Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhamad Tegar Fadhlurrahman

Kekuasaan dan Konflik Dalam Kepemimpinan

Politik | Sunday, 16 Jan 2022, 00:44 WIB

PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Menurut Kadarusman (2012) kepemimpinan (Leadership) dibagi tiga, yaitu:

(1) Self Leadership, Self Leadership yang dimaksud adalah memimpin diri sendiri agar jangan sampai gagal menjalani hidup.

(2) Team Leadership, dan

(3) Organizational Leadership.

Kepemimpinan (leadership) merupakan seseorang yang dapat memengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

PENGERTIAN KEKUASAAN

Definisi kekuasaan menurut Peter M. Blau adalah suatu kemampuan yang dilakukan oleh orang-orang atau kelompok-kelompok untuk memaksakan kemauan mereka pada pihak lain, contohnya apabila ada yang menolak kemauan mereka maka akan dilakukan pemaksaan bisa dalam bentuk menahan imbalan yang diberikan atau dalam bentuk hukuman meskipun kedua bentuk tersebut pada hakikatnya merupakan sanksi negatif. Kekuasaan (power) seringkali diartikan sebagai pengaruh (influence) atau otoritas (authority).

PENGERTIAN KONFLIK

Menurut Dahrendof, konflik adalah “structural” dalam kehidupan dilingkungan sosial yang kemudian adanya kegagalan sosiologi, sebagai ilmu, sama halnya dengan kegagalan ilmuwan sosiologi memberikan penjelasan tentang konflik sebagai bagian dari fenomena sosial. Dahrendof mengusulkan model dialektis tentang konflik sosial dengan menekankan pada pentingnya peran sebuah kewenangan dan kekuasaan (power).

KONSEP KEKUASAAN DAN KONFLIK KEPEMIMPINAN

Konsep kekuasaan berkaitan dengan kepemimpinan, karena merupakan bagian dari proses pengaruh. Daya adalah kapasitas atau potensi untuk mempengaruhi. Orang memiliki kekuatan ketika mereka memiliki kemampuan untuk mempengaruhi keyakinan, sikap, dan tindakan orang lain.

Dalam organisasi tidak semua asosiasi menyadari kepentingan mereka yang nantinya menggerakkan sebuah konflik. Bagi kepentingan asosiasi yang masih terpendam atau belum menyadari konflik, maka hal itu disebut kepentingan laten (latent interest), sementara kepentingan yang disadari disebut kepentingan manifest (manifest interest).

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN KEKUASAAN

Hubungan pemimpin dan kekuasaan adalah ibarat gula dengan manisnya, ibarat garam dengan asinnya. Dua-duanya tak terpisahkan. Kepemimpinan yang efektif (effective leadership) terealisasi pada saat seorang pemimpin dengan kekuasaannya mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Ketika kekuasaan ternyata bisa timbul tidak hanya dari satu sumber, kepemimpinan yang efektif bisa dianalogikan sebagai movement untuk memanfaatkan genesis (asal usul) kekuasaan, dan menerapkannya pada tempat yang tepat.

KONFLIK DALAM KEPEMIMPINAN

Sebuah konflik dalam proses kepemimpinan merupakan hal yang wajar karena tiap anggota pasti memiliki kepribadian yang berbeda-beda sehingga kadang kala dalam proses menjalankan tugas dan kewajiban antar angoota memiliki konflik satu sama lain.

Menurut Hendricks W. (1992) munculnya pemicu konflik ada dalam tiga tahapan:

1. Dalam Kegiatan Sehari-hari

2. Adanya Berbagai macam ancaman

3. Timbulnya Rasa Ingin Menang Dari Orang Lain

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image