Membaca Hujan)
aku adalah pengupan panjang di tenda tenda lembab pengungsian, dihadang banjir bandang dan kesepian postmodern. aku turun menimpa atap atap rumah, ke lembah lembah, melewati tebing dan sungai sungai.
Di sana, anak anak bermain hujan, tepatnya, mereka memainkan jemari jemari hujan yang kadang tajam dan kasar......... (retizen)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.