Iskazikro Chaska

    FOLLOW  

Tantangan Ekonomi Islam Pasca Pandemi Covid-19

Bisnis | Tuesday, 16 Apr 2024, 13:20 WIB

Ekonomi islam mulai berkembang sejak masa ekonomi klasik pada tahun 738 M – 1932 M yang ditandai dengan kemunculan pemikiran-pemikira para tokoh ternama seperti Abu Yusuf dengan Kitab Al-Kharaj dan Abu Ubaid Al-Qosim dengan kitab Al-Amwal. Kemudian pada tahun 1058 M – 1466 M, perkembangan ekonomi ini berlanjut yang diwarnai oleh pemikiran dari Ibn Khaldun dalam kitab Muqaddimah. Dan sampai saat ini kita bisa merasakan perkembangan ekonomi islam yang begitu pesat, dimana dalam dua dekade terakhir, ekonomi dan keuangan islam mengalami perkembangan pesat baik secara global maupun nasional.

The 2018/2019 State of the Global Islamic Economy Report melaporkan bahwa total pengeluaran global untuk makanan Islami dan gaya hidup halal pada tahun 2017 mencapai $2,1triliun dan diperkirakan akan terus tumbuh hingga $3 triliun pada tahun 2023. Faktor utama yang diperkirakan akan mempengaruhi perkembangan ini adalah pertumbuhan populasi Muslim di dunia. Pada 2017, populasi Muslim dunia mencapai 1,84 miliar.

Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 27,5% dari total populasi dunia pada tahun 2030. Pertambahan jumlah penduduk tersebut tentunya akan meningkatkan permintaan produk dan jasa halal secara signifikan. Meskipun, pandemi diperkirakan akan mengakibatkan penurunan 8% belanja Muslim global pada tahun 2020 untuk sektor ekonomi Islam. (Dian Rizqi, 2022).

Namun kehadiran Pandemi COVID-19 kemarin cukup mempengaruhi pertumbuhan ekonomi islam, salah satunya di Indonesia. Dimana tercatat, sebanyak 6,7 juta kasus yang terjadi di Indonesia, 161 ribu diantaranya meninggal dunia. Yang mana hal ini tidak hanya berdampak pada kondisi kesehatan masyarakat saja, akan tetapi juga mengancam sektor ekonomi negara. Hal tersebut dibuktikan dari kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebelum pandemi berada pada 5,02 persen. Setelah terjadi pandemi, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi terparah yang terjadi pada tahun 2020 mencapai minus 2,07 persen. Dan hal tersebut ikut berdampak kepada sektor ekonomi islam di Indonesia.

Tetapi kini Ekonomi islam di Indonesia mulai kembali pulih. Karena seperti yang kita ketahui, ekonomi islam memiliki potensi yang begitu besar di Indonesia, salah satunya yaitu Indonesia memiliki populasi muslim terbesar di dunia, selain itu pemerintah juga mendukung perkembangan ekonomi islam ini dengan kebijakan – kebijakan yang dibuatnya belakangan ini. Namun dibalik segala potensi yang ada tetap ada tantangan atau faktor penghambat akan perkembangan ekonomi islam ini, pertama, yaitu minimnya pengetahuan masyarakat akan ekonomi islam sehingga menimbulkan keraguan dalam praktek sistem ekonomi islam ini, kemudian juga perkembangan teknologi yang begitu pesat juga menjadi salah satu tantangan ekonomi islam pasca pandemi Covid 19, dimana sektor ekonomi islam harus bisa melakukan transformasi digitalisasi yang sesuai dengan syariah, demi mengakselerasi perkembangan ekonomi islam yang berkelanjutan.

(Ditulis oleh Iskazikro Rahmat, Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UB)

Daftar Pustaka

Prandawa, M. C., Jubba, H., NB, F. R., & Wardani, T. U. (2022). Perkembangan Ekonomi Islam Di Indonesia: Antara Peluang Dan Tantangan. Jurnal Istiqro, 8(1), 29-47.

Karneli, O., Ayesha, I., & Cakranegara, P. A. (2023). Transformasi Era Digitalisasi Dalam Pemulihan Ekonomi Islam Pasca Pandemi Covid 19. al-Afkar, Journal For Islamic Studies, 6(1).